Kayla mengetuk-ngetuk ujung sepatunya ke aspal jalan. Ia berdiri depan pagar rumahnya. Kedua tangannya bersilang di dada. Tak ada senyum yang menghias wajahnya. Ia sedang kesal.
Empat sepupu dari pihak ibu yang ia miliki, tak ada satu pun yang bisa diandalkan. Mereka semua menolak mengantar jemputnya ke sekolah. Sebenarnya Amanda mau, tapi bagaimana mungkin berharap darinya?
Kayla tidak mungkin dibonceng sepedanya.
Lalu, Rizal? Kakak laki-laki yang terpaut 3 tahun dari Kayla ini jarang di rumah. Sibuk dengan kegiatan kampus dan hobinya. Modifikasi motor.
Chandra? Justru karenanya Kayla menjadi bingung. Laki-laki ini menghilang setelah meninggalkan sebaris pesan singkat untuknya. Tidak jelaskan ke mana dan ada apa dengan Chandra, sehingga Kayla bingung.
"Enggak mau tau. Pokoknya kalian semua harus bergiliran nganterin gue ke sekolah. Atau semua aib sama rahasia, aku bocor ke orang rumah. TITIK." Kayla mengakhiri panggilan grupnya. Wajahnya masam.
Kayla seperti melempar bom lalu pergi begitu saja. Ia tidak peduli jika terjadi keributan setelah aksinya barusan. Kemudian ia pun menghubungi Maura. Kayla berharap jika teman sebangkunya itu bisa memberikan tumpangan.
Sayangnya, Maura sedang berada di pesta pernikahan saudaranya. Kayla lupa kalau temannya itu sempat mengatakan akan izin tidak masuk sekolah untuk hari ini.
"Sial," umpatnya. Kayla hampir membanting ponselnya. Namun ia ingat jika itu barang yang sangat berguna untuknya. Dan belum tentu jika rusak akan segera dibelikan baru. Ia pun mengelus ponselnya, lalu memasukkan ke dalam saku roknya.
Kayla berangkat ke sekolah naik ojek online. Sudah berlangsung empat hari. Selama itu juga itu kesal karena harus buru-buru. Ia tidak bisa membiarkan tukang ojek menunggunya.
Di saat seperti ini, kehadiran Chandra teramat sangat penting. Kayla rindu laki-laki itu. Rindu senyumnya. Rindu omelannya. Bahkan ia rindu berdebat dengannya.
Pulang sekolah pun, Kayla harus siap berdesak-desakan dengan penumpang lain di dalam angkot. Ia menyesal tidak bersikap baik pada Chandra. Karena mungkin saja ini salah satu alasannya yang membuat laki-laki itu menghindarinya.
Sore ini suasana rumah Kayla kembali ramai. Sepupu-sepupunya berkumpul. Mereka mengadakan makan-makan seperti biasa yang dilakukan. Kayla harus merasa kesal karena ia menjadi bahan godaan.
"Kay. Kalau menurut gue, si Chandra tuh ilfill gara-gara sifat norak Lo," celetuk Meysa. Mulutnya yang sibuk mengunyah masih bisa mengeluarkan kalimat yang membuat Kayla melempar keripik kentang padanya.
Alan yang sedang sibuk memanggang daging pun ikut bicara, "Gue yakin Lo kangen dia, kan? Ngaku," godanya sambil tertawa.
Sekarang yang tertawa bukan hanya Alan, tapi hampir semua orang yang berada di ruangan ini. Termasuk Zefano. Si ice prince ini saja bisa tertawa kecil. Kayla makin kesal.
"Berisik!" Kayla sudah tidak tahan lagi. Ia berniat masuk ke dalam kamarnya.
"Mau ke mana?" Rizal memegang tangan Kayla.
Kayla menepisnya. "Gue enggak mau jadi bahan olok-olokan Lo semua." Ia beranjak menuju kamarnya.
"Kay. Daging bagian Lo buat gue?" tanya Zefano mengacungkan piring berisi daging yang baru dipanggang.
"Lo makan saja sampai kenyang " Kayla memang lapar, tapi hilang gara-gara mood-nya yang mendadak anjlok
Ternyata diam di kamar tidaklah terlalu buruk untuk Kayla. Inilah daerah kekuasaannya. Ia bisa bebas sesuka hati. Beruntung masih banyak camilan juga di sana. Sehingga menjadi penawar laparnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH - Act Of Service
RomanceMau tau definisi dicintai secara ugal-ugalan? Kayla punya jawabannya. Urusan hati tak ada yang tahu. Begitu pula dengan Kayla yang awalnya kepincut Jazlan. Teman dari sepupunya, Zefano. Ia sangat berharap menjadi kekasih dari laki-laki ini. Namun, h...