12. Camping

50 36 3
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

"Maafin...gue Fira.." lirihnya.

"Idih, lebay amat. kayak mau sekarat aja." kesal Fira, mungkin jika ada orang yang lewat melihat drama Pina akan menertawakan nya, tetapi untungnya yang melihatnya yaitu sahabatnya sendiri.

Fira yang melihatnya kesal sekaligus ingin menertawakan nya, bagaimana tidak lucu, Pina tak sengaja menabrak ayam sehingga keseimbangan nya tidak stabil membuat nya ia terjatuh.

"Kalo orang liat lo kayak gini, mungkin lo udah di bully, untung gue yang liat kalo gak abis tuh lo di ledekin satu kelas." ucap Fira.

"Bantuin gue! malah nyerocos aja mulut lo." kesalnya.

"Pin maafin gue, gue dari tadi pengen ketawa." ucapnya, sambil menahan tawanya tetapi tidak lama Fira langsung mengeluarkan tawanya.

Aisen sedang menunggu adiknya keluar dari kelasnya, tetapi ia tidak melihatnya.

Saat ia akan memakai helm nya, tidak sengaja melihat dua orang perempuan yang sedang tertawa dan satu lagi sedang terduduk di jalan sambil memegangi kakinya.

Seakan naluri sang kakak tajam, lantas Aisen menghampirinya semoga itu adiknya.

"Pin, lo kenapa?" tanya Aisen, ia langsung membuka helmnya lalu turun dari motornya.

Fira hanya melihatnya tanpa membantu sedikit pun.

"Gak papa, lagian tuh si Fira usil."

"Udah, kayak bocil aja." ucap Aisen.

"Lo kali bang kayak monyet." timpal Pina.

"Fira ya? salam kenal euhh...gue Aisen." ucapnya gugup.

Pina yang melihat abang nya yang so imut itu, ia ingin segera muntah mendengar kata-kata nya.

"Ko tau?" ucap Fira, ia melihat Pina yang sedang mencibir kakaknya di belakang lantas Fira melototi nya.

Aisen heran dengan kelakuan Fira lantas ia mengisyaratkan lewat ekspresi wajahnya, "ada apa?" begitu maksud nya.

"Eh, gak papa kok." ucapnya spontan.

"Oh ya, boleh minta no nya?" ucap Aisen, Pina yang mendengar nya membulatkan matanya lebar.

"Bang, udah temen gue gak mau, minta segala no whatsapp. lagian apaan sih minta segala?" kesal Pina.

"Ya biarin, terserah abang."

"Udah-udah, jangan ribut di sini, lagian Pina kan mau pulang. berhubung ini udah sore aku pamit pulang, bayy." setelah mengucapkan itu, Fira langsung ngacir pergi dari hadapan mereka.

"Tunggu!" sanggah Aisen, tetapi sayangnya Fira tidak mendengar nya karena ia sudah pergi naik angkutan umum.

Dengan terburu-buru, Aisen langsung menaiki motornya dan memakai helm setelah itu langsung ia menancap kan gas untuk pulang.

"Abang! gila lo ya, ninggalin gue. awas aja gue cepu'in ke bapak lo, baru tau rasa." teriak Pina.

Pina sangat marah, rasanya ingin menangis di tinggal begitu saja sendirian di jalanan yang mulai terlihat sepi.

Enemy Lover  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang