14. Rahasia

48 37 4
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

Di pagi yang cerah, mereka semua sudah siap beres-beres sisa kemarin malam, mulai dari perabotan bekas makan dan tenda yang siap untuk di lipat kembali.

meskipun tidak terlalu pagi, tetapi cuaca hari ini sangat cerah dan juga tidak terlalu panas.

"Kemarin malam gue kira lo di culik sama hantu, gue langsung ngacir aja ke tenda sama si Billa." terus terang nya.

Fira melirik sinis kepada Pina, lalu ia memasukan baju kotor nya ke dalam tasnya.

Semua sibuk membereskan semua tenda-tenda nya, termasuk tenda Aksel dan teman-teman nya.

Mereka saling membantu, terkecuali Jay. ia hanya melihat cewek cantik dan menggoda nya, tidak habis pikir dengan jalan pikir Jay.

"Heh! bantuin gue, malah godain cewek lo." ucap Aisen.

"Males, lagian ya gue mending liat cewek cantik. bikin mata tuh seger." 

"Dasar lo buaya darat!" Aisen kesal, lalu ia mengabaikan nya.

"Bang, nanti lo harus pulang sama gue. soalnya bunda yang nyuruh." ucap Leo.

Leo muncul dari sebrang sana, ia langsung menyampaikan pesan dari bunda nya.

"Gak bisa." Aksel tampak datar, tidak ada ekspresi sama sekali.

"Kenapa? nanti bunda marah loh, siapa lagi yang di marahin? ya gue lah bang!" kesal nya.

Aksel mengangkat bahunya acuh, mungkin ada sesuatu sehingga Aksel menolak untuk pergi bersama adiknya.

"Kasian Sel, dia adik lo." ucap Gavin.

"Gue gak bisa, ada urusan." ucapnya singkat.

"Nasib punya abang yang so cool, nyatanya itu cuma settingan." celetuk Leo.

"Widih, sekate-kate lo ngomong. dia reall cuyy no fake." sarkas Jay.

"Sirik aja lo bocah." ucap Aisen.

Wajah Leo terlihat masam, kenapa jadi dirinya yang di maki-maki, padahal niat awalnya ia ingin menjelekkan kakaknya tetapi malah sebaliknya.

"Terserah lo aja, gue mau pulang!" ketusnya.

Saat Leo pergi, ia melihat Fira sedang mengemas barangnya. kelihatan Fira kesusahan saat menutup tas nya.

Lantas Leo menghampirinya, dengan canggung ia berusaha ingin membantunya.

"Ekhem, boleh gue bantuin lo?" Leo bertanya, Fira tidak menjawab pertanyaan Leo, ia sibuk dengan tas nya.

"Gak usah, sana pergi." usirnya.

Fira sejenak menghentikan aktivitas nya, lalu ia menoleh ke arah Leo yang masih setia di hadapannya.

"Lagian ya, gue semalaman udah tenang gak ada lo. tiba-tiba muncul, gue bersyukur sih soalnya waktu acara camping lo gak ada." terus terang nya.

Enemy Lover  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang