Jalan jalan

232 21 1
                                    

HAPPY READING
.

.
JANGAN LUPA VOTE
.
.

§§§

Sebulan telah berlalu kondisi Bian bisa di bilang semakin parah akhir akhir ini sesak yang Bian derita semakin bertambah sesak.

Entah apa penyebabnya padahal aktifitas Bian pun tidak seberat sebelumnya bahkan berjalan pun Bian hanya kadang kadang karena selalu di gendong Surya kalau tidak Bagas yang selalu ada di sampingnya

Seperti sekarang ini Bian yang di gendong Bagas sedang berjalan ke arah gazebo yang di tengah tengah taman

Terlihat Raden yang masih memakai seragam sekolah nya sedang duduk sembari meminum segelas teh dengan buku di pangkuan nya,merasa seseorang mendekatinya Raden berbalik dan menatap manik indah Bian

Raden yang melihat orang yang sedari tadi ia tunggu pun segera beranjak untuk lebih cepat dekat dengan adiknya itu

Setelah keduanya dekat dengan segera Raden membawa Bian dari gendongan Bagas,Bagas yang mendapatkan perlakuan seperti itu hanya pasrah dan memberikan tubuh tuan mudanya

"Adik apa kabar mu baik"tanya Raden sembari berjalan ke arah gazebo

"Dokter bilang kondisi Bian sekarang lebih baik dari kemarin kemarin dan Bian biasa melukis lagi di taman"  jawab Bian sebari menerima kue kering yang Raden sodorkan

"Benarkah itu Bian tidak berbohong kan?"tanya Raden memastikan

"Bian benar benar berkata jujur loh kalau tidak percaya tanyakan saja pada Bagas"jawab Bian

Raden pun menengok kearah Bagas memastikan  bahwa perkataan adiknya itu Bagas yang peka akan respon tuan sulungnya hanya mengangguk kan kepala

"Kalau begitu kemarin kemarin apa yang Bian lakukan ? kakak ingin sekali mendengar cerita keseharian yang di lakukan Bian" ucap Raden

Tidak di pungkiri kenapa Raden berucap seperti itu karena Raden selama dua Minggu setelah kejadian Bian di kamarnya dulu Raden mendapatkan tugas dari ayahnya untuk pergi ke kota sebelah dan menyelesaikan masalah di perusahaan yang baru baru ini Surya bangun

Sebelum nya Surya juga bisa sih menyelesaikan nya sendiri hanya saja untuk meninggalkan anak bungsunya itu terlalu berat rasa khawatir selalu datang tiba tiba padahal anaknya itu ada di hadapannya

Rasa takut akan di tinggalkan anaknya itu benar benar nyata dan Surya terpaksa menyuruh anak sulungnya itu untuk pergi dan menyelesaikan masalah tersebut

Dan beruntung Raden menerima perintah tersebut serta segera berangkat menyelesaikan tugas dari sang Ayah

Sebenarnya Raden sudah pulang semalam  tetapi Raden tidak langsung pulang melainkan menginap di apartemen dan paginya pergi berangkat sekolah

"Bian tidak melakukan hal lain acara belajar pun ayah liburkan membuat Bian bosan" ucap Bian

"Iya kah kenapa ayah melakukan itu?"tanya Raden

"Ayah bilang Bian harus fokus dulu dengan pengobatan yang Bian jalani sekarang,jadi ayah memberhentikan guru untuk datang memberi Bian pelajaran" jawab Bian

"Emang kapan lagi Bian di periksa kembali?"

"Kata Bagas dua hari ke depan jadwal Bian bertemu dengan pa dokter "

"Bagai mana kalau sekarang kita jalan jalan" ajak Raden

Bian yang menderang itu seketika berbinar

"Jalan jalan?"tanya Bian memastikan

"Iya jalan jalan"

"Tapi nanti ayah marah, bagaimana?" Tanya Bidan khawatir

"Tenang saja kakak sudah meminta izin kepada ayah untuk membawa Bian jalan jalan"

"Kalau begitu ayo kak kita jalan jalan sekarang " ucap Bian antusias

Raden yang melihat binar bahagia dari adiknya itu seketika tersenyum dan segera menggendong adiknya dan pergi dengan Bagas membuntuti dari belakang

°°

Kalian benar benar tidak merindukan Bian kah....


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bian's Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang