Chapter 5

446 51 28
                                    

Tiga Minggu telah berlalu sejak Andira tinggal dan menjadi bagian dari keluarga Athala. Kini ia sudah menjadi anak bungsu di keluarga itu. Tak seperti yang Andira takutkan, ternyata sepuluh saudara baru Andira sangat ramah padanya. Mereka menerima kehadiran Andira dengan baik dan bersikap selayaknya seorang kakak. Kehadiran keluarga ini mampu membuat Andira melupakan kesedihan dan permasalahannya saat di panti dulu.

Saat ini Andira dan keluarga barunya sedang makan malam bersama secara lengkap, kebetulan Doyoung pun sudah keluar dari rumah sakit, sehingga semuanya hadir. Perlahan-lahan Andira mulai mengenal sifat-sifat para kakak angkatnya. Walaupun belum terlalu akrab dengan semuanya, Andira cukup nyaman dengan mereka.

"Hei, Ira, apa Junghwan memang selalu makan sebanyak ini?" tanya Jeongwoo dengan heboh.

"Iya, dia si sapi rakus di panti, sudah kebiasaannya makan sebanyak itu. Justru terlihat aneh jika Junghwan menolak makanan," jelas Andira.

"Benarkah?!" semuanya ikut terkejut, seakan baru mengetahui hal ini.

Bukankah Junghwan sudah tinggal lebih lama di sini? Kenapa mereka terkejut begitu?

"Makanlah lagi, Junghwan. Bunda masak banyak, kok,"

"Terimakasih, bunda. Masakan bunda yang terbaik," balas Junghwan.

"Ira, makan tomatnya," suruh Yoshi.

"Tidak, kak. Aku tidak suka,"

"Kalau begitu berikan pada Asahi,"

Tanpa mengatakan apa-apa lagi, Andira langsung saja menuruti perkataan Yoshi, memindahkan tomat yang ada di piringnya pada piring Asahi yang kebetulan duduk di sebelahnya.

"Kak Sahi, dimakan ya tomatnya," ucap Andira sedikit takut-takut.

Asahi sedikit mendorong piringnya lalu berdiri dengan cepat, "aku tidak suka." pungkasnya lalu pergi.

Semua orang pun memanggil Asahi untuk menyuruhnya kembali makan, namun pria itu hanya berkata, "aku sudah kenyang." lalu kembali melangkah pergi.

"Maaf, Ira. Aku hanya ingin sedikit bercanda agar kalian bisa lebih dekat,"

"Tidak apa-apa, kak Yoshi, ayo lanjut makan saja,"

Memang Andira merasa nyaman dengan anggota keluarga ini. Namun, sebenarnya masih ada beberapa yang bersikap acuh pada Andira. Salah satunya Asahi. Andira rasa pria yang sering di sebut robot itu membenci dirinya. Tiap kali Andira mencoba mendekati atau berinteraksi dengannya, Asahi pasti menghindar, seakan tak suka dengan kehadiran Andira.

"Ira, habiskan makanannya. Nanti biar ayah bicara dengan Asahi,"

"Tidak usah, Ayah. Ira tidak apa-apa, kok. Mungkin kak Sahi memang sudah kenyang."

Makan malam itupun berlanjut dan setelah selesai mereka berkumpul di belakang rumah yang terdapat tikar lebar untuk duduk berkumpul. Kali ini hanya Andira dan para saudaranya, kedua orang tua angkatnya sudah masuk ke kamar. Asahi juga tak ikut berkumpul karena tadi masuk ke kamar duluan.

Mereka saling bertukar tawa dan canda. Jihoon juga memainkan gitar dan terkadang mereka bernyanyi bersama. Sungguh malam yang damai dan menyenangkan bagi Andira. Ia benar-benar bahagia di adopsi di keluarga ini.

"Besok pertama kalinya kalian masuk SMA, 'kan?"

Andira dan Junghwan mengangguk bersama menanggapi pertanyaan Hyunsuk. Kebetulan sekali sekolah mereka sama, sehingga mereka bisa berangkat bersama besok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Faith | Treasure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang