PART 2

52 8 0
                                    

Setelah keberadaan Kaisar benar - benar lenyap dari kantin, orang - orang yang sedari tadi berada disana hanya dam tidak berani bersuara mulai kembali sibuk dengan kegitannya, tidak sedikit yang kini dengan terang - terangan membicarakan betapa sialnya Ayuna karena berurusan dengan Kaisar.

Sedangkan Ayuna yang masih terjatuh dilantai mengepalkan tangannya, cukup kesal dengan ucapan Kaisar yang seenak jidatnya mengatakan bahwa dirinya akan menjadi babu dari laki - laki itu. Mata Ayuna menatap sekelilingnya lalu tersenyum saat melihat kebetadaan Sintya yang berada tidak jauh dari temptnya terjatuh. "Sintya aku boleh minta tolong ambilin tongkat aku ngga?" Ucap Ayuna, tetapi bukannya menolongnya Sintya malah pergi menjauh dari kantin.

Ayuna menghela nafas, entah apa yang membuat gadis itu menjauh dari Ayuna. Ayuna kembali menatap sekelilingnya yang sibuk dengan kegiatannya masing - masing tanpa berniat menolongnya, Ayuna sendiri tidak tau harus meminta tolong pada siap lagi karena memang dirinya tidak memiliki teman selain Sintya.

"Sini gue bantu." Tiba - tiba suara seorang gadis terdengar. Ayuna mendongak, dan langsung mendapati gadis cantik berambut pendek, yang dengan baik hatinya langsung membantu Ayuna berdiri dan membantunya berjalan untuk duduk  di bangku terdekat. Jika saja ada orang yang mengatakan gadis itu adalah boneka mungkin saja Ayuna akan percaya saat itu juga.

"Lo kenapa bisa berurusan sama Kaisar sii?" Tanya gadis itu, sambil membawa dua tongkat Ayuna yang tadi di tendang oleh Kaisar.

Ayuna tersenyum. "Makasii yaa udah bantu aku." Bukannya menjawab pertanyaan gadis di depannya, Ayuna malah menatap gadis itu dengan pandangan kagum. "Kamu cantik banget." Puji Ayuna tiba - tiba yang membuat gadis di depannya tersenyum.

"Lo jangan muji gue gituu dongg, gue kan jadi malu." Gadis di depannya mengibas mengibaskan rambut pendeknya kebelakang.  "Ohh iya, gue Calista." Lanjutnya saat sudah duduk di depan Ayuna.

"Aku Ayuna, salam kenal ya Calista." Ayuna menjabat tangan gadis cantik itu.

"Jadi apa yang udah lo lakuin sampe bisa berurusan sama iblis macem Kaisar itu?" Tanya Calista pemasaran.

Ayuna menggeleng, karena memang dirinya bingung dimana letak kesalahannya. Gadis itu lalu mulai menceritakan kejadian tadi pagi, mulai dari ia yang kebingungan mencari keberadaan Sintya lalu menemukan Sintya yang berlutut sambil membersihkan sepatu Kaisar dengan tangannya sampai dengan mendengar ucapan Kaisar yang menyuruh Sintya menjilat sepatunya, semuanya diceritakan oleh Ayuna dengan sangat detail tampa dikurangi atau ditambahi sedikitpun.

"Iyaa kan Ta? Aku ngga salah kan? Aku cuma ngasi dia tisu buat bersihin sepatunya, tapi dia semarah itu sama aku? Aku ngga ngerti deh sama dia." Ucap Ayuna, masih tidak habis fikir dengan jalan pikiran Kaisar.

Calista yang mendengar cerita Ayuna hanya menyentuh dahinya pusing, Calista tau di dunia ini gadis polos memang ada tapi dia tidak pernah tau jika ada yang sepolos Ayuna ini. "Gue tanya deh sama lo, motivasi lo ngasi dia tisu apa si?" Tanya Calista akhirnya.

"Aku cuma mau dia bersihin sepatunya dia sendiri, lagian kenapa si harus nyuruh Sintya yang bersihin, dia udah gede lohh."

Calista semakin memijat keningnya. "Na gue jelasin ya, di dunia ini ada yang namanya menindas, dan dari cerita lo gue dapet simpulin kalo Sintya temen lo itu lagi di tindas sama Kaisar, dan dengan begonya lo malah nimbrung disana dan bikin diri lo sendiri terseret ke masalah besar Na."

"Maksud kamu? Kalo emang dia lagi nindas orang bukannya kita harus lapor ke pihak kampus ya?" Ayuna mengerutkan keningnya tidak mengerti.

Calista memutar bola matanya, lalu mencondongkan tubuhnya kedepan. "Ayuna, yang harus lo tau itu di kampus ini ngga ada yang berani sama Kaisar even itu pihak kampus sekalipun."

KAISAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang