Chapter 2
𝑺𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂....
Mereka kini tiba di kebun bunga yang pernah dikunjungi Jonathan bersama Anastasya. "Apa kau yakin kita bisa kesana?" Tanya Jerry meragukan Jonathan
"Bukankah kita tidak bisa menyentuh bunga? Semua akan berubah menjadi hancur." Sambung Jerry
"Benar Jonathan. Bukankah sebaiknya kita memperhatikan dari jauh saja, dari pada harus merusak keindahan bunganya."
ucap buku mantra."Ini sepertinya tidak berguna Jonathan. Kita cari tempat lain saja." Pekik Jerry.
"Kali ini aku setuju dengan Jerry." Ucap buku mantra menyetujui.Jonathan tersenyum melihat keduanya. "Hmm sepertinya ada yang meragukanku. Kalian saja tidak mengetahui apa yang kubaca tadi, dan yang ku pelajari selama ini. Aku tidak membaca tentang mantra untuk Anastasya, melainkan cara untuk kita hari ini." Ucap Jonathan.
"Maksudmu?" Tanya Jerry dan buku mantra kebingungan.
"oke gini, berarti tadi kau tidak tau cara agar bisa mendekat kerumah Anastasya? yang artinya, kau hanya mengarang? lantas untuk apa kita tadi di sana?." Pekik Jerry.
"Jerry, sepertinya aku mengerti maksud Jonathan." ucap buku mantra.
"Itulah bodohnya kamu Jerry. Kamu tau apa itu kebersamaan tapi tidak mengerti bagaimana itu terjadi. Apa kau tidak menikmati kebersamaan kita tadi? setelah hampir belakangan ini kita sibuk dengan kesibukan masing-masing. Saat kalian sibuk aku tak lupa menyempatkan waktu untuk memikirkan hari ini. Jadi ayo bersantai untuk hari ini." Jelas Jonathan
"Iya Jonathan, ku akui kau benar. Aku juga sedari tadi merasa senang, walaupun kita bergerak seperti orang bodoh yang bermain mantra dan kekuatan. Seharusnya kau beri tau aku terlebih dahulu, agar aku lebih paham maksudmu. Aku bahagia dalam ketidak tahuanku. Aku tidak tau yang terjadi tapi aku bahagia." Ucap Jerry
"Aku ingin membuat kejutan untuk kalian. Jarang juga aku membuat kejutan. Kau selalu tau arah pikiran ku Jerry." ucap Jonathan
"Ekhem, jadi bagaimana cara agar kita bisa mendekati bunganya tanpa menyakiti bunganya?" Tanya buku mantra.
"Tinggal jalan saja, tenang. aku sudah menempelkan mantra untuk kita agar tidak merubah warna bunganya." Ucap Jonathan, dan tidak selang berapa lama saat Jonathan berbicara, Buku mantra sudah dibawa terbang oleh Jerry untuk melihat bunga lebih dekat.
Jonathan melihat mereka yang menyukai bunganya, tersenyum dan tertawa. Dia (Jonathan) sangat tampan.
Ketiganya menikmati indahnya bunga, dan Jonathan membuat mahkota dari bunga, untuk buku mantra.
"Pakailah kamu terlihat bagus dengan ini." Ucap Jonathan sembari mengalungkan mahkota pada buku mantra. "Ini juga untukmu" Jerry memberikan beberapa tangkai bunga untuk buku mantra.
"Trima kasih, aku sayang pada kalian." ucap buku mantra.
"Kadang aku bingung, kau hanyalah sebuah buku, dan kau juga hanya mahluk lain. Bagaimana bisa memiliki emosional?" Tanya Jerry. "Terkadang sesuatu bisa terjadi di luar predeksi."Jelas Jonathan.
"Kamu juga pantas untuk mendapatkan ini semua buku mantra. Kau baik dan kami beruntung atas kehadiranmu dalam pertemanan ini. Kau selalu bersikap netral dan dewasa dalam segala hal. Di saat kami kesusahan ataupun kebingungan, kau sebagai jawaban dan penenang untuk kita." Ucap Jonathan sambil tersenyum.
Jerry juga tersenyum. "Buku mantra bunga itu sebagai hadiah atas ketulusanmu. Kamu mungkin bisa dibilang lebih muda dari kami, tapi kau lebih dewasa dan bisa mengurus kami. Bersama kalian, aku merasa memiliki keluarga." Pekik Jerry
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑴𝒂𝒏𝒔𝒊𝒐𝒏 𝐓𝐮𝐚
Roman d'amourKisah seorang anak perempuan yang tinggal bersama ayahnya di pedesaan, dimana rumah disana berjak jauh dari rumah satu kerumah lain. Ia pindah ke desa saat usianya masih kecil dan saat ibunya meninggalkan mereka. Mereka pindah dan dia dibesarkan di...