Chapter 9 - Sang Adik

15 8 7
                                    

~you can if you want~

-mtigsna

--------------------------------------------------------------------------------
Benne dkk - Key, melanjutkan makan yang sempat terhenti tadi. Mereka makan dengan khidmat.

Disisi lain, di seberang meja, tepatnya meja Keenan dkk, mereka yang baru sampai pun segera memesan makanan. Tak lama kemudian datang makanan mereka.

“Eh, kalian denger gak? Katanya ada murid baru cewe coy,” ucap Azriel membuka pembicaraan.

“Iya, gw juga denger. Katanya sih 2 orang ya,” sahut  Gio.

“Iya kan, tapi mereka mana ya, kok gw gak liat mereka ya,” keluh Azriel.

“Emang lu mau ngapain kalo ketemu mereka?” tanya Bara.

“Y-ya, mau kenalan aja,” jawab Azriel seraya gugup.

“Hilih, palingan juga mau lu mainin kayak yang dulu-dulu,” timpal Kevan.

“Kev, mendingan lu fokus aja sama makanan lu,” ucap Azriel.

“Kevan sekalinya ngomong langsung menohok,” sahut Gio.

“Kalian mau tau siapa anak barunya? Tuh mereka” ucap Bara seraya menunjuk ke arah meja Key dkk.

“Yang rambut emas sama pirang itu?” pasti Azriel.

Bara pun menganggukkan kepalanya.

“Gila, cantik-cantik euy, ” sahut Gio.

“Ya kan, Gio mau gak? Gw yang rambut emas lu yang pirang,” tawar Azriel.

“Gw sebenernya pengen yang rambut emas tapi kalo diliat-liat susah deh di gapainya, jadi gapapa deh yang rambut pirang aja,” setuju Gio.

“Yang lain,” timpal Keenan.

“Hah? Apanya?” bingung Gio dan Azriel.

“Korban kalian,” sambung Kevan.

“Kita gak ngapa-ngapain kok, cuma mau kenalan aja, kalo pun jadi pacar ya itu bonus sih, hehehe,” ucap Azriel seraya tertawa.

“Ganti atau mati,” ancam Keenan.

“Lu kenapa sih? Lu ada hubungan sama tuh 2 anak baru ya?” tanya Azriel, bingung dengan 2 sahabatnya itu.

“Turutin aja,” ucap Bara.

“Tapi alasannya apa? Masa nyuruh tapi gak ngasih tau alasannya itu gimana konsepnya,” kesal Azriel.

2K (Keenan dan Kevan) pun menatap tajam Azriel.

“Gw ingetin ke lo, jangan sekali-kali jadiin mereka mainan kalian, atau gak, habis kalian sama gw. Gak peduli kalian sahabat gw,” ucap Keenan dengan nada mengintimidasi.

Setelah mengatakan itu, Keenan bangkit dari duduknya dan berjalan ke luar kantin, meninggalkan makanannya yang tersisa setengah porsi itu.

“Gw harap kalian pahamin itu,” sambung Kevan kemudian menyusul kembarannya.

“Mereka kenapa sih? Apa jangan-jangan bener mereka punya hubungan sama 2 anak baru itu?” tanya Azriel memastikan.

“Gak tau, jangan tanya gw, gw juga penasaran,” jawab Gio.

Azriel yang mendengar jawaban Gio langsung menatap Bara dan diiikuti Gio. Bara yang merasa ditatap pun akhirnya buka suara.

“Turutin aja.”

Mendengar jawaban Bara wajah mereka yang semula penuh semangat akhirnya menjadi masam.

“Gak bantu sama sekali lo,” ucap Azriel diangguki Gio.

“Udah makan aja kalian, sebentar lagi bel masuk,” tenang Bara.

Mereka pun akhirnya memakan makanannya dengan rasa penasaran.

*******

Kini Keenan berada di rooftop untuk memenangkan pikirannya. Perkataan sahabatnya yang ingin menjadikan adiknya sebagai mainan membuat ia sangat marah.

Dia mungkin terlihat seperti membenci adiknya tapi kenyataannya dia sangat menyayangi adiknya. Sang Daddy sudah memberi tahu dia apa yang terjadi pada adiknya hingga mereka memutuskan untuk mengirimnya ke Amerika dan menyembunyikan status Keysa sebagai anak mereka.

“Lo gapapa?” tanya Kevan.

“Menurut lo?” tanyanya kembali.

“Gw tau lo marah, lo emosi, tapi jangan sampe emosi lo ini buat semua rencana yang udah Daddy buat hancur,” ingat Kevan.

“Gw tau, gw cuma gak suka sama mereka yang mandang adek gw sebagai mainan,” ucap Keenan serasa menahan amarah.

“Gw juga gak suka, tapi gw harus bisa nahan amarah gw.”

Setelah mengatakan itu, keheningan menyelimuti mereka berdua.

“Omong-omong kayak nya sifat kita ketuker deh, biasanya lu yang sabaran gw yang emosian, sekarang malah kebalik,” kata Kevan.

Keenan yang mendengar celetukan dari Kevan seketika terkekeh.

“Cuma sekarang aja.”

“Besok-besok juga gapapa kok, tapi jangan lama-lama ya, cape juga jadi orang sabar, hehehe,” ucap Kevan sambil ketawa.

Keenan hanya tersenyum kecil menanggapi ocehan Kevan. Kini dua saudara itu harus menghadapi berbagai rintangan untuk melindungi sang adik. Entah apa yang akan terjadi selanjutnya, semoga mereka masih bisa bersama. Demi kebahagiaan sang adik.

*********

hai guys

bagaimana chapter ini?
silahkan komen ya👉

terimakasih buat yang udah baca

jangan lupa vote juga ya✨

follow my instagram account
👉mtigsna

see u next chapter👋

FORTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang