Love To Hate [2]

130 11 0
                                    

•Blaze X You•

Saat ini [Name] sedang berjalan ke kelas Blaze untuk memberikan makanan yang ia masak, tak sering, namun kalau [Name] sempat [Name] pasti akan memasak makanan untuk Blaze. Namun saat [Name] melewati UKS ia melihat Blaze dan teman-temannya.

[Name] berfikir jika ada salah satu dari mereka yang sakit makanya ia langsung berjalan masuk ke UKS, namun langkahnya terhenti saat melihat Flo tengah berbaring di salah satu ranjang UKS yang dimana dikelilingi oleh Blaze dan teman-temannya. Ntahlah tapi [Name] merasa kalau akhir-akhir ini Blaze sangat dekat dengan Flo.

"Flo, udahlah disini udah ada banyak orang ada temen-temen lo dan temen-temen gua juga, gua harus pergi buat ketemu [Name]" Ucap Blaze risih karna Flo terus bergelayut ditangannya.

"Iiihh gamauu kamu ko gitu? Aku lagi sakit Blaze, kalo kamu ninggalin aku, aku bakalan kasih tau ke [Name] kalo sebenarnya papa kamu yang udah tabrak orang tua [Name]"

Deg!

Rasanya saat itu juga jantung [Name] berhenti berdetak, seketika [Name] merasa kalau udara disekitarnya menghilang. Karna lemas [Name] tak sengaja menjatuhkan makanan hingga akhirnya semua mata tertuju padanya.

"[Name]!" Pekik semua orang.

Air mata menumpuk di pelupuk mata [Name], tangan [Name] dengan sigap menyeka air yang akan mengalir ke pipinya, lalu ia berjalan mendekati Blaze dan yang lainnya.

"Jadi ini alasan kaka mau pacaran sama aku? Kaka pacaran sama aku karna papa kaka yang udah nabrak orang tua aku? Kaka pikir dengan kaka pacaran sama aku itu bisa ngehapus dosa papa kaka sama kedua orang tua aku? HAH? JAWAB KA!!" Bentak [Name].

"Iya jelas lah mana mungkin Blaze pacaran sama lo karna beneran suka sama modelan kayak lo" Ucap Flo.

"Kamu diem! Aku ga lagi ngomong sama kamu" Tegas [Name].

"[Name] dengerin penjelasan kaka dulu" Blaze meraih tangan [Name] namun [Name] segera menepisnya, hati Blaze terasa ngilu.

"Dengerin penjelasan apa lagi ka? SEMUANYA UDAH JELAS KALAU PAPA KAKA ITU PEMBUNUH, kalau kaka pacaran sama aku dengan tujuan agar aku mau maafin papa kaka itu semua sia-sia, karna sampe matipun aku ga bakalan maafin orang yang udah ngebuat hidup aku jadi sengsara" Hancur sudah pertahanan [Name] ia menangis.

"Kaka gatau seberapa susahnya aku buat hidup dari umur 12 tahun tanpa adanya peran orang tua di hidup aku, kaka gatau seberapa susahnya aku nyari uang buat makan, kaka gatau seberapa hancur dan susahnya hidup aku kaka gatauu" Ujar [Name] dengan suara gemetar karna nangis.

"[Name].." Blaze menarik tubuh kecil [Name] dan memeluknya namun [Name] terus memberontak. "[Name] maafin kaka, maafin papa kaka, maafin kaka [Name]"

[Name] tak memperdulikan perkataan Blaze ia terus memberontak hingga akhirnya Blaze terpaksa melepaskan pelukannya. "AKU BENCI KAKA" Setelah itu [Name] langsung berlari dari UKS meninggalkan Blaze yang mematung karna ucapannya.

Salah satu teman Blaze berjalan kearah Blaze lalu mengusap bahu Blaze. "Gapapa, dia cuma shock, mungkin sekarang dia cuma butuh waktu sendiri, kalo keadaannya udah membaik, lo baru samperin  dia dan jelasin semuanya" Jelas teman Blaze namun Blaze tak merespon ia terus menatap kosong kedepan.

Sudah 3 hari semenjak kejadian itu namun sudah 3 hari itu juga [Name] tak masuk sekolah, tentu saja Blaze sangat khawatir. Bahkan saat ini ia sudah berada di depan rumah [Name]. Namun Blaze tak menemukan tanda-tanda kehidupan di rumah [Name], semua lampu rumah mati.

Lalu tiba-tiba seorang ibu-ibu datang menghampirinya. "Ada perlu apa ya dek?" Tanya ibu-ibu itu.

"Pemilik rumah ini kemana ya bu?" Tanya Blaze.

"Loh? Emangnya kamu gatau? Almarhumah [Name] sudah meninggal karna kecelakaan dia hari yang lalu"

Tubuh Blaze membeku mendengar jawaban ibu-ibu itu. "M-meninggal?"

"Iya, katanya si dia stres lalu dia ga nyadar jalan ke tengah jalan terus ketabrak truk, tapi bukan karna ketabrak doang dek, banyak banget luka sayatan di tubuhnya katanya orang-orang sayatannya dalem banget, si beberapa sayatannya kena ama uratnya, ibu yang dengernya aja ngilu" Jelas ibu-ibu.

"Satu lagi, kamu kenal sama yang namanya Blaze? Polisi nemuin kertas ini di rumah almarhumah, siapa tau kamu kenal ibu mau nitip" Tambah si ibu.

"Ah iya bu, saya kenal" Jawab Blaze lalu ibu-ibu itu memberikan kertas yang dimaksud. "Kalo boleh tau almarhumah dikuburkan dimana ya bu?"

"Dari sini kamu lurus aja terus nanti belok kanan lurus lagi nanti belok kiri trus kamu lurus nah nanti kamu ketemu" Jelas si Ibu.

"I-iya bu terimakasih" Lalu ibu-ibu itu langsung pergi dari hadapan Blaze dan Blaze pun langsung melakukan motornya.

•Blaze X You•

Blaze terus melihat batu nisan yang bertuliskan [Name] binti Adrian ternyata benar apa kata ibu-ibu tadi, [Name]nya sudah tidak ada. Tanpa sadar air mata keluar dan membasahi pipinya, hancur? Ya, Blaze sangat hancur.

Tangan Blaze bergerak mengambil kertas di saku bajunya yang ibu-ibu tadi berikan, lalu ia membukanya.

Tuhan, kenapa dunia sangat jahat dan tidak adil pada [Name]? [Name] hanya ingin bahagia tapi kenapa itu sangat susah? "Tuhan tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambanya" Tapi kenapa cobaan [Name] sangat berat? [Name] tidak kuat.

Tuhan tau? 3 bulan yang lalu [Name] dipersatukan dengan seorang lelaki yang saaangaaatt baik, namanya Blaze, selama 3 bulan itu [Name] sangat senang dan bahagia rasanya dunia [Name] kembali berkat Blaze, tapi tadi di UKS [Name] mendapatkan berita yang sangat buruk dan sakit, ternyata Blaze melakukan hal itu hanya untuk membalas dosa ayahnya yang sudah menabrak kedua orang tua [Name], sakit Tuhan rasanya sangat sakit, orang yang [Name] anggap berbeda dari yang lain ternyata sama saja, kenapa [Name] tidak pernah bahagia selamanya? Kenapa harus sementara? Setelah bahagia pasti selalu mendapatkan hal yang saaangaaatt sakit, [Name] benci semuanya, [Name] benci ayah Blaze, [Name] benci Blaze, tapi kenapa di lubuk hati [Name] yang paling dalam [Name] masih ada rasa untuk Blaze? Rasanya [Name] sangat tidak terima.

[Name] benci kaka, tapi [Name] juga sayang kaka, kaka obat untuk [Name] tapi kaka juga racun yang sangat mematikan.

Pecah tangis Blaze setelah membaca surat itu, sungguh, kalau bisa Blaze ingin dia saja yang mati jangan [Name]. Fakta kalau [Name] membencinya sangat sakit untuknya, rasanya dadanya nyeri.

Blaze memeluk nisan [Name]. "[Name] maafin kaka maafin kaka, semuanya salah kaka, maafin kaka, karna kaka kamu semakin menderita [Name] maafin kaka karna udah jadi alasan kamu menderita dan tersiksa di dunia ini maafin kaka, seharusnya kaka yang mati bukan kamu" Isak Blaze dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.

Blaze terus menangis sembari memeluk nisan [Name] hingga tak terasa hujan mulai turun namun ia tak mau berdiri dari duduknya, ia terus menangis hingga malam tiba. Lalu ia berdiri dari duduknya dan pamit pulang pada [Name] masih dengan air mata yang terus keluar dari pelupuk matanya.

Semenjak saat itu, Blaze menjalani harinya dengan penuh rasa bersalah.

End

One Shoot •Bbb X You•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang