18

11.2K 439 12
                                        




Indra dan Rinjani sampai di rumah sakit tempat biasa Rinjani memeriksakan kehamilannya, memasuki usia kehamilan ke 6 bulan baru kali pertama ini Indra bisa menemani sang istri, biasanya yang menemani hanya orangtuanya saja

Mereka berdua duduk di ruang tunggu, beberapa bulan yang lalu rinjani sangat iri melihat ibu hamil lain datang memeriksakan kandungannya di temani sang suami sedangkan rinjani hanya di temani ayah dan ibunya

Namun hari ini berbeda, Indra bisa menemaninya walau masih terlihat beberapa kali sibuk dengan handphone yang ia pegang namun Rinjani gembira saking senangnya ia melupakan tangisnya semalam

"Nyonya Rinjani Wijaya" Panggil seorang suster

Mendengar namanya di panggil rinjani segera beranjak dari kursi tempatnya duduk diikuti Indra yang mengekor di belakangnya

"Selamat siang bundaa.. Ada keluhan?" Ucap dokter muda yang menangani Rinjani

"Makannya susah sekali masuk dok" Bukan.. Itu bukan rinjani yang menjawab namun sang suami

"Oh ini ayahnya dedek ya? Selamat siang pak" Kata sang dokter ramah hanya di balas senyuman oleh Indra

"Jadi begini, memang kalau soal napsu makan saya sudah meresepkan penambah napsu makan ya bunda.. Kalau mual mungkin selingan camilannya di pancing dengan biskuit asin dulu ya supaya tidak semakin mual" Ucap sang dokter memberi arahan

Pasangan calon orang tua baru itu mendengarkan saran dan nasehat dokter dengan seksama apa saja yang boleh dan tidak boleh di lakukan selama kehamilan

"Nah kita mulai USG ya, permisi ya bundaa" Kata sang dokter

Melihat pergerakan bayinya di layar monitor membuat Indra sangat terenyuh, hatinya menghangat.. Buah hati yang ia tunggu selama ini tumbuh sehat dan kuat di dalam perut ibunya membuat Indra tanpa sadar selalu menggumamkan hamdalah berkali kali, Tanpa terasa sepasang mata indah itu berair saking harunya

"Kamu kenapa? " Tanya rinjani heran dan membantu menghapus airmata di wajah tampan pria itu

"Saya merasa bersyukur sekali, trimakasih sayang" Ucap Indra sambil menciumi kening sang istri berkali kali

"Aduuhhh momen begini ini saya jadi pengen cepet cepet nikah juga deh, manis sekali ayah bunda ini" Celetuk sang dokter membuat orang orang yang ada disekitarnya tertawa

"Dok, kalau kita mau lihat jenis kelaminnya bisa? " Tanya rinjani

"Bisa bunda.. Sebentar ya" Ucap sang dokter

"Naaahhh ini USGnya lebih jelas ya.. Oh itu, keliatan jelas ya.. Selamat ayah bundaaa dedeknya laki laki" Imbuh sang dokter berseru senang

Sementara Indra yang sudah merasakan haru sejak tadi mengucapkan terimakasih berkali kali pada sang istri

Usai memeriksakan keadaan sang jabang bayi Indra dan rinjani memutuskan untuk segera pulang, namun di tengah jalan Indra teringat atas permintaan istrinya semalam

"Sayang.. Kita mampir ke J*Co dulu ya? Masih mau donat kan? " Tanya Indra

"Udah ga terlalu pengen sih, tapi boleh deh kalau di paksa" Ucap rinjani dengan tawa

Sesampainya di salah satu mall terdekat dari rumah mereka, rinjani memesan 2 buah donat coklat dan dua gelas coklat hangat hangat untuk mereka

Melihat lahapnya sang istri memakan donat, sedikit rasa bersalah muncul di hati Indra

"Maaf ya.. Semalam ga dapat donatnya.. Ini punya saya makan aja kalau kurang saya pesankan lagi" Kata Indra

"Gapapaa.. Memang baby random kayak papanya malem malem mau donat" Ucap rinjani sambil menarik piring berisikan donat milik sang suami

"Harusnya kalau random kayak mamanya sih" Ucap Indra menggoda rinjani

"Enak aja.. Anak kamu nih" Ucap Rinjani

"Anak kita sayang.. " Ucap Indra membuat rinjani salah tingkah

Semenjak dinyatakan hamil, kalimat 'anak kita' entah kenapa selalu berhasil membuat rinjani tersipu, kalimat itu terdengar seperti kalimat paling romantis yang pernah Indra ucapkan padanya

Setelah menghabiskan dua buah donat dan segelas coklat hangat rinjani mengajak sang suami untuk berkeliling melihat lihat kebutuhan bayi

"Sayangg.. Ini lucu banget ya, kalau bayi kita perempuan aku mau beli ini" Ucap rinjani sambil menunjukan sebuah baju perempuan berwarna merah muda pada Indra

"Iyaaa.. Nanti adeknya aja kita bikin cewek ya" Ucap Indra di telinga kiri sang istri

Wajah rinjani bersemu membayangkan memiliki putra pertama seorang laki laki yang mirip ayahnya dan dan seorang putri kecil yang lucu diantara mereka

"Apa sih... " Ucap rinjani salah tingkah memukul pelan lengan sang suami

"Ciyeee mukanya merah gitu, salting ya" Goda Indra

"Stop ya" Kilah rinjani

"Enggak ah, kamu lucu banget kalau mukanya merah gitu" Ucap Indra sambil tersenyum melihat ulah sang istri

Setelah itu mereka memutuskan untuk membeli sepasang sepatu kecil untuk anak laki laki, bukan di tujukan untuk sang buah hati pasangan ini membeli sepasang sepatu kecil untuk di letakan di dalam mobil masing masing berfungsi sebagai pengingat untuk selalu hati hati di jalan karna ada putra kecil dan pasangan mereka yang menunggu dirumah

Setelah sampai di kasir, beberapa pramuniaga toko berkumpul meminta foto pada Indra

"Foto bareng bareng aja ya nanti di share" Kata Indra berusaha tetap sopan

"Sini aku yang fotoin" Ucap Rinjani

"Enggak enggak.. Kamu ikut foto samping saya sini" Ucap rinjani

'Aduhh so sweet banget mas Indra'

'Ganteng banget, wangi banget lagi'

'Ramah juga ternyata'

Riuh beberapa karyawati toko tersebut

Usai melakukan foto bersama Indra dan Rinjani segera berpamitan dan memutuskan untuk segera pulang kerumah

Di tengah perjalanan Rinjani yang kelelahan tertidur selama di perjalanan, hingga sampai dirumah Indra menunggu beberapa saat hingga sang istri terbangun

"Udah sampe ya.. Capek banget aku" Lenguh rinjani sambil meregangkan tubuhnya

"Sudah sampai sayang.. Ayok masuk, bobo lagi di kasur lebih nyaman" Ucap Indra

"Kok aku ga di gendong kayak mbak mbak di GBK kemarin sih yanggg" Ucap Rinjani merengek

"Nanti kalau saya ga kuat, malah jatuh kan bahaya yang" Kata Indra

"Oh jadi aku berat?? Mbak mbak kemarin ringan banget kayak tissue? Oke aku bisa jalan sendiri" Ucap Rinjani

Ia tidak kesal, ia tau suaminya menjalankan tugas dan memiliki empati yang tinggi maka dari itu ia sama sekali tidak cemburu hanya ingin menggoda suaminya saja











Bersambung...














Kamu dan Negara S1 [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang