6. Mantan

50 5 0
                                    

"Dimana ini?" Jennie mulai menerawang keadaan sekitarnya.

"Ini kamarmu." Taehyung kini menunjukkan sebuah anyaman berbentuk kupu-kupu pada Jennie. "Kau dulu suka menganyam, merajut dan menjahit."

"Benarkah?"

"Kau selalu meminta diriku membuat pigura untuk memajang berbagai anyamanmu."

Kini Jennie tertegun melihat setiap inci kamarnya. Memori-memori itu mendadak berputar di kepalanya.

***

"Taehyung, apa ini bagus?" Jennie menunjukkan sebuah anyaman yang sudah ditempelkan ke dalam pigura.

Taehyung mengangguk. "Bagus, hanya saja pigura kayu yang digunakan sudah berlubang. Mungkin dimakan rayap. Sebaiknya Tuan Putri mengganti piguranya."

"Tapi pigura dengan model seperti ini sudah jarang di jual. Di pasaran tak pernah kutemukan lagi yang seperti ini."

Taehyung mengamati setiap inci pigura yang dipegangnya. Pigura itu terbuat dari kayu jati. Pasalnya pada saat itu kayu jati jarang ditemui dan kalaupun ditemui pasti harganya mahal. Akan jadi pembicaraan besar jika Sang Tuan Putri membeli pigura mahal disaat rakyat sedang sengsara akibat kemarau panjang.

"Besok akan kuberikan yang baru untukmu, yang lebih bagus dari ini."

"Woah benarkah?"

Taehyung mengangguk. "Saat selesai berburu di hutan, aku akan menemukan kayu dengan kualitas bagus dan memahatnya untukmu."

"Sejak kapan kau bisa memahat kayu?"

"Entahlah, "

"Kalau bisa, kau ukir pigura tersebut dengan motif bunga."

"Bunga?"

Jennie mengangguk mantap. "Iya bunga, aku kan sudah menganyam kupu-kupu cantik disini. Dia akan mati jika tak ada bunga-bunga yang cantik."

Taehyung terkekeh. "Padahal anyamanmu tidak bisa hidup."

"Bisa saja, tak ada yang mustahil di dunia ini. Bisa jadi di kehidupan berikutnya kau dikutuk menjadi kupu-kupu." Ejek Jennie.

"Kalau begitu kau akan menjadi bungaku. Bunga yang cantik."

"Aish, tukang gombal."

Taehyung tersenyum tipis melihat pipi Jennie yang kini memerah, ia sepertinya tersipu malu. "Mengapa kau menganyam kupu-kupu? Padahal ia hewan yang rapuh. Mengapa tak kau anyam harimau atau singa saja disini?"

Jennie menggeleng seraya mengamati anyamannya. "Entahlah... Aku hanya menyukainya. Apalagi saat musim semi, kupu-kupu itu hinggap diantara bunga-bunga yang bermekaran. Di atas bukit, saat musim semi, aku senang melihat mereka beterbangan dengan cuaca yang hangat. Semuanya bagai relaksasi bagiku. Aku jarang bisa menikmati waktuku sendiri, kecuali saat musim semi."

Taehyung kini mengerti. Jennie sebagai putri mahkota selalu dituntut sempurna oleh Ayahnya atau Sang Raja. Akhirnya sebagai putri mahkota Jennie harus menghabiskan waktunya untuk belajar di sekolah kerajaan. Ia mempelajari segalanya entah itu ilmu politik, ekonomi dan lain sebagainya. Hingga tibalah waktu libur sejenak, yaitu pada saat musim semi. Saat musim semi lah Jennie bisa leluasa beristirahat dengan menyalurkan hobinya.

Jennie menghabiskan waktu liburnya dengan pergi menyendiri di atas bukit dekat kerajaan. Entah takdir atau kebetulan, disana ia bertemu dengan Taehyung yang pulang berburu. Setiap musim semi, Taehyung melihat Sang Putri selalu berdiam diri disana. Terkadang sampai ketiduran dan badannya dikerumuni semut merah, hal itu membuat badan Jennie gatal-gatal.

Akhirnya Taehyung berinsiatif membuatkan sebuah saung atau gazebo mini untuk Jennie. Hal ini sangat membantu Jennie tentunya. Tempat itu sering dipakai Jennie tidur siang, menulis, melukis dan melakukan hobinya yang lain, saat ia jenuh menghabiskan waktu di kamarnya. Berkat tempat itu juga Taehyung dan Jennie jadi sering bertemu. Tempat itu seperti tempat sakral untuk mereka. Di sebuah saung, di atas bukit, tempat itu menjadi saksi atas perasaan mereka yang saling mencintai.

DelusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang