PART 1

104 11 0
                                    

Kaisar menghisap rokoknya dengan santai sambil menatap gadis yang saat ini tengah berlutut dihadapannya. Jam menunjukan pukul sembilan pagi, tetapi Kaisar harus menghadapi situasi yang sangat membosankan baginya. Laki - laki itu mendengus lalu beralih menatap celana jeans hitam yang dikenakannya yang kini sudah basah karena terkena jus mangga milik gadis itu.

Kaisar mematikan rokoknya, lalu maju satu langkah mendekati gadis yang saat ini sudah menangis ketakutan. Ohh siapapun yang berada di posisi gadis itu pasti akan melakukan hal yang sama, berhadapan dengan sosok Kaisar adalah mimpi buruk bagi semua orang. Terbukti, walau saat ini situasi kampus tengah ramai oleh para mahasiswa dan mahasiswi tetapi tidak ada yang berani menolong atau bahkan mendekati gadis malang yang sudah menangis sesegukan. Kebanyakan dari mereka memilih pura - pura tidak melihat atau sekedar mencuri pandang kearah dimana Kaisar berada.

"Nama lo siapa?" Tanya Kaisar setelah hanya diam beberapa saat.

"Si..sintya kak." Jawab gadis bernama Sintya itu ketakutan.

"Bersihin." Ucap Kaisar santai, tidak ada beban membuat gadis dihadapannya mendongak.

Tanpa berkata apa - apa lagi dengan  cepat gadis itu membersihkan sepatu Kaisar yang ikut terkena jus mangga itu menggunakan tangannya, tetapi tiba - tiba Kaisar menjauhkan kakinya membuat Sintya lagi - lagi mendongak.

"Gue ngga nyuruh lo bersihin pake tangan." Kaisar berucap dan itu berhasil membuat Sintya kembali meneteskan air matanya.

"Te..terus aku bersihin pake apa kak?" Sebisa mungkin Sintya mengeluarkan suaranya.

"Jilat, sampe bersih." Kaisar kembali mendekatkan sepatunya kearah Sintya.

"K..kakk..." Gadis malang itu tidak dapat menahan tangisannya lagi, Sintya menangis sejadi - jadinya. "Ma..maaf kak, a..aku ngga sengaja. To...tolong maafin aku."Sintya berucap ditengah tangisannya.

Kaisar tersenyum menatap gadis di depannya, tidak dapat dipungkiri Kaisar sedikit terhibur melihat bagaimana gadis itu berlutut sambil memohon maaf padanya. Tetapi semua itu tentu saja sia - sia, Kaisar sama sekali tidak berniat memberi ampun gadis bernama Sintya ini.

Lagipula sejak kapan Kaisar memberi ampun pada mangsanya? Laki - laki itu tidak pernah memandang bulu, baik perempuan atau laki - laki, semuanya sama saja baginya. Jika sudah berani berurusan dengannya maka tidak ada ampun bagi siapapun mereka.

"Tunggu apa lagi, cepet jilat!" Kaisar kembali bersuara, kali ini sedikit membentak, membuat orang - orang menatap kearah mereka walau tidak secara terang - terangan.

"Udah lah Kai, yang lain udah pada nunggu." Sagara salah satu teman Kaisar mengingatkan. Laki - laki itu sudah terlalu malas melihat drama seperti ini setiap harinya.

Kaisar tidak memperdulikan ucapan Sagara, laki - laki itu masih menunggu sampai tiba - tiba seseorang menyentuh telapak tangannya, sangat lembut sebenarnya tetapi berhasil membuat Kaisar terkejut.

"Ini buat kamu." Seorang gadis berambut panjang berucap sambil memberikan sebungkus tisu pada Kaisar.

Gadis itu lalu berbalik lalu dengan hati - hati berjongkok. "Aku cariin kamu dari tadi, kamu malah disini." Ayuna, gadis itu membantu Sintya berdiri.

Ayuna lalu kembali menatap Kaisar, sambil menggeleng tidak habis fikir. Gadis itu tidak mengeluarkan suara apapun lagi, sudah hendak pergi tetapi langkahnya harus terhenti saat tiba - tiba lengannya di cekal oleh laki - laki yang tidak lain adalah Kaisar.

"Lo cari mati?" Ucap Kaisar dengan wajah yang merah padam, terlihat kesal karena kesenangannya harus di ganggu.

Para mahasiswa dan mahasiswi yang sedari tadi hanya berani mencuri - curi pandang kini mulai mendekat, penasaran dengan apa yang akan terjadi selanjutnya.

KAISAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang