3- Secret admirer. (M)

2.2K 65 0
                                    

Gracia hanya diam menatap tangan Shani, ia memikirkan apakah ia harus mengungkapkan perasaannya sekarang? ini waktu yang tepat.

tetapi dilain sisi, Gracia berfikir bahwa Shani tidak mungkin menyukainya. dan perlakuan yang Shani tadi berikan kepadanya hanya sekedar menanggapi candaan Gracia.

manusia mana yang bercanda sampai ciuman?!

pikiran Gracia terasa kacau, kepalanya memanas. Shani didepannya hanya diam dan menatap wajah Gracia dengan mimik wajah serius.

"Ge.." Shani mengusap lembut pipi Gracia, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Gracia. menempelkan keningnya, hingga nafas hangat Gracia terasa di wajahnya.

Shani mengecup hidung mancung Gracia, lalu menangkup pipi Gracia. mengarahkan agar Gracia menatap matanya dan Gracia menatap mata Shani, wajah Shani terlihat serius sekarang.

"i think i'm in love with you. since the first time i saw you in the school, do you have the same feelings like what I feel?"  Shani tersenyum tipis, dipikirkannya Gracia akan menolaknya dan mengatakan bahwa Gracia tak menyukainya.

tetapi salah. Gracia mendekatkan wajahnya ke Shani, kembalinya ia kecup bibir ranum Shani. ia tersenyum manis, bibir itu menjadi candu baginya.

"yes I am, aku juga suka kamu ci." ia menatap dalam manik mata Shani. senyuman Shani terlihat mengembang. lubang di pipinya terlihat begitu jelas. Gracia suka itu.

"jadi pacar aku ya, Ge?" mata Shani terlihat berbinar-binar, mengharapkan jawaban iya.

"I'm totally yours, Shani." Gracia mengecup kening Shani dengan lama. lalu Gracia memindahkan tubuhnya ke atas Shani, mengukung tubuh gadisnya.

Shani tersenyum melihat Gracia yang berada di atasnya, ia meraih pinggang ramping Gracia dengan sebelah tangannya.

tangan Shani yang tidak berada di pinggang Gracia mulai menelusup masuk ke dalam kemeja gadis itu. mengelus punggung Gracia dengan lembut.

wajah Gracia turun untuk mencium Shani. bibir tebal itu bergerak untuk melumat bibir Shani, Gracia menggigit bibir bawah Shani agar ia bisa memasukkan lidahnya kedalam mulut Shani.

Shani membuka mulutnya, menerima lidah Gracia. ia melilit lidah itu dengan lidahnya, tangannya terus mengusap punggung Gracia.

erangan terdengar dari mulut Gracia saat tangan Shani dengan sengaja meremas gundukan kembarnya. tangan Shani kembali ke punggungnya, mencari pengait bra dan melepaskannya.

baju Gracia masih menghalangi Shani untuk melihat payudaranya. dengan perlahan Shani membuka seluruh kancing Gracia dan menarik kemeja itu.

bibir mereka masih bertaut, tangan Gracia bergerak menyentuh leher jenjang Shani. Gracia mengusap rahang tegas milik Shani dengan sensual, mulutnya mengeluarkan desahan tipis.

tangan Shani mulai meremas payudara Gracia, memilin puting yang sudah semakin mengeras. Shani melepaskan ciumannya, tatapan matanya terlihat sayu. nafsunya sudah tak bisa terkendalikan. dengan posisi Gracia yang masih berada di atasnya, Shani menekan punggung Gracia agar ia dapat menghisap puting Gracia.

Shani melumat puting itu, sensasi geli menjalar pada tubuhnya. Gracia mendongak, menikmati lidah Shani yang berputar-putar di putingnya.

"mmhh.. shann." Gracia menjambak rambut Shani yang berada dibawahnya, tangan Shani berpindah memilin puting Gracia yang tak ia hisap. Shani sedikit mencubit puting itu, Gracia tersentak dan Shani tersenyum melihat nya.

Shani melepaskan lumatannya pada puting Gracia, bagian dada Gracia sudah hampir basah karena ulahnya. puting Gracia juga terlihat memerah.

ia membalikkan posisinya dengan Gracia, sekarang Gracia berada di bawahnya. Shani kembali melumat bibir Gracia, hanya sebentar. ciumannya turun ke leher jenjang gadisnya itu, meninggalkan tanda di sana. tangan Shani bergerak melepaskan celana pendek dan celana dalam Gracia.

Gracia sudah full naked, tetapi Shani masih mengenakan pakaian lengkap.

jari-jari Shani mengusap vagina Gracia yang terasa lembab, mulutnya masih menghisap puting payudara Gracia. jari Shani mengelus klitoris Gracia dengan tempo sedang, membuat Gracia mendesah kan namanya.

"eungh. Shani." Gracia meraih kepala Shani untuk diremas. sekarang Gracia merasa sedang dibuat melayang oleh Shani.

dengan sekali hentakan Shani memasukkan dua jarinya ke lubang senggama milik Gracia. ia mengocok vagina itu dengan cepat, lidahnya terus berputar di puting Gracia dan sesekali ia mengigit puting itu.

"Ahh.. eumhh... Shanihh." Gracia mendongakkan kepalanya menikmati jari-jari Shani yang berada dalam lubangnya. semakin ia desahkan nama Shani, semakin cepat juga jari Shani mengocok vaginanya.

jari-jemari Gracia mengusap dan menjambak rambut kekasihnya. ia merasakan seperti ada yang ingin keluar di bawah sana, Shani dengan lihai terus mengacak-acak vagina Gracia.

"MMmhh... suck it shann.." Gracia menekan kepala Shani yang masih betah menghisap putingnya. Shani melepaskan lumatannya, menatap ke arah Gracia.

"begging for it princess." Shani mengusap bibir Gracia menggunakan ibu jarinya. Gracia menggapai jari itu menggunakan giginya, ia menggigitnya.

Gracia memasang wajah memohon, ia menangkup kedua pipi Shani.

"Shani, please suck it.." Gracia menarik wajah gadisnya agar mendekat, segera ia kecup bibir itu dengan lembut.

Shani langsung menurunkan wajahnya ke bagian bawah Gracia, menghisap klitoris Gracia dengan kuat. jari Shani bergerak di dalam sana, membuat Gracia merasa geli dibagiin rahimnya.

lidah Shani berputar-putar di daging kecil itu, Shani menenggelamkan wajahnya di selangkangan Gracia. Shani merasakan vagina Gracia berdenyut, ia langsung menambahkan satu jari kedalam lubang Gracia. jari Shani membuat gerakan mengocok, menghentakkan, menggaruk didalam sana.

"ah! ah! mmmhh shan." tangan Gracia terus menjambak rambut Shani, menyalurkan rasa nikmat yang Shani berikan kepadanya.

dinding vagina Gracia menghimpit pergerakan jari Shani, tetapi jari itu tetap memaksa untuk mengocok vaginanya.

"AAHHH! SHANI!" Gracia mendongakkan kepalanya, tubuhnya melengkung ke atas.deru  nafas Gracia begitu terengah-engah, matanya terpejam erat menikmati pelepasannya.

Shani tersenyum melihat cairan Gracia yang keluar sangat banyak, ia menghentakkan jarinya sekali lagi sebelum akhirnya mengeluarkan jarinya. cairan Gracia keluar sangat banyak, hingga membasahi mukanya juga. Shani mengecup klitoris Gracia.

ia merangkak ke atas tubuh Gracia, wajah Gracia terlihat begitu cantik jika mengeluarkan keringat. Shani mengecup bibir yang tak tertutup sepenuhnya itu.

kedua tangan Gracia mengalungi leher Shani,
nafasnya masih belum kembali normal.

"jari kamu enak banget ci." Gracia menghindari tatapan Shani, Gracia malu.

Shani terkekeh melihat Gracia yang malu-malu, ia mengecup pipi kanan dan kiri Gracia. lalu ia berdiri mengambil tissue untuk membersihkan tangan, wajah, dan vagina Gracia.

gadis berlesung pipi itu kembali merebahkan tubuhnya disamping Gracia, mendekap tubuh telanjang gadisnya. Shani menarik selimut untuk menutupi bagian tubuhnya dan Gracia.

"tidur sayang." Shani mengelus lembut surai hitam Gracia, sesekali dikecupnya pipi yang terlihat lebih berisi dari pipinya itu. senyuman Shani terus merekat di wajahnya.

"Shani, i love you."

"i love you more jelek. udah ya tidur." Shani membawa wajah Gracia ke ceruk lehernya. memeluk tubuh mungil kekasihnya dengan nyaman. akhirnya mereka memejamkan matanya hingga terlelap.



































***



woi lah. keringet dingin gua nulisnya. 😢








GRESHAN OS.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang