"Sejauh ini hasil uji lab yang ada semuanya normal bu, namun untuk perkembangan lebih lanjutnya kita akan pantau lagi" Penjelasan dokter yang membuat pikiran Rinjani semakin keruh
Ini seperti kembali ke hampir 2 tahun lalu saat awal mengetahui bahwa dirinya mengandung Alden, kondisi sang suami juga hampir sama namun tak separah ini, ia juga sama sama tak merasakan tanda tanda kehamilan saat itu, berbekal sedikit kecurigaan ia memberanikan diri untuk melakukan tes dan benar saja hasilnya positif
Rinjani lemas, bukan karna ia tak bahagia hanya saja ia merasa belum siap untuk saat ini, tidak di usia putra pertamanya yang se kecil ini di tambah Alden masih full asi, Rinjani kembali ke ruang UGD dengan membawa surat keterangan dan hasil USG dari obgyn
Ia menyentuh wajah suaminya, ada sedikit rasa kasian namun Rinjani juga tak mampu menahan hal lucu ini, bayangkan saja ini kehamilan keduanya dan dua kali pula suaminya yang harus mengalami kerepotan akibat kehamilan ini, entah Rinjani harus bersedih atau bersyukur untuk ini
Indra mulai siuman, hal pertama yang ia lihat adalah senyum manis istrinya dan sorot mata khawatir itu
"Masih pusing ya? " Tanya Rinjani di jawab deheman oleh Indra
"Yangg... Kalau kamu mau punya anak banyak, kamu bisa keluar masuk rumah sakit kayaknya" Ujar Rinjani lagi membuat Indra menyipitkan mata, Rinjani menunjukan hasil USG dan surat keterangan dari dokter yang menyatakan bahwa dirinya positif hamil anak kedua mereka
Indra tersenyum, hatinya menghangat walau ia memang cukup kerepotan tak jauh berbeda dengan saat Rinjani hamil Alden dulu namun ia bersyukur setidaknya istrinya tak merasakan morning sickness seperti yang ia alami atau ibu hamil pada umumnya
"Alhamdulillah... Sini peluk dulu yangg" Indra merentangkan tangannya menyambut tubuh ramping istrinya itu
"Aku sebenernya pengennya punya baby lagi kalau Alden sudah sekolah yangg" Ucap Rinjani hati hati, ia takut suaminya akan marah atau berfikiran yang tidak tidak
"Sudah di kasih rejeki, kita jalani sama sama ya" Indra mengelus rambut rinjani dan menciuminya
"Trus Alden gimana yangg" Tanya Rinjani lagi
"Ya jadi abang lah, nanti kita kasih pengertian dia pelan pelan" Ucap Indra lagi menenangkan istrinya, ia tau Rinjani tengah risau akibat kehamilan kedua yang tak terencana ini di tengah kondisi Alden sedang aktif aktifnya
"Asinya gimana yangg" Kata Rinjani lesu
"Nanti kita ngobrol sama dokter lagi, jangan dipikirin sendiri" Ucap Indra
*****
Mendengar kabar kehamilan Rinjani yang kedua tentu saja kedua keluarga besar menjadi heboh turut bersuka cita menyambut kehadiran calon anggota baru keluarga itu
Berbeda dengan Rinjani, walau dokter sudah memberinya banyak penjelasan ia terus saja tak tenang, setiap melihat Alden ia selalu merasa bersalah, jarak usia Alden dan afiknya nanti terlalu dekat pikirnya
Sedangkan sang suami tentu saja berjuang mati matian untuk makan, sekedar makan saja Indra cukup kesulitan seminggu setelah keluar dari rumah sakit Indra hanya beberapa kali makan nasi bisa di hitung jari
Menjadi sangat anti dengan makanan manis apapun itu membuat tubuhnya cepat lemas karna kurang asupan gula harian
"Yangg... Aku beliin bakso, makan dulu ya" Ucap Rinjani membawa kantong plastik berisi 2 porsi bakso, kehamilannya kali ini sama sekali tidak menyulitkan Rinjani tapi benar benar menyusahkan Indra
"Kasih nasi sedikit yangg" Ucap Indra
Rinjani memberi nasi putih hangat dalam bakso suaminya yang belum di racik itu, sambil memangku Alden, Indra memulai makannya namun baru beberapa suap perutnya sudah terasa penuh dan mual
"Udah mual ya yangg? " Tanya Rinjani melihat Indra memejamkan mata menahan keinginan untuk memuntahkan beberapa suap nasi itu
"Aku suapin pelan pelan ya" Tawar Rinjani di jawab dengan anggukan oleh suaminya
"Abang.. Abang juga makan bareng papa ya? Aaaa.. Buka mulutnya" Rinjani menyuapkan nasi dan kuah bakso itu juga ke mulut kecil Alden dan si kecil itu membuka mulutnya lebar lebar meniru papanya saat menerima suapan mamanya membuat Rinjani tersenyum gemas pada bayi hampir satu tahun ini
"Papapa.. Aaaa" Ucap Alden mendongak melihat Indra seolah berkata ini giliran ayahnya yang membuka mulut, Rinjani menyuapi Indra lagi
"Naaaa" Celoteh bayi itu membuat Rinjani menggigit pelan pipi Alden saking gemasnya
"Abang lagi godain papa ya? Ha? Siapa yg ajari abang begitu... Lucu sekaliii" Ucap Rinjani sementara Indra tersenyum Alden benar benar se ceria mamanya
"Ayo sekarang abang lagi aaa" Rinjani menyodorkan sendok itu lagi dan Alden membuka mulutnya lagi lalu mendongak melihat papanya lagi, Indra tak mampu menahan tingkah gemas bocah kecil ini
Makan di suapi Rinjani bersama Alden tadi cukup efektif menjaganya agar tidak mual selama makan malam, seharian beraktifitas di luar ruangan namun Indra hanya makan 3 sendok nasi dan beberapa biskuit asin juga sepotong roti tawar namun di suapi istrinya ia bisa menghabiskan semangkuk penuh bakso di tambah nasi, astagaaa... Ia makin tak bisa hidup tanpa Rinjaninya
+++++++++ SELESAI +++++++++

KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu dan Negara S1 [SELESAI]
Romance🚨🚨 DISCLAIMER 🚨🚨 Berikut adalah cerita FIKSI -Karna hanya kamu, yg mampu membuat saya berfikir akan pernikahan ( Indra W)