P, ada yg kangen fanfic salah g si?
• • •
"Apa yang bikin lo mikir gue ada hubungan sama dia?"
(Name) tak habis pikir, darimana Heizou bisa menuduhnya kalau ia memiliki hubungan dengan si maniak tawuran itu?
Secara pertemuan terakhir mereka saja tidak baik, ya.. Meski sebenarnya gara gara Lumine yang keburu emosi duluan sih, tapi kan dia ga ngapa ngapain!
Heizou melipat tangan nya, sorot matahari seakan mendukung untuk memancarkan ketampanan hakikinya itu, netra matanya menatap (Name) seolah mempertegas bahwa dia tak main main.
"I need answer, (Name). Apa hubungan lo sama Tartaglia?" tanya Heizou sekali.
(Name) terkekeh, ia menyandarkan dirinya pada jok mobil. Mengambil nafas dalam sebelum menjawab pertanyaan si detektif sekolah.
"Urusan nya sama lo apa?" (Name) melirik Heizou dengan perempatan imajiner di keningnya, sorot mata nya pun tak kalah kelam dari Heizou.
Karena dia tahu, orang-orang seperti ini tidak bisa dihadapi jika tidak membalas intimidasi yang ditekankan dari mereka.
Terdapat percikan ketertarikan dalam netra mata Heizou, ia berdecih sambil mengalihkan pandangan ke jendela mobil sepenuhnya.
"Sial.."
(Name) yang mendengarkan umpatan Heizou hanya mengangkat bahu. Tidak peduli.
Heizou menghela nafas, sebelum menatap (Name) dengan sorot mata yang 180° berbeda.
Sorot mata yang tadinya kelam dan mengintimidasi, kini berganti ke sorot mata ceria seperti di kantin. Perubahan yang sungguh cepat.
'Seperti orang yang punya kepribadian ganda.' batin (Name).
"Btw, alamat rumah lo dimana?"
Pertanyaan itu berhasil membuat (Name) melotot. "Jadi lo daritadi jalan ga tau alamat gue?"
"Enggak." Jawab Heizou tanpa dosa.
"Goblok."
• • •
Lumine menyadarkan tubuh nya pada sofa empuk yang ada di ruangan. Ia memijit pelipisnya, merasa pusing dengan semua ini.
Orangtua nya masih ada di luar negeri, yang artinya tugas kepemimpinan perusahaan di dalam negeri diserahkan pada Aether dan dirinya.
Sungguh, ia berharap orangtuanya cepat datang supaya beban beban itu segera terbang pergi.
Tiba-tiba, sebuah smoothie vanilla disodorkan padanya, Lumine mendongak untuk melihat siapa yang memberikan itu.
"Kak..?" Lirih Lumine. Aether hanya menarik garis senyum. "Mau?"
Lumine tak menolak, ia mengambil smoothie itu dan segera mengonsumsinya. Pikiran nya sedikit lebih jernih dari sebelumnya.
"Kak, lo capek ga sih?" pertanyaan Lumine lantas membuat kembaran yang lebih tua darinya itu terdiam sejenak.
Aether menghela nafas. "Mau gimana? Udah resiko jadi anak orang kaya."
Mendengar jawaban Aether, Lumine tersenyum pahit, ia mengaduk-aduk smoothie miliknya.
"Seengaknya nya, rencana kita bakal aman karna nama keluarga."
• • •
Mobil milik Heizou kinj melesat dengan kecepatan tinggi, syukurlah jalanan sepi sehingga tidak ada yang perlu dipikirkan.
Netra matanya menatap lekat tempat si gadis duduk beberapa menit yang lalu.
"...Padahal gue ngarep seenggaknya ada info bagus."
Heizou menghela nafas, ia menutup kedua matanya.
"Bisa digebukin lagi nih gue."
.
.
.
.
To Be Continued.
Thanks udah baca, jangan lupa vote dan comment.
Btw, mau minta pendapat kalian. Gw berniat buat publish 'SALAH (Genshinxreader)' versi baru dengan judul berbeda. Menurut kelean gw publish hari ini atau habis book ini tamat?
Komen ya
Thanks, see ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe You⦅ Genshin X Reader ⦆
Fanfiction"Santuy dulu ga sih?" Intinya cerita gaje