Chapter 3 - Jawaban Keysa

18 13 1
                                    

~Jalan yang sulit sering kali mengarah ke tujuan yang indah☘️~
_________________________________________________

Keysa saat ini berada di tempat yang sering dia kunjungi sejak dia pindah ke sini. Bagi Keysa tempat ini sangat menenangkan. Dulu dia selalu datang kesini dengan seseorang, tapi sejak kecelakaan 2 tahun lalu yang menyebabkan dia koma selama beberapa hari, dia selalu datang sendiri ke tempat ini.

‘Secret Lake’

Begitulah ia menamai tempat ini. Karena hanya dia dan orang itu yang mengetahui tempat ini. Tidak. Masih ada satu orang lagi yang mengetahuinya. Benne. Dia adalah sahabat sekaligus saudara sepupunya.

Dulu keluarganya menolak keinginannya untuk mengadopsi Benne. Tapi sang Ayah memberitahu ia kalau keluarga sepupunya, Emanuel Family, mengangkat Benne menjadi bagian dari keluarga Emanuel.

Saat asik melamun, ia di kagetkan oleh bunyi dari ponselnya. Dia melihat Benne mengirimkan pesan kepadanya. Setelah berbalas pesan, pikiran dia melayang pada kejadian di rumah sakit tadi. Dia terus memikirkan jawaban apa yang harus ia berikan dan sesekali menghelakan napasnya.

Dia menatap layar ponselnya. Kemudian dia bangkit dan pergi dari sana. Butuh beberapa menit untuk dia sampai ke sebuah apartemen yang terkadang dia tempati. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 18.15 dan dia segera menggantikan pakaiannya.

Setalah berganti pakaian, ia melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim. Selesainya beribadah, dia melanjutkan rutinitas yang selalu dia lakukan setelah salat, yaitu muroja’ah. Di usianya yang terbilang cukup muda, dia sudah di ajarkan untuk menghafal kitab suci mereka yaitu Al-Qur’an.

Sesudah muroja'ah, ia meletakkan kembali Al-Qur’an ke tempatnya saat mendengar alarm di ponelnya berbunyi yang artinya waktu untuk melaksanakan salat Isya.

*FYI, dia memasang alarm dengan bunyi yang berbeda antara waktu bangun dan waktu salat.

Skip>>

Setelahnya, dia bergegas untuk kembali ke mansion. Sekitar 15 menit dia sampai ke mansion dengan kecepatan tinggi.

“Kau sudah sampai?” tanya Benne saat melihat Keysa ingin memasuki kamarnya.

“Hm. Kau dari tadi?” jawab Key sekaligus bertanya.

“Iya, aku datang beberapa menit setelah kau berada di rumah sakit.”

“Pesan yang kau kirim ... sudahlah, lupakan saja,” ucap Key lalu memasuki kamarnya.

Dia belum memutuskannya?batinnya.

Skip>>

Waktu makan malam tiba. Semua berkumpul di meja makan dengan posisi seperti pagi dengan Benne yang duduk di samping Keysa. Makan malam berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan apapun.

Seperti permintaan Diego, mereka semua berkumpul di ruang keluarga. Keheningan terjadi selama 1 menit sebelum Diego membuka mulutnya.

“Bagaimana keputusanmu?”

“Menurutmu?” Keysa kembali bertanya.

“Huft ..., kau selalu saja menanyakan kembali pertanyaan yang diberikan. Grandpa bertanya kepadamu Queen. Untuk kali ini saja berterus teranglah,” pinta Diego.

“Siapkan saja. Aku malam ini aku akan pergi,” ujarnya dan berlalu pergi meninggalkan ruangan itu.

Mereka menatap Keysa dengan sendu. Mereka tahu, butuh waktu baginya untuk menyembuhkan lukanya.

“Kalian tenang saja, aku akan menjaganya. Jika dia tidak baik atau dalam bahaya aku akan mengabarkan kalian. Percayalah padaku,” ucap Benne menenangkan mereka.

“Baiklah. Kita percayakan dia padamu. Tolong jaga dia untuk kami,” pinta Bianca.

Benne menjawabnya dengan anggukan dan senyuman. Hanya itu yang bisa dia berikan. Kepercayaan yang keluarga besar Keysa berikan pada Benne membuat Benne merasa bahwa dia dibutuhkan di dunia ini.

•••••••••
Menurut kalian bagaimana cerita chapter ini??

Komen untuk menjawabnya👉

Semoga kalian tidak bosan dengan cerita ini

Terima kasih yang sudah membaca cerita ini 😊

Mohon maaf jika typo bertebaran 🙏

Jangan lupa votenya ya✨

FORTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang