1- Bouquet.

1.1K 59 0
                                    

seorang wanita cantik menggunakan blazer berwana hitam melangkahkan kakinya mendekati sebuah toko bunga di tepi jalan. langkahnya terhenti didepan toko, ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya.
jari lentiknya mengotak-atik layar ponsel, membuka kontak dan menelfon seseorang.

"Jinan, lo tadi nitip bunga apa? gue lupa." Shani bertanya kepada gadis yang di panggil Jinan itu. gadis memberitahu bahwa ia menitip buket bunga edelweis dan mawar merah.

"oke nan, gue beli dulu." ia menganggukkan kepalanya meskipun tau Jinan yang berada di telfon itu tidak akan melihatnya. Shani mematikan telfon itu sepihak dan melanjutkan langkahnya untuk mendekati toko bunga itu.

saat Shani membuka pintu toko itu, pandangannya langsung jatuh kepada bunga-bunga yang terlihat begitu cantik mengisi setiap sudut ruangan.

ia mendekati buket bunga yang dicarinya dan mengambilnya. Shani tak langsung menuju ke kasur, ia masih melihat-lihat beberapa bunga.
akhirnya Shani pun membeli satu buket bunga mawar putih. setelahnya Shani bergerak untuk menghampiri kasir toko.

Shani meletakkan dua buket bunga di atas meja kasir dan merogoh kantong celananya untuk mengeluarkan uang. saat ia sedang mengambil uang, Shani mendengar langkah kaki. itu adalah suara langkah kaki dari penjaga kasir.

"sudah ini saja kak?" tanya gadis yang berdiri didepannya, Shani mengangkat kepalanya untuk melihat gadis itu. dan ia menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia mengiyakan.

"cantik." gumamnya. tatapan Shani jatuh pada wajah didepannya, ia terdiam memandang pahatan cantik itu. bahkan Shani tak sadar bahwa gadis itu sudah mengucapkan nominal harga dari bunga yang ia beli.

"kak?" gadis itu memanggil Shani yang terus melihat dirinya. Shani kaget. dengan gelagapan Shani memberikan semua uang yang berada di genggaman tangannya itu.

ia memberikan kembalian uang Shani. tetapi Shani menolaknya, "ambil saja. untukmu." ucap Shani yang masih setia memandang wajah didepan nya itu. gadis penjaga itu menerimanya dan berterimakasih kepada Shani.

"boleh saya mengetahui namamu?" Shani berkata dengan sedikit ragu.

"untuk apa?"

"hanya untuk saling kenal." Shani bergerak mengambil bunganya dan meletakkannya didepan dadanya.

"Shania Gracia. Gracia." ia mengulurkan tangannya ke arah Shani.

Shani tersenyum tipis. ia juga mengulurkan sebelah tangannya dan menggenggam tangan Gracia, "Saya Shani." Gracia mengangguk ringan dan tersenyum manis seraya melepaskan genggaman tangan Shani.

"baiklah, terimakasih Gracia." Shani menarik tangannya, kembali memeluk bunga yang berada didepan dadanya.

"sama-sama kak." Gracia sedikit menundukkan kepalanya. Shani tersenyum melihat Gracia, ia menganggukkan kepalanya dan memutar badannya. Shani melangkahkan kakinya menuju ke arah luar toko.

ia menuju ke mobilnya untuk segera kembali ke rumah. Shani berfikir bahwa ia akan sering-sering mampir ke toko bunga ini agar bisa bertemu dengan Gracia. diperjalanan pulang pun Shani terus tersenyum mengingat wajah gadis yang baru saja ia temui di toko bunga tadi.

***

sore ini Shani pulang terlambat karena pekerjaannya lumayan banyak. ia merasa begitu lelah dan penat hari ini. tetapi Shani tak langsung menuju pulang kerumah, ia melipir ke sebuah cafe untuk menenangkan pikirannya.

saat ia sedang di cafe dan termenung, Shani tiba-tiba teringat dengan sosok Gracia. sudah hampir satu minggu berlalu pertemuan dia dan Gracia di toko bunga milik gadis itu. Shani memutuskan untuk mengunjunginya.

GRESHAN OS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang