Chapter 4 - Kembali

19 10 0
                                    

~Kalau kita menyelamatkan hati orang lain, suatu saat nanti Tuhan pasti menyelamatkan kita🌻~
-

--------------------------------------------------------------------------------

Kehidupan yang berbeda dengan masa kecilnya. Setelah hidup dengan nama ‘Emanuella’ Benne sadar bahwa hidupnya berubah. Sejak saat itu, dia mengabdikan dirinya untuk terus menjaga Keysa dan selalu menemaninya dalam keadaan apapun.

Karena baginya, dia tidak akan menjadi seperti sekarang ini jika saat itu dia menolak untuk mengikuti Keysa.

Setelah itu, dia kembali ke kamarnya untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang harus dia bawa. Saat selesai packing barang-barangnya, dia bergegas pergi ke kamar Keysa untuk merapikan barangnya.

Karena dia tau, Keysa itu sangat malas untuk prepare jika ingin berpergian. Tanpa berkata apapun, dia langsung menuju walk in closet dan memasukkan beberapa pakaian yang bisa Keysa pakai.

Mulai dari kaos hitam, celana jeans hitam, celana training, sweater, juga beberapa jaket kulit dan jeans hitam. Semua serba hitam.

Tak lama kemudian, dia selesai merapikan pakaiannya dan membawa keluar 2 buah koper dan tas yang berisi skincare. Karena Keysa jarang sekali memakai make up, jadi sedikit barang yang dia bawa.

“Kau sudah siap?” tanya Benne setelah merapikan barang-barangnya.

“Hm,” gumam Keysa.

“Tidakkah kau terlalu memaksakan dirimu? Kau juga harus pergi berlibur sesekali. Anggap saja ini sebagai liburan,” jujurnya.

“Kau sangat menyebalkan,” ejek Keysa.

“Terima kasih atas pujiannya Queen,” balas Benne dengan membungkukkan kepalanya sambil tersenyum.

Keysa hanya menggelengkan kepalanya. Bocah yang dulu dia bawa ke rumah sekarang sudah tumbuh dewasa.

*padahal mereka seumuran🤧

“Mari turun Queen, Grandpa sudah menyiapkan semuanya,” ajak Benne.

“Ben,” panggil Keysa. “Kau sudah melakukannya?” tanyanya.

Benne tersenyum dan menjawab, “Sesuai keinginanmu Queen.”

Keysa hanya mengangguk dan menghela napasnya.

“Mari turun,” ajaknya dan pergi meninggalkan Benne yang sedang tersenyum sendirian di sana.

Keysa dan Benne langsung menuju garasi. Disana sudah ada Diego dan Bianca. Supir memasukkan barang-barang mereka ke dalam bagasi. Mereka langsung masuk ke dalam mobil setelah berpamitan dengan kedua paruh baya itu.

“Kau harus berhati-hati di sana. Banyak kejahatan tidak terduga di sekitar kita yang akan mengintai,” titah Diego mengingatkan Keysa.

“Akan ku ingat,” patuh Keysa.

“Kau juga ya, jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa, kau bisa menghubungi kami,” pinta Bianca kepada Benne sembari memeluk dan mengusap punggung Benne.

“Baiklah, akan ku ingat pesanmu Grandma,” ucap Benne membalas pelukan Bianca.

Mobil yang mereka tumpangi pergi dan meninggalkan perkarangan mansion yang Keysa dan Benne tempati selama 10 tahun menuju John F. Kennedy International Airport.

Butuh waktu beberapa menit untuk sampai di sana. Tak lama kemudian, mobil yang mereka tumpangi berhenti. Itu menandakan bahwa mereka sudah sampai di Bandara.

Mereka langsung check in dan memasuki pesawat yang membawa mereka terbang menuju tempat mereka berdua saling bertemu. Ya, Indonesia, negara yang akan mereka berdua kunjungi, tidak, lebih tepatnya mereka tinggali.

Pukul 23.30 waktu Amerika, Pesawat itu mulai terbang selagi sang pramugari memberikan arahan. Butuh 12 jam untuk sampai di negara itu. Keysa yang sudah lelah memejamkan matanya dan tertidur. Sedangkan Benne yang berada di sebelahnya, ikut tertidur setelah beberapa menit mereka mengudara.

******

Setelah 12 jam mereka berada di udara yang artinya sekarang sudah sudah pukul 11.30 WIB. Akhirnya mereka pun sampai ke Indonesia. Soekarno-Hatta International Airport adalah tempat pesawat itu landing.

Benne berjalan menuju bagasi setelah melewati proses imigrasi untuk mengambil barang-barang mereka. Sedangkan Key, dia langsung menuju toilet. Setelah melakukan kegiatannya, mereka bertemu kembali di lobi dan beristirahat sejenak untuk menunggu adzan Zuhur.

Mereka berdua berjalan menuju area parkir setelah menunaikan ibadah. Kemudian, beberapa orang menghampiri mereka dan  memasukkan barang-barang mereka ke dalam bagasi. Key dan Benne langsung memasuki mobil itu.

Mobil tersebut berangkat meninggalkan Bandara menuju sebuah tempat yang disebut ‘Mansion’.

•••••••••

Haii guyss, bagaimana chapter kali ini, coba komen👉

Terima kasih buat kalian yang udah baca cerita ini😊

Maaf kalau ada typo bertebaran 🙏

Jangan lupa vote ya✨


See u❤

FORTETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang