17. Jadian

57 43 9
                                    

Haii...
Happy reading 🍒

•••

Di kantin begitu penuh oleh para murid yang sedang jajan, Fira dan Pina sedang duduk sambil memakan bakso favoritnya.

"Kemana ya si Billa, dari tadi gue gak liat. tadi ada tapi kok gak nyusul ke sini." ucap Fira.

Pina yang sedang memakan bakso, lantas terhenti, lalu mengelap bibirnya dengan tissue.

"Tadi kayaknya gue liat deh, kayaknya dia ke toilet dulu." ucap Pina, sambil memakan bakso nya lagi.

Fira sedikit khawatir, akhir-akhir ini Billa sering menjauhkan diri, sepertinya ada masalah tertentu sehingga Billa menjauhkan diri dari teman dekat nya.

Pina sedang asik memakan baksonya, sampai-sampai habis tidak tersisa dan tidak lupa meminum es teh manis minuman favorit nya.

Sedangkan Fira, ia belum menghabiskan makanannya, minumannya juga masih terlihat utuh tidak di minum sedikitpun.

"Tumben, biasanya lo yang sering habis duluan. cepetan makan nya nanti keburu dingin gak enak." titahnya.

Fira mengabaikan ucapan Pina, ia khawatir Billa kenapa-kenapa. Fira mengajak Pina untuk mencari Billa.

"Mending nyamperin si Billa, gue gak mood makan." ucapnya.

Baru saja Pina dan Fira ingin beranjak dari tempat, Billa telah menghampirinya dengan raut wajah murung.

"Billa, lo kenapa?" Fira bertanya.

Fira menyuruh Billa untuk duduk sementara waktu, tiba-tiba Billa menangis.

"Kenapa?" begitu maksud ekspresi Pina kepada Fira.

Fira menggeleng tidak tahu, Fira mencoba meredakan tangisan Billa karena banyak orang yang melirik ke arah mereka.

"Coba jelasin, pelan-pelan aja." titah Pina.

Billa mengusap air matanya dengan tissue yang telah di sediakan di meja kantin, lalu ia menatap ke arah Pina dan Fira saling bergantian.

"Gue.... di pitnah sama si Citra." ucap Billa sambil menangis.

Sontak Fira melotot, what? itu adalah musuhnya sejak smp. sudah lama Fira tidak mendengar nama itu lagi semenjak Fira pindah sekolah.

"Di pitnah apa Bill?" Pina bertanya.

"Gue...gue... semalam ketemu bang Aisen, terus gue cuman sekedar ketemuan... tapi---"

Belum saja Billa melanjutkan ucapannya ia langsung menangis lagi, Fira langsung memeluknya dari samping mencoba untuk nya tenang.

Pina sangat terkejut, baru ingat bahwa waktu hari minggu abang nya pernah mengirim pesan bahwa dirinya tidak akan pulang ke rumah melainkan ke apartemen.

"Tenang, tarik napas lalu buang dari belakang." ucapnya bercanda.

Pina melototi Fira, ada-ada aja gurauan Fira. sedangkan Fira menyengir lebar seakan tidak terjadi apa-apa.

Enemy Lover  (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang