Seperti biasa jangan lupa VOTE terlebih dahulu, baru lanjut baca ☺️
Sekian terima Junghwan 🐮
✨ Selamat membaca ✨
Seminggu berlalu, kegiatan amal pun tiba. Semua orang telah berkumpul di aula untuk acara itu kecuali trio kwek-kwek yang saat ini masih bersitegang di halaman belakang rumah. Mereka sedang membicarakan tentang sikap Sunghoon yang tiba-tiba berubah dingin dan menjauhi Andira serta Junghwan.
"Kak, apa ada yang salah dari kami berdua?" Andira menatap manik hitam Sunghoon dengan nanar, tatapan yang tersirat harapan besar Sunghoon akan kembali seperti dulu.
"Tidak ada," tatapan Andira pun berubah sendu mendengar jawabannya.
"Lalu kakak kenapa? Apa ada yang terjadi? Kenapa kakak jadi mengindari kami begini? Pasti terjadi sesuatu, kan?"
Sunghoon bergeming dengan tatapan dingin yang masih tertuju ke arah Andira dan Junghwan.
"Ayolah Sunghoon, kita sudah seperti saudara, kau bisa cerita apapun pada kami," sahut Junghwan pada akhirnya karena jengkel melihat Sunghoon yang tetap diam.
"Urus saja urusan kalian, jangan ikut campur urusanku,"
"Kakak ini kenapa sih?! Baiklah, maaf, jika aku terlalu ikut campur. Aku hanya takut kakak kenapa-napa karena terus menjauhi kami. Kak, bukankah kita sudah seperti saudara? Kenapa–"
"Ck, menyebalkan!" sela Sunghoon. Ia lalu perlahan maju mendekati Andira yang otomatis membuat Andira juga perlahan mundur hingga mentok pada tembok, "kau terlalu banyak bicara, Andira. Bisakah kau diam saja? Aku pusing mendengar ocehan mu!" cecar nya dengan penuh penekanan.
Kali ini perkataan Sunghoon telak mengenai hatinya. Dibanding terkejut di pojok kan seperti ini, ia lebih sedih mendengar perkataan itu keluar langsung dari orang yang sudah dianggapnya saudara.
Bahu Sunghoon ditarik kebelakang dengan kencang oleh Junghwan. Mereka berdua beradu tatap seakan siap membunuh satu sama lain. Andira pun mengambil langkah cepat berdiri di sisi Junghwan dan menahan lengannya.
"Jangan, Junghwan," ujar Andira.
Sunghoon berdecih kemudian tertawa, tawa yang terdengar meremehkan orang di hadapannya, "kalian berdua benar-benar pengganggu hidupku," ujarnya lalu menatap nyalang setelah tawa itu ia hentikan, "mulai sekarang menjauh lah dariku, kita tidak ada hubungan apapun, persetan dengan persaudaraan atau apapun itu!" pungkasnya dan pergi meninggalkan dua manusia yang menatapnya tak percaya.
"Ayo kita juga masuk, Ira," Andira mematung, suara Junghwan seperti angin lewat baginya karena masih mencerna kata-kata Sunghoon tadi.
"Andira," Junghwan sedikit mengguncang bahu Andira hingga ia tersadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Faith | Treasure
Fanfiction(HIATUS) Kehidupan yang dulu sangat bahagia kini berubah setelah kehilangan sesosok sandaran, yaitu papanya. Dalam sehari Andira menjadi sebatang kara dan harus tinggal di panti asuhan. Sebuah kejadian mempertemukan Andira dengan sebuah keluarga yan...