3. Keping Ingatan

59 6 3
                                    

"Dimana orang-orang tadi?" Taehyung nampak heran seraya mencari-cari sumber suara dengan menepuk-nepuk TV tersebut.

"Hentikan itu!" Ujar Jennie yang membuat Taehyung menghentikan aktivitasnya. "Kau ini sinting ya?!"

"Benda yang kau sentuh adalah TV atau Televisi. Televisi ini adalah alat yang mampu menerima data, berupa gambar dan suara secara bersamaan di waktu yang sama. Salah satu karakteristik utama dari media massa ini adalah bersifat satu arah. Jadi kau bisa mengakses berita hanya dengan memiliki satu benda ini di rumah. Kau tak perlu capek-capek melihat koran, berita selebaran ataupun pusat pengumuman."

"Wah canggih!"

Jennie mengerutkan dahinya, ia sangat bingung dengan orang norak yang baru saja ia temui hari ini.

Apakah dia benar-benar pria yang hidup di masa lalu? yang benar saja?Apakah sekarang aku sudah gila? apa pria ini yang gila?

"T-tapi aku tadi melihat para manusia yang sedang berperang. Apakah itu sungguhan?"

Jennie mulai jengah dan menghembuskan nafasnya. "Film adalah medium visual yang menggabungkan gambar bergerak, suara, dan kadang-kadang teks untuk menyampaikan cerita atau informasi. Sudah? apalagi yang ingin kau tanyakan?"

"Woah zaman sekarang sudah semakin maju rupanya. Padahal dulu orang-orang menghibur diri melalui berbagai bentuk seni, seperti teater, cerita lisan, pertunjukan musik, dan gambar-gambar statis."

Jennie mengangguk sinis. "Itulah enaknya hidup di zaman ini."

Taehyung kini malah semakin penasaran, ia menaiki sebuah kursi dan menyentuh lampu yang berada di atas dinding. "Lalu yang ini ap—"

"HENTIKAN!" Teriakkan Jennie kini membuat Taehyung mematung tak percaya. Taehyung mulai kicep, Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Tuan Putri sejak kapan kau berani, mengencangkan nada bicaramu?"

"Dengar, aku ini tidak hidup di zamanmu. Sekarang turun!" Perintah Jennie.

Taehyung kini mulai menuruti apa yang diperintahkan oleh Jennie. Sekarang Jennie memegangi kedua pipi pria itu. Jennie ingin memastikan bahwa yang ia lihat bukanlah halusinasi. Ia beberapakali menepuk-nepuk kecil pipi Taehyung. Namun beberapa detik kemudian Jennie menamparnya.

PLAK!

"Tuan Putri! Apa salahku?!"

"Ah ternyata aku tidak sedang bermimpi. Apa itu sakit?" tanya Jennie

"TENTU SAJA!"

"Syukurlah... Sekarang jawab aku!" Jennie memegangi kedua pundak pria itu dan menatapnya dengan tajam.

"Siapa kau? apa maksud dan tujuanmu? kenapa kau bisa ada disini? Kenapa kau menyebutku Tuan Putri dan bersikap aneh seperti orang sinting?!"

Taehyung yang mulanya menampakkan wajah terkejutnya, kini mulai merubah ekspresinya menjadi serius. Ia berbalik menatap Jennie dengan tajam.

"Maaf. Aku berlaku tidak sopan sehingga membuatmu takut."

Taehyung kini mengeluarkan sebuah lembar kertas yang berisi sebuah lukisan. Kertas itu sudah berwarna sedikit coklat dan nampak tua.

 Kertas itu sudah berwarna sedikit coklat dan nampak tua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DelusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang