"manggilnya mama aja, kan dari kemarin mama minta itu ke kamu indira"Indira yang mendengar ucapan Ashel merasa tak enak tetapi ia menganggukkan kepalanya sambil menunjukkan senyuman tipis.
"iya ma" -balas indira
"nah gitu dong, biar manda seneng dengernya, ya nak? Seneng kan?"
Amanda juga turut melihatkan senyuman saat Ashel berbicara padanya, ia melihat ke arah Indira yang terlihat malu-malu setelah menuruti permintaan Ashel tadi. 'lucu' itu yang ada dipikiran Amanda.
"mama pergi dulu ya, kalian jangan lupa makan, minum obat ya amanda! nanti sore mama balik lagi sama papa" -ucap Ashel sembari mendekati Amanda yang terbaring pada bed rumah sakit, lalu ia memberikan satu ciuman pada dahi Amanda
"titip anak bandel ini ya indira"
"iya tan.. Eh ma" -jawab Indira dengan sedikit gugup
Hal itu tentu membuat Ashel merasa gemas, ia bahkan mengusap rambut Indira sebelum pergi, "dadah sayang"
Setelah melihat Ashel keluar dari ruangan, Indira lalu mengarahkan pandangannya kepada Amanda.
"kamu gak cemburu?" -tanya Amanda
"hah?"
"kamu gak cemburu mama cium aku tadi? Udah gak sayang sama aku?"
"dih, serius kamu nanyain itu?!"
"iya lah, emang kenapa? Bener kamu udah gak sayang aku kan?"
"jangan belajar gila deh man" -balas Indira dengan raut wajah kesalnya
Amanda yang melihat itu tiba-tiba saja tersenyum kecil, "masih pagi udah kesel"
"ya kamu si ga jelas" -ketus Indira
"iya-iya, cuman bercanda juga"
Amanda sedikit membenarkan tidurnya, ia memindahkan tubuhnya ke samping, hingga terdapat sela pada ranjang tidurnya. Lalu Amanda menepuk bed kasur miliknya.
"sini tidur sampingku"
Tanpa membalas ucapan Amanda, Indira langsung menuruti permintaan Amanda. la berbaring disebelah Amanda, dan sedikit memiringkan tubuhnya ke arah Amanda. Awalnya ia ingin menyingkirkan tangan Amanda yang berada tepat pada belakang kepalanya.
Namun Amanda tidak ingin memindahkan tangannya, "udah tiduran dilenganku aja biar aku bisa meluk kamu"
Indira masih tak menjawab ucapan Amanda, ia menghela nafas sekilas. Lalu ia menidurkan kepalanya pada lengan Amanda, dan ia melipat kedua tangannya.
Amanda dengan cepat, memeluk tubuh Indira. "aku pengen pulang"
"nanti pasti pulang, tunggu dulu" -balas Indira
"maunya sekarang"
"iyaa, tunggu sebentar manda"
Mendengar perkataan Indira, Amanda menjadi diam. Sedangkan Indira yang paham tentang tidak nyamannya Amanda berada di rumah sakit, ia memegang tangan Amanda yang berada diantara lipatan tangannya tadi.
la usap secara perlahan punggung tangan Amanda, "kamu masih belum mau cerita kenapa kamu bisa kayak gini? Udah tiga hari aku nunggu"
"aku gak mau cerita kalau masih di rumah sakit, aku mau pulang"
"hmm yaudah, aku tunggu" -balas Indira
"kemarin kamu dateng jam berapa?"
"jam sepuluh kayaknya"
"pantes, aku jam delapan udah dikasih obat tidur, jadi tidurnya cepet, dianter siapa?
"iyaa, aku dianter papa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness [End]
Ficción General"lo gak pernah ngrasain jadi gua ra" -Amanda mulai tak bisa mengontrol emosinya "gua cuman penuh luka buat lo" "aku sanggup jadi obat dari luka-lukamu" -Indira berkata dengan suara lembutnya