Seperti terkena sihir. Kayla menatap sosok tinggi, berkulit putih dengan senyum yang mengalahkan permen kesukaannya. Jazlan ada di hadapannya. Laki-laki itu tersenyum. Kayla pun terkena panas asmara.
Namun, ada yang membuat Kayla gagal fokus. Di belakang Jazlan muncul Chandra. Laki-laki itu tersenyum lebar padanya. Ia menenteng satu keresek besar. Kayla tidak tau apa isinya. Mungkin makanan untuknya.
Ternyata bukan hanya mereka berdua saja yang datang. Zefano membawa semua teman satu gengnya. Selain Jazlan dan Chandra, ada empat orang lain lagi. Semuanya Kayla kenal. Tapi tidak sekarang dengan Jazlan dan Chandra.
"Aku bawa ini. Semoga kamu suka." Jazlan menyodorkan satu kotak yang langsung Kayla terima.
"Terima kasih, Kak. Kenapa repot-repot segala," ucap Kayla yang tersenyum semanis mungkin. Ia berharap jika detak jantungnya tidak terdengar. Karena sejak tadi sudah seperti genderang.
"Kak Rizal mana?" tanya Zefano.
Kayla menunjuk lantai atas. Beberapa saat lalu kakaknya pulang. Dan sekarang sedang berada di kamarnya. Mungkin sedang mandi. Ia pun hanya menatap Zefano yang menuju kamar kakaknya. Pasti sepupunya ini mau berkonsultasi masalah modifikasi motor.
Sementara itu, Kayla ditemani teman-teman Zefano. Namun tetap saja perhatiannya hanya tertuju pada Jazlan seorang. Beberapa kali ia sempat beradu tatap dengannya. Kayla pura-pura mengalihkan pandangan.
*Tante cuma punya ini," ucap Bundanya yang datang membawa nampan penuh dengan gelas berisi minuman dan satu piring cake cokelat.
"Maaf merepotkan, Tante," ucap Jazlan yang duduk di karpet.
"Aduh. Kenapa duduk di karpet? Ayo pindah. Kursinya masih cukup." Bundanya menyuruh Jazlan dan teman-temannya pindah duduk, tapi mereka menolak.
"Sakit banget?" tanya Jazlan.
"Kayla mengangguk. Sebenarnya ia ingin sekali duduk di bawah sampingan dengan Jazlan. Tapi itu tidak mungkin. Selain kakinya yang sakit saat digerakkan, ia juga masih punya rasa malu.
"Kenapa bisa jatuh? Pasti tadi main hujan-hujanan kan?" celetuk Chandra yang ditanggapi tawa teman-temannya.
"Enak saja," sungut Kayla. Ia kesal mendengar ucapan Chandra. Kenapa pula laki-laki ini harus datang?
"Gue beliin minyak urut. Nih pakai." Chandra memberikan bungkusan kecil padanya.
"Enggak perlu. Sudah diurut tadi," tolak Kayla yang enggan menerima pemberian Chandra.
Dari awal tangga lantai atas muncul Zefano dan Rizal. Mereka berdua turun beriringan. Lalu mengajak Jazlan dan yang lain menuju garasi. Di sana sudah seperti bengkel pribadi kakaknya. Kayla ingin sekali meminta Jazlan untuk tinggal bersamanya. Tapi apa boleh buat ia terlalu malu
Kayla pun hanya bisa menatap para pemuda itu berjalan menuju garasi.
"Kirain mau jenguk gue," gumamnya sambil cemberut.
Perhatian Kayla pun beralih pada kotak yang diberikan Jazlan tadi. Jantungnya kembali berdebar kencang ketika membuka kotak tersebut. Matanya berbinar, senyumnya pun mereka saat melihat isinya.
"Cheesecake," seru Kayla gembira.
Kenapa bisa pas sekali? Tadi pagi Kayla sempat berpikir ingin makan cheesecake. Dan sekarang di depannya sudah ada yang diinginkannya. Aman tetapi lain ceritanya lagi. Ia tidak akan memakannya.
Sedang asyik mengagumi pemberian Jazlan, dari arah luar terdengar suara mobil diparkir. Kayla menduga jika itu ayahnya yang pulang dari luar kota.
Benar saja, Kayla mendengar suara Ayahnya. Ia ingin berlari menyambutnya. Seperti kebiasaannya. Namun apa daya kakinya sulit bergerak. Ia hanya bisa menunggu sampai Ayahnya masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH - Act Of Service
RomanceMau tau definisi dicintai secara ugal-ugalan? Kayla punya jawabannya. Urusan hati tak ada yang tahu. Begitu pula dengan Kayla yang awalnya kepincut Jazlan. Teman dari sepupunya, Zefano. Ia sangat berharap menjadi kekasih dari laki-laki ini. Namun, h...