PTT~Chapter 10

155 12 6
                                    

Alooo

Jangan lupa votenya ya><

∆typo berserakan di mana-mana!∆

HAPPY READING!!

∞∞∞

Seminggu kemudian, Syifa sudah di perbolehkan pulang, kini sedang menunggu cairan infus itu habis.

Dalam seminggu ini Syifa benar-benar dalam pengawasan dokter dan juga suster, dari luka-luka di punggungnya, demamnya, juga mentalnya. Setelah kejadian itu, Syifa slalu menangis tiba-tiba, teriak tiba-tiba. Dokter pun mengatakan bahwa Syifa trauma.

"Lama banget abisnya," keluh Syifa.

"Sabar, lagian mau ke mana sih," sahut Ashana.

"Kangen rumah," ucap Syifa terkekeh.

"Kan nanti juga tinggal di rumah selamanya kan?" tanya Ashana.

"Gak selamanya juga sih kak, pendidikan aku gimana? Masa mau sampe SMP doang, gak pinter-pinter nanti aku," jawab Syifa.

"Lho? Mau sekolah dimana? Biar kakak daftarin. Lagian gak sekolah juga gapapa kali, kamu kan udah punya usaha sendiri tinggal lanjutkan sampe sukses, rumah juga udah ada," ucap Ashana bingung.

"Kak, meski aku udah punya penghasilan tapi kalo umurnya masih bisa sekolah, kenapa gak di lanjut? Sayang kalo berhenti," ucap Syifa, "kalo untuk daftar, aku aja kak. Kakak fokus di cafe aja kan mau di renov jadi di besarin kan," lanjutnya.

"Yaudah itu terserah kamu, tapi-" ucapan Ashana berhenti karena ragu melanjutkan.

"Kenapa?" tanya Syifa, "oh, tentang sekolah? Aku rencana mau mondok aja kak, karena gak mungkin aku di terima di sekolah lain setelah berita mitos itu, meski udah di hapus tapi tetap aja nama aku udah buruk di semua sekolah," sambungnya lagi seraya tersenyum.

"Kalo mau sekolah biasa, bisa di luar kota kan. Kalo mau nanti biar kakak cari," ucap Ashana.

Syifa menggelengkan kepalanya, "gak usah kak, aku mau mondok aja di kota sebelah," ucapnya.

"Mondok di mana? Nanti sebulan sekali kakak sama bibi jenguk kamu," tanya Ashana.

"Aku belum tau," Syifa terkekeh.

"Kirain udah tau," ucap Ashana, "oiya, tapi kasih jarak dulu buat mulihin kesehatan kamu, baru mondok. Minimal satu bulan," sambung Ashana.

Syifa terkejut, "kak masa iya satu bulan, satu minggu aja lah. Sekarang juga udah sehat kok, tadinya mau senin besok On the way ke pondoknya," ucap Syifa.

"Iya emang udah sehat tapi gimana sama batin kamu? Udah sehat?" tanya Ashana.

"Udah kok, udah gak terguncang lagi mental aku," jawab Syifa.

"Dek, mondok itu harus punya persiapan dan juga tekad yang kuat, iya kakak tau tekad adek emang udah keliatan kuat dan untuk persiapan memang dalam seminggu juga bisa. Tapi, ini kamu baru pulih lho, kakak takut kamu kambuh di sana," jelas Ashana.

Syifa menunduk, "baiklah kak, aku mau pulihin kesehatan aku dulu sebelum ke pondok,"

Ashana tersenyum dan mengusap ujung kepala Syifa dengan sayang.

"Permisi, maaf mengganggu waktunya, saya mau lepas infusan pasien karena sudah habis," ucap suster.

Ashana menyingkir dari sisi brangkar untuk memberi ruang kepada suster itu.

Beberapa menit kemudian, Syifa sudah bisa pulang karena sudah habis cairan infusannya.

"Bisa ngga? Kalo engga bisa pake kursi roda aja," tanya Ashana ke Syifa.

"Bisa,"

∞∞∞

"Yuhuu guys, gue di rumah udah jadi tuan putri satu-satunya," ucap Syafa kepada teman-temannya.

"Wah, congrats yaa," ucap Fara tersenyum.

"Wih hebat langsung terhempaskan," ucap Zerrin terkekeh.

"Mau tau gak waktu dia di seret sama ayah gue, pas nyampe rumah dia langsung di kasih siksaan yang sangat waw," ucap Syafa dengan kehebohannya.

"Di apain emang?" tanya Fara.

"Paling di tampar, di injek perutnya sama di toyor kepalanya," sahut Zerrin.

"Lu salah Zerrin, itu udah biasa. Ini luar biasa banget," ucap Syafa dengan ke antusiasannya dia menceritakan kejadian satu minggu yang lalu.

"Cepet kasih tau kita, di apain?!" desak Xavia.

"Di camb*k," jawab Syafa dengan suara pelan.

Mereka bertiga cukup terkejut, "serius?" tanya Xavia.

"Ebuset, real kah itu?" sahut Zerrin.

"Anjir," ucap Fara.

Syafa mengangguk menjawab pertanyaan Xavia dan Zerrin, "dan abis di camb*k, di siram pake air panas," ucap Syafa.

"Anjir!" ucap mereka bertiga terkejut.

"Kaget ya? Apalagi gue yang menyaksikannya langsung kaget dan happy," ujar Syafa tertawa.

'Gue gak nyangka bakal separah itu, terus lu sekarang ada di mana? Jujur hati gue gak sepenuhnya benci lo kok dan sekarang hati gue gak tenang, gue harus apa?!' batin Fara.

"Far, jangan diem mulu napa, lu kasian sama Syifa?!" tanya Zerrin.

"Nggak! Gue cuma Shock aja," jawab Fara.

"Malam ini kita nongkrong yuk! Udah seminggu kita gak nongki-nongki," ajak Syafa.

"Ayo," ucap Xavia.

"Gue ada cafe rekomendasi lho, katanya udah lama cafe itu berdiri cuma kok kita baru tau yak," ucap Zerrin.

"Di mana?" tanya Xavia.

"Di deketan sini, namanya juga unik tau Zhezay Cafe," jawab Zerrin.

"Oh Zhezay Cafe, emang di sana menu-menunya enak, gue udah pernah ke sana sama abang gue dan tempatnya juga Aesthetic," celetuk Fara.

"Wah gue makin penasaran, yaudah jam 8 yak," ujar Syafa.

"Oke,"

"Sip,"

"Gass,"

∞∞∞

Syifa baru saja sampai di rumahnya dan di sambut hangat oleh bi asih dan mang soleh.

"Alhamdulillah non sudah pulang, mau makan atau ganti baju dulu nih?" tanya bi asih seraya menuntun Syifa masuk ke dalam.

"Ganti baju dulu bi," jawab Syifa.

Setelah Syifa ganti baju, mereka semua makan bersama di meja makan. Memang bi asih juga mang soleh slalu satu meja dengan Ashana dan Syifa, karena itu adalah permintaan dari Syifa waktu pertama kali mereka bekerja dengan Syifa.

∞∞∞

TBC!

Janlup tinggalkan jejak kalian!

Pesantren Tempat Ternyamanku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang