Hi readers!!!
Baca pelan-pelan ya biar ga gagal faham!!Happy reading 🌷
•••
Clairine membuka matanya dengan perlahan, merasakan kebingungannya memenuhi ruangan yang didominasi oleh dinding berwarna pink dan dihiasi dengan beberapa boneka di sekelilingnya. Kepalanya terasa berat dan berdenyut, sementara matanya berusaha menyesuaikan dengan cahaya yang mengisi ruangan. Pandangannya berkeliling, mencari titik penentu tentang di mana ia berada, tetapi justru terhenti pada sebuah gambar seorang perempuan yang terletak di meja sampingnya.
Dia memperhatikan foto tersebut dengan seksama, lalu kebingungannya meluap ketika menyadari bahwa jiwa dan kesadarannya tampaknya telah terperangkap dalam tubuh Clairine. Kecemasan merayap di dalam dirinya, seiring ia memandang ke sekelilingnya, mencoba mengenali ruangan ini yang tampak asing baginya.
"Anjing! Inikan kamar Clay, kok gue bisa disini?" batinnya dengan ketidakpercayaan.
Namun, fokusnya segera teralihkan saat ia menyadari perubahan besar yang terjadi pada tubuh yang kini ia huni. Ia mengamati tangan yang terletak di depannya, terkejut oleh kehalusan kulit dan lekuk-lekuk feminin yang membedakan tubuh ini dari miliknya sendiri. Ia meraba dadanya dengan gemetar, menegaskan kembali pada dirinya bahwa kini ia memang memiliki payudara.
"Tangan gue kenapa jadi kurus gini dan ga berurat? Terus kenapa gue punya payudara? Anjing ini pasti mimpi" gumamnya dalam kebingungan.
"Gue gak percaya sama apa yang terjadi. Kenapa bisa gue di tubuh Clay? Kenapa gak di tubuh orang lain atau binatang?" desisnya dengan nada frustrasi, mencoba mengeluarkan suara yang terdengar asing dari bibir yang kini tidak dikenalinya.
"Oke, Galen, lo harus nemuin jalan keluar dari sini," sambungnya sambil menatap dirinya sendiri, mencoba menangkap gimana absurdnya situasi ini.
Ketika sedang memikirkan cara bagaimana keluar dari tubuh ini. Tiba - tiba seseorang membuka pintu kamar Clairine. Ibu Clairine masuk ke kamar dengan langkah yang lembut, menyadari bahwa anak perempuannya telah sadar. Dengan cemas dan lega, ia mendekati Clairine yang kini tersadar dan langsung memeluknya dengan erat, merasa bersyukur melihat anaknya dalam keadaan sadar. Namun, tanpa dia sadari, yang ia peluk bukanlah Clairine, melainkan Galen yang terjebak dalam tubuh Clairine.
"My dear, you are awake," ucap ibu Clairine dengan suara gemetar, rasa haru memenuhi hatinya. Dia mencium kening Clairine.
Galen, yang kini berada dalam tubuh Clairine, merasa semakin kebingungan. Meskipun ia berusaha membalas pelukan ibu Clairine dengan lembut, tetapi kebingungannya semakin bertambah ketika ibu Clairine mulai bertanya padanya.
"Clairine, dear, what happened to you?? Apakah kamu merasa baik-baik saja?" tanya ibu Clairine dengan nada khawatir, mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada putrinya yang tampaknya kehilangan ingatan.
Galen, dengan kebingungan yang mendalam, mencoba menjawab pertanyaan ibu Clairine dengan sesuatu yang masuk akal, meskipun ia sendiri tidak sepenuhnya mengerti apa yang terjadi. "Ibu, aku... aku gatau apa yang terjadi, " ucapnya dengan ragu, mencoba memahami situasi yang rumit ini.
Namun, kebingungan Galen semakin memperparah kekhawatiran ibu Clairine. "Oh, my dear , have you lost your memory?" gumam ibu Clairine dengan nada sedih, merasa khawatir akan keadaan putrinya yang tampaknya bingung.
◣─────•~❉✿❉~•─────◢
Galen membuka matanya perlahan, menemukan dirinya berada di dalam kamar yang asing, dihiasi dengan poster superhero dari Marvel. Dia memandang sekeliling, bingung dan mencoba mengingat bagaimana dia bisa berada di sini.
"Eh, ini di mana ya? Jangan - jangan gue diculik?" Gumamnya.
Pandangannya beralih saat dia melihat tangannya. Namun, yang dia lihat bukanlah tangan lembutnya yang biasa, melainkan tangan yang lebih besar dan berurat. Dia langsung merasa aneh dan mulai meraba lehernya, hanya untuk menemukan jakun yang seharusnya tidak ada.
"Ini bukan tangan gue!! Tangan gue yang lembut kemana? Kenapa gue jadi kayak begini?" keluhnya memikirkan situasi yang absurd saat ini.
Mendengar suara sendiri membuatnya semakin terkejut. Suaranya tidak lagi lembut dan feminin, melainkan suara seorang laki-laki.
"Astaga, ini nggak mungkin. Suara gue kok jadi kayak gini?" desisnya dengan nada frustrasi.
Dia segera berdiri dan berjalan menuju cermin di sudut kamar. Saat melihat bayangan dirinya, ekspresi terkejut menghiasi wajahnya. Dia melihat wajah Galen, laki-laki yang selama ini menjadi obsesinya.
"Oh my god! Gue cuma mau dapetin hatinya bukan raganya! Kenapa jiwa gue di tubuh Galen?!" gumamnya kebingungan.
Perasaan bingung dan keterkejutan menghampiri Clairine, dan dia menyadari bahwa situasinya benar-benar di luar dugaan.
Clairine merasa panik yang luar biasa ketika menyadari bahwa jiwanya berada dalam tubuh Galen. Tanpa ragu, ia segera mengambil handphone Galen yang tergeletak di meja samping kasur. Namun, kepanikan yang makin memuncak begitu ia mengingat bahwa nomor WhatsApp-nya telah diblokir oleh Galen sebelumnya.
"Astaga, gue lupa. Nomor gue diblokir sama dia karena gue suka ngepap random, gue harap belum dihapus dari kontaknya."
Dalam keadaan tergesa-gesa, Clairine segera membuka daftar kontak, menelusuri nomor yang telah diblokir oleh Galen. Setelah menemukannya, dia mengirim pesan dengan harapan agar Galen bisa memastikan bahwa jiwa Galen berada di dalam tubuhnya.
Saat menunggu balasan dengan perasaan yang gelisah, Clairine merasa kecemasan yang mendalam. Dia berharap dengan sangat bahwa Galen akan segera meresponsnya.
See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Swapped souls [ ON GOING ]
Fiksi Remaja> Baca ini ⚠️‼️ Hargai penulis ❗ Imajinasi sendiri tidak ada unsur plagiat ‼️ Jika ada nama tokoh yang sama atau alur, itu karena unsur tidak kesengajaan ‼️ Dilarang plagiat ❗ Typo bertebaran ❗ Jika ada kesalahan dalam penulisannya silakan berkomen...