PTT~Chapter 09

315 19 7
                                    

∆typo berserakan di mana-mana!∆

Happy Reading:)

∞∞∞

Di ruangan serba putih itu, ada seorang gadis yang sedang berbaring lemah di atas brangkar. Sudah 2 jam gadis itu belum membuka matanya.

"Ay, cepet bangun," ucap orang itu.

"Kamu sebenarnya kenapa, kok tubuh kamu banyak luka gini, sampe tubuh kamu panas banget," ucap orang itu dengan menggenggam salah satu tangan Syifa.

"Cepet bangun ya ay, kami semua menunggu kamu membuka mata," ucapnya lagi dan lagi.

Orang itu adalah Ashana, ketika Ashana sedang perjalanan pulang dia menemukan Syifa yang tak sadarkan diri di sisi jalan dan kini sudah 2 jam menunggu Syifa sadar.

Drettt.... Drettt... Drettt...

Suara handphone Ashana berdering menandakan suara telepon.

{Bi Asih}

"Hallo bi,"

"Hallo non, gimana dengan non Ayna?"

"Belum sadar, bi,"

"Yaallah, bibi akan ke sana sekarang,"

"Jangan bi! Ini udah malam, besok aja bibi ke sininya. Gantian, soalnya aku besok ada rapat di cafe,"

"Tapi non-"

"Udah, Ayna aman sama aku, bibi nurut ya sama aku. Sekarang bibi istirahat, bibi gak boleh begadang,"

"Baiklah non, non Shana juga jangan begadang,"

"

Iya bi"

Tut!

Satu jam kemudian, Syifa membuka matanya perlahan seraya meringis menahan rasa sakit.

"Aku ada di mana ini?" Lirihnya.

Mata Syifa melihat ada seseorang yang sedang tidur dengan memegangi tangannya.

"Kak Shana?" tanyanya bingung.

Matanya kembali menelusuri ruangan itu, 'kayak rumah sakit,' batinnya.

"Ay?" panggil Ashana.

Syifa menoleh dan tersenyum manis, "Kak Shana kok ada di sini?" tanya Syifa.

"Ya, karena kamu tadi pingsan di jalan. Untung ada aku kalau gak ada, gimana? Gak bisa terselamatkan kamu ay," jawab Ashana.

"Bentar kak, aku haus mau minum," ucap Syifa.

"Astaghfirullah, aku sampe lupa, nih," ujar Ashana seraya memberikan minum ke Syifa.

Setelah minum, Syifa memberikannya kembali ke Ashana.

"Kok kaka bisa nemuin aku pingsan?" tanya Syifa.

"Tadi aku lembur di cafe karena ada banyak berkas yang harus di urus, terus waktu di jalan pulang, ketemu kamu yang udah pingsan," Jelas Ashana.

"Owh gitu, makasih ya kak udah bawa aku ke rumah sakit dan maaf udah ngerepotin," ucap Syifa tersenyum.

"Apa sih, gak sama sekali ngerepotin. Udah skip! Sekarang aku yang nanya, kenapa tubuh kamu luka-luka gini? Kepala juga ngeluarin darah," ucap Ashana memicingkan matanya.

Syifa terkekeh, "tidak ada yang perlu di khawatirkan kak, santai aja lagian aku masih hidup kan gak sampe meninggal,"

"Jawab yang bener Ayna," pinta Ashana.

"Aku ngantuk kak, besok aja ceritanya yaa, kakak juga lanjut tidurnya di sofa biar enak, besok kan kakak kerja," ucap Syifa, "good night kak," Lanjutnya.

"Ayna!" geram Ashana, "good night too," lanjutnya.

∞∞∞

Keesokan harinya, Syifa sudah bangun dan Ashana juga sudah berangkat ke Cafe, kini Syifa sendiri di ruangan itu seraya menunggu bi Asih.

"Gimana cerita ke mereka, aku gamau membuat mereka sedih karena nasib aku," gumam Syifa.

"Terus gimana dengan pendidikan aku, sampai di sini atau di teruskan. Tapi mana ada sekolah yang nerima aku setelah mereka melihat berita mitos itu,"

"Kalau masuk pondok pesantren bisa tidak ya?" pikir Syifa, "tapi aku mau mencobanya daftar ke pondok pesantren impian aku, semoga ke terima," lanjutnya.

Tok tok tok...

Pintu itu terbuka menampilkan Bi Asih, "Non Ayna," panggil Bi Asih dengan mata berkaca-kaca.

"Bibi," ucap Syifa tersenyum.

Bi Asih melangkah menuju brangkar dan setelah sampai di sana, bi Asih langsung memeluk tubuh Syifa.

"Sshhh.." ringis Syifa ketika bi Asih menekan punggungnya.

"Eh non kenapa? Apanya yang sakit?" panik Bi Asih seraya melepaskan dekapannya.

Syifa masih meringis menahan perih di pungguhnya dan kebetulan suster dateng.

"Sus, tolong non Ayna dari tadi meringis mulu setelah saya memeluknya," ucap Bi Asih dan di angguki oleh suster itu.

"Mba, tolong mbanya berbalik dulu, agar saya bisa mengobati luka yang ada di punggung mba," ucap suster itu dan Syifa langsung menurut berbalik badan.

Suster itu langsung mengangkat baju Syifa dan langsung mengobatinya.

∞∞∞

TBC!

Sorry dikit, Cha lagi gak mood banget:(

Janlup votmentnya.

Pesantren Tempat Ternyamanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang