BAB III : New Life Begin

153 24 1
                                    

Renjun terbangun karena aroma tak sedap di sekujur tubuhnya. Tunggu..

"Loh, kok aku di apart?" Renjun nge lag sebentar, lalu mengedarkan pandangannya mencari keberadaan iblis sialan itu.

"JAEMIN!"

"YA! NA JAEMIN!"

"J-jaemin.." suara Renjun mengecil dengan bibir yg melengkung ke bawah menunduk lalu menangis. Mendapati dirinya ditinggal sendirian lagi.

Tak lama sosok berwajah genit itu muncul di hadapannya tiba-tiba,

"Mencariku, hm?"

Renjun perlahan mendongak dengan wajah yg sembab. Memeluk pria di hadapannya erat.

"Ehh kenapa beb? Aku ga kemana-mana, kirain kamu tidur yaudah aku tinggal. Ucucuu sayang,"

Renjun kembali menangis kencang, lalu perlahan di dongakkan wajahnya oleh oknum bertaring dengan netra merah darahnya itu yg tengah nyengir tanpa dosa.

"Kamu tuh! Jangan suka ngilang bisa gak! Aku.." Tatapan Renjun menyendu lalu kembali menyembunyikan wajahnya di dada bidang Jaemin.

"Tidak ingin sendirian lagi.." lanjutnya pelan.

Jaemin yg mendengar itu men sejajarkan tingginya dengan Renjun.

"Aku disini kan? Udah ah daripada drama, mending kita mandi. Bau banget kamu huwekk," Jaemin langsung berlari sebelum Renjun memukulnya.

Singkat cerita, mereka mandi bersama tentunya tanpa adanya adegan mama papa ya. Belum /plak

Jaemin sudah rapih dengan setelannya yg masih seperti kemarin-kemarin, formal sekali bahkan terkesan seperti vampire. Orang jika melihat Jaemin pasti dikira lagi cosplay.

Renjun yg baru selesai mandi, dia agak lama karena harus membersihkan kamar mandi juga, iblis itu begitu brutal saat mandi tadi. Baru saja keluar kamar mandi Renjun hampir terpeleset karena Jaemin yg tiba-tiba muncul dihadapannya.

Renjun menggebuk dada Jaemin kencang. "Iih!! Jangan ngangetin bisa gak! Ini juga!" Tatapnya nyalang pada kuntilanak dan hantu lainnya yg masih saja menampakkan diri.

Jaemin langsung mengusir hantu-hantu itu,

"Ahh.. aroma mu babe.."

"Akh.. j-jaem.. menjauh! Shh apa yg kau lakukan!"

Percuma, tenaga Renjun tak ada apa-apanya dengan Jaemin. Lehernya terasa panas ketika kedua taring Jaemin menancap dan menyedot dengan seenaknya hingga Renjun merasa pusing.

Diremasnya tuxedo belakang Jaemin kencang, taring itu perlahan dicabut.

"Ahh, aku tak sabar membawamu ke neraka" Jaemin mengecup bekas gigitan di leher Renjun yg berubah menjadi tanda pentagram kecil yg indah.

Jaemin menggendong tubuh lemas Renjun dan mendudukkannya di kasur.

"Bersiaplah, kita akan pindah dari apartemen jelekmu ini."

Ya, Jaemin membeli mansion yg cukup besar untuk tuan mudanya ini. Jika kalian penasaran, hey. Jaemin bukan vampire, hanya saja harum Renjun terlalu nikmat untuk dilewatkan.

Jaemin lebih tertarik dengan jiwa putus asa seorang Huang Renjun.

Katanya supaya Renjun engga telat lagi dan gaperlu capek lari larian kalau sekolah.

Yaelah, lu nya aja kga ada budget. Org injun biasa naik bus. -author

Cot, diem lu -Jaemin

Renjun menatap Jaemin sinis.

"Emg kamu punya duit?"

Jaemin yg ditampar dengan kata-kata itu mengeluarkan smirknya. "Tentu, aku tunggu dibawah. Berdandanlah yg cantik, semua kebutuhan perawatan dirimu sudah ada di meja rias. Kenakan pakaian yg sudah aku persiapkan di kasurmu itu."

Suram - JaemrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang