Bab 1

24 6 2
                                    

15 Juni 2017

Merupakan tahun ajaran baru Nasional, dimana seluruh sekolah kembali memasuki masa pembelajaran setelah libur semester genap.

Salah satu sekolah elit di Jakarta yaitu SMA Lintang Gemilang. Disekolah ini terkenal dengan fasilitas nya yang sangat lengkap serta sistem pendidikan yang bagus, bahkan seragam sekolah mereka saja berbeda dari kebanyakan sekolah, dimana biasanya seragam SMA itu putih abu sedangkan disekolah ini memiliki seragam putih dan celana hitam.

Walaupun sekolah ini terkenal elit dan favorit, akan tetapi perundungan marak terjadi disini. Kesenjangan sosial dan senioritas menjadi faktor terbesar yang menyebabkan terjadinya perundungan dan pembullyan.

Seperti seorang anak baru yang tengah makan di kantin. Ia tiba-tiba dihampiri oleh 3 anak yang merupakan anak kelas 11.

"Heh lu anak baru, siapa yang nyuruh lu makan disini!" Ucap salah satu pembully yang memiliki badan paling kurus diantara mereka bertiga.

Si kurus itu bernama Lutfi alamsyah murid kelas 11 IPA 2, dia memiliki sikap yang agak slengean dan suara yang cempreng. Namun meskipun begitu dia memiliki fisik yang cukup rupawan sehingga banyak disukai kaum wanita.

Si anak baru hanya bisa terdiam, Ia baru sadar jika disekelilingnya tidak ada anak baru yang makan di kantin, ia bisa tahu karena ia adalah satu satunya yang memakai seragam SMP.

"Ma..maaf kak sa..saya lupa bawa bekel." Ujar si anak baru dengan terbata bata.

Salah satu dari ketiga pembully itu mulai berdecik kesal, dia langsung menarik kerah si anak baru.

"Lu goblok apa gimana hah? Anak belet kayak lu itu harus dikasih pelajaran!"

  Yang mencekik anak baru adalah Vino Agratama murid kelas 11 IPA 2 sekelas dengan lutfi. Ia memiliki tubuh yang berisi, rambut nya yang agak jambul serta perawakan nya yang garang sukses membuat si anak baru ketakutan.

Sementara yang memiliki badan paling kekar dari diantara mereka hanya melipat tangan dan tersenyum melihat perundungan yang dilakukan oleh kedua rekannya itu.

Gilang Agratama merupakan siswa kelas 12 IPS 3. Dia pemimpin dari dari para gangster di sekolah ini sekaligus kakak dari Vino.

Gilang adalah anak dari seorang pengusaha kopi yang kaya raya sekaligus donatur yang rutin memberikan dana untuk sekolah ini. Hal itulah yang membuat dia menjadi sosok yang ditakutin dan seperti kebal dari segala bentuk hukuman di SMA Lintang Gemilang.

Vino masih menggenggam erat kerah si anak baru yang membuat nya semakin ketakutan. Wajah seram Vino dan tangannya yang berurat seakan siap mengantam nya kapanpun.

Di situasi ini bahkan dia hampir mengompol, ia melirik sana-sini melihat seluruh siswa berharap ada yang dapat menolong nya dari situasi ini. Akan tetapi nihil, mereka semua terlalu takut untuk ikut campur jika itu berurusan dengan Agratama bersaudara, bahkan seorang Guru pun bisa dipecat jika mereka berkehendak.

"Heh bocah lu bisa makan disini berarti duitlu banyak ya?"

"En..enggak bang saya cuma beli bakso doang, trus duitnya sisa 20 ribu buat ongkos pulang."

"Sini lumayan buat beli rokok!" Ucap Lutfi memanas memanasi keadaan.

"G...ga...gak a..da lagi bang" ucap anak baru dengan nada memelas.

Vino melepas cekikkannya lalu menunjukan kepalan tangannya untuk mengancam Si anak baru. Mau tidak mau dia terpaksa mengeluarkan satu satunya uang 20 ribu di sakunya dan Lutfi langsung menarik uang itu dari tangannya.

Mereka bertiga sangat senang melihat wajah Si anak baru yang ketakutan sampai terlihat ingin menangis. Namun hal yang tidak terduga pun terjadi.

Sebuah gelas plastik berisikan minuman tiba-tiba melayang dan tepat mengenai kepala Vino, alhasil membuat air yang ada didalamnya mengenai semua orang yang ada disana.

"Anjing ini siapa yang ngelempar!" Ucap Vino sembari mengelap wajahnya.

"Anjir salah lempar itumah minuman gw, harusnya yang gw lempar yang kosong." Ujar seorang siswa yang berdiri sembari memegangi kaleng kosong di salah satu tangannya.

Semua mata langsung tertuju kepada siswa yang memiliki tubuh yang tinggi serta bentuk tubuh yang atletis serta bentuk rambutnya yang memiliki potongan two block.

"Si bajingan Bintang Anggara!" Gumam Gilang sembari membersihkan tumpahan air yang mengenainya.

Terungkap jika dia adalah Bintang Anggara murid kelas 11 IPA 1. Dia merupakan anak dari seorang Investor sekaligus memiliki perusahaan minyak, dengan kata lain Bintang memiliki status sosial yang setara dengan Agratama bersaudara itulah yang membuatnya berani melakukan hal yang kurang ajar kepada orang yang paling ditakuti disekolah.

"Beraninya sama yang lemah doang lu bertiga malu-maluin banget sih." Ejek Bintang dengan nada yang mengejek.

Bintang melangkah mendekat ke bangku tempat si anak baru duduk, sontak membuat para pembully langsung mundur menjauhinya.

Semua orang yang ada di kantin kini mulai berbisik menganggap pertikaian ini sebagai tontonan yang tidak boleh dilewatkan, hal ini membuat Bintang sangat kesal.

Ia langsung menggeser mangkok bakso yang ada di meja sampai terjatuh dan pecah, sontak hal itu membuat semua orang menjadi terkejut. Bintang menaikan salah satu kakinya keatas meja dan berteriak ke semua orang.

"SEMUA ORANG YANG ADA DISINI MENDINGAN PERGI DARI SINI KALO GAK PENGEN JADI KAYAK MANGKOK ITU!" Bentak Bintang.

Hal itu sukses membuat semua orang melarikan diri bahkan warung yang ada di kantin juga langsung masuk dan menutup gerai mereka.

Bintang menatap kearah anak baru yang makin kebingungan dengan situasi yang panas ini. Ia lantas mengeluarkan 6 lembar uang 50 ribu lalu membantingnya di meja tepat di hadapan si anak baru.

"Cil lu juga ikutan pergi, itu buat gantiin uang yang dipalak sekalian nanti kasih buat ibu kantin soal mangkok baksonya!" Seru Bintang.

Tanpa basa-basi, Anak baru itu pun langsung pergi melarikan diri. Kini di hadapan Bintang hanya ada 3 pembully yang nampaknya sudah sangat marah padanya.

Bintang menunjukan seringai di wajahnya dan menatap mereka bertiga dengan tatapan merendahkan. Hal ini sukses memancing emosi dari ketiga orang itu, terutama Vino yang wajahnya memerah seperti cabai rawit yang sudah matang.

"Kenapa lu pada ngeliatin gue hah? Lu maju bertiga juga kagak ada takutnya gue, tapi si Lutfi jangan disuruh maju nanti tulangnya patah semua." Ejek Bintang.

"Apa lu bilang?!" Lutfi kini mulai naik pitam.

"Banyak Bacot! Gw aja cukup buat ngadepin cecungkuk kayak lu doang mah!" Seru Vino yang sudah tak dapat menahan emosinya lagi.

Dia langsung berlari menerjang kearah Bintang, tapi bintang melakukan tindakan cerdas yaitu menendang meja yang sedang ia pijak sehingga pergerakan Vino terganggu.

Saat fokus Vino terganggu, Bintang langsung mendaratkan sebuah pukulan mentah yang tepat mengenai wajah Vino, sontak hal itu membuatnya terbelalak.

Gilang yang melihat hal itu reflek ingin membantu, tapi Vino memberi sinyal supaya tidak menganggu karena ia ingin mengalahkan Bintang sendirian.

"Ayo dong Vin, ini doang yang lu pelajarin di taekwondo?" Ejek Bintang dengan senyum merendahkan di wajahnya.

"Bakal gue buktikan kalo bela diri gue jauh lebih baik dari eskul Karate sampah lu!" Ujar Vino yang kembali bangkit.

Mereka berdua saling mengambil kuda kuda dan bersiap untuk saling menghajar satu sama lain. Sementara Lutfi dan Gilang hanya menonton perkelahian itu sembari berharap agar Vino bisa menang dan membungkam mulut besar Bintang.

Bersambung......

*****

JANGAN LUPA DI VOTE DI KOMEN DAN DI FOLLOW SUPAYA UPLOAD NYA MAKIN RAJIN.

STAY TUNEE

Ikatan Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang