Shouyo duduk di tangga yang mengelilingi lapangan sepak bola, hari sudah hampir sore karena jam sekolah sudah selesai, tapi masih ada beberapa guru berkeliaran melihat Sakusa benar-benar menjalankan hukumannya.
Shouyo duduk memperhatikan Sakusa yang berlari mengeliling lapangan besar itu untuk menyelesaikan hukumannya, sementara di lengannya sudah ada air mineral dan handuk kecil.
"Ah disini mereka" Suara datang dari belakang Shouyo, membuatnya menoleh dan mendapati Oikawa dan yang lainnya berjalan mendekatinya.
"Sudah berapa putaran?" Tanya Oikawa duduk di samping kiri Shouyo sementara Kenma duduk di samping kanan Shouyo, manik kucing itu fokus pada Game tapi Shouyo tau telinganya mendengarkan.
"30, 20 putaran lagi" Jawab Shouyo tak melepaskan pandangannya dari Sakusa yang berkeringat.
"Kaget gak liat bos kelai?" Tanya Kuro di belakangnya, kucing hitam itu menjulurkan kepalanya hingga ke samping Shouyo.
"Kaget" Jawab Shouyo singkat, karena ini adalah perkelahian Sakusa dengan orang lain yang pertama kali ia lihat, jadi ia terkejut dengan kebrutalan itu.
"Lu mau tau kenapa bos tiba-tiba mukul Tony?" Kuro selalu bisa membuat percakapan menjadi panjang.
"Kenapa?" Tanya Shouyo penasaran, ia langsung menoleh ke belakang.
"Komori memberitahu bos kalau lo di ganggu sama Tony di Toilet"
"Okey, siapa Komori ini?"
"Sepupu bos, katanya dia ngeliat semua yang terjadi di toilet, lo nendang kont--" Atsumu menjawabnya, tapi terhenti oleh tangan yang tiba-tiba mendarat memukul mulutnya.
Plak
"Yang bener kalimatnya" Osamu menyela kalimat Atsumu dengan memukul mulut kembarannya itu.
"apasih Samu! Udah bener kok Shouyo-kun nendang kontolnya Tony!" Mulut Atsumu emang gak berfilter.
"Gak gitu juga kata-katanya! Hinata masih polos" Tunjuk Osamu pada Shouyo yang melihat mereka dengan manik madu paling polos, Kenma di sampingnya sudah menutup telinga Shouyo dengan tangannya sebelum Atsumu mengucapkan kalimatnya.
Bahkan Oikawa membantu menutup telinga Shouyo yang sudah ditutup oleh tangan Kenma, jelas tak akan ada suara yang terdengar oleh Shouyo karena bocah itu masih memperlihatkan tampang polos.
"Dia udah 17 tahun!"
"Ya tapi liat tampanglah, kalau modelannya kayak lo ya gak papa"
"Apa maksudnya kayak gue, lo juga kayak gue ya!"
"Gak lah, gue anak tunggal"
"Si bangsat!" Lalu perkelahian dua anak kembar dimulai.
Telinga Shouyo telah terbebas dari tangan Kenma dan Oikawa, "kenapa itu?" Tanya Shouyo polos sembari menunjuk Atsumu dan Osamu yang sudah bergelut di lapangan sepak bola.
"Abaikan saja, nanti juga diam sendiri" Ucap Kuro santai, seolah hal ini sudah biasa terjadi.
"Komori itu yang mana ya?" Tanya Shouyo masih tak tau yang mana Komori itu.
"Rambutnya coklat, katanya lu pasti tau dia karena dia ketawa keras pas liat kejadian itu" Oikawa menjawabnya.
"Oohh" Shouyo langsung mengingatnya, ternyata yang tadi ketawa keras di pintu toilet itu ternyata Komori, sepupu Sakusa. Tidak mirip.
Lalu Sakusa mendekat ke arah mereka, Shouyo langsung saja memberikan air mineral dan handuk kecil untuk Sakusa.
Sakusa yang berkeringat itu lebih hot bagi Shouyo membuat manik madunya tak bisa lepas dari gerakan minum Sakusa yang membuat apel adamnya naik turun.
"Bos, Tony dan antek-anteknya dibawa ke rumah sakit" Ucap Yamamoto.
"Hm" Balas Sakusa tak peduli, manik hitam kelamnya menatap Shouyo yang juga menatapnya, tangannya tak berhenti mengelap keringatnya. "Balik" Ucapnya singkat serta menjentikkan jarinya di depan Shouyo, jelas menyadarkan Shouyo yang melamun.
Mereka langsung pergi mengabaikan dua anak kembar yang masih berguling-guling di lapangan sepak bola.
•••
Hari senin adalah hari yang dihindari oleh sebagian besar siswa, bahkan siswa berprestasi kadang kala muak dengan hari senin. Seolah hawa nyaman di hari minggu masih belum hilang.
Upacara bendera yang dilakukan setiap hari senin membawa murid Itachiyama ke lapangan dan mulai berbaris menghadap tiang bendera yang belum dipasang benderanya.
Shouyo bersyukur ia tak berada di barisan paling depan karena masih ada teman sekelasnya yang memiliki tinggi hampir sama dengannya. Jadi ia tak perlu berdiri tegak terus menerus.
Dengan barisan yang mengutamakan tinggi badan ini, jelas ia terpisah dengan Sakusa, Oikawa, dan Atsumu yang sekelas dengannya dan baris di barisan paling belakang, karena mereka sangat sangat tinggi, membuat Shouyo iri saja.
Sebelum mereka berbaris rapi disini, ada Atsumu yang menarik-narik Shouyo, mengajak Shouyo untuk tidak mengikuti upacara, alias bolos. Tapi Sakusa datang.
"Kalau mau bolos jangan ajak Shouyo"
Dengan manik hitam kelamnya yang mengintimidasi, Atsumu dan Oikawa terkejut, bukan karena tatapan itu -yang sudah hal biasa dan ketakutan mereka sedikit berkurang- tapi pada panggilan bos mereka pada anak baru.
Keduanya sudah memanggil dengan nama kecil, apa yang terjadi? Batin mereka bertanya-tanya. Jelas, karena Sakusa Kiyoomi tidak memanggil mereka dengan nama kecil, bahkan jarang menggunakan nama, biasanya "hei kau" "Elu" Sambil menunjuk salah satu dari mereka.
Shouyo ingin tertawa saat mengingat wajah cengo Oikawa dan Atsumu tadi, ia jadi tidak bisa membayangkan wajah anak-anak yang lain saat mendengar bos mereka -yang anti memanggil nama orang- sudah memanggil Shouyo dengan nama kecil.
Haruskah Shouyo bangga? Ia jadi merasa spesial.
Shouyo menoleh ke belakang, ingin melihat apakah Atsumu tetap bolos seperti keinginannya, tapi tidak, salah satu dari kembar Miya itu berdiri tegap di belakang sana.
Sakusa, Atsumu, dan Oikawa berbaris dengan posisi Sakusa di belakang Atsumu sementara Oikawa di samping Atsumu, karena di kelas mereka -11 IPA 1- dan kelas lain memiliki dua barisan laki-laki dan dua barisan perempuan.
Jadi saat Shouyo melihat Atsumu ia juga secara otomatis melihat Sakusa. Pria bersurai hitam ikal itu memiliki mata yang fokus pada kegiatan upacara bendera, sang empu mengabaikan tubuhnya sendiri yang berkeringat.
Ingat saat Shouyo bilang Sakusa sangat hot saat berkeringat? Dan kali ini lebih hot karena wajah tampan itu terkena cahaya matahari, dahi Sakusa berkerut seperti biasa, tatapannya terlalu tajam untuk hanya menjadi peserta upacara.
"Hinata-kun! Kau mimisan! Daijobu?" Anak perempuan yang berbaris di samping Shouyo menyadarkan Shouyo dari lamunannya menatap Sakusa, membuat sang empu menoleh dan menatap gadis yang berteriak itu -membuat seluruh anggota kelas 11 IPA 1 menatapnya-
"Ah daijobu, daijobu" Ucap Shouyo melambaikan tangannya menenangkan gadis di sampingnya yang tampaknya panik melihat darah yang menetes keluar dari hidungnya.
Shouyo menyentuhnya dan dapat merasakan cairan hangat dan kental keluar mengalir di bawah hidungnya.
"Kok bisa mimisan?" Gadis di sampingnya mengulurkan sapu tangan yang baru saja ia keluarkan dari saku roknya.
Iya, kok bisa aku mimisan? Untuk pertama kalinya. Batin Shouyo sembari menerima sapu tangan itu.
"Pasti karena panas" Gadis di sampingnya menjawab pertanyaan di kepalanya.
Iya, pasti karena panas, bukan karena melihat Kiyoomi. Batin Shouyo sembari menutup hidungnya dengan sapu tangan.
"UKS" kata singkat itu melayang membuat Shouyo menoleh ke asal suara, mendapati Sakusa sudah ada di belakangnya menggenggam lengannya dengan sedikit tarikan.
"Oh, oh ya" Shouyo dengan kaku membiarkan Sakusa menariknya ke UKS.
•••
TBCLokal campur jepang, gapapa lah ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Roomate [OmiHina]
Short StoryJatuh cinta pada teman sekamar... Sakusa Kiyoomi x Hinata Shouyo BXB, GAY, HOMO, BL⚠️🔞