Gelap

6 0 0
                                    

12 Desember ( pukul : 23.40)

Malam yang gelap, dibawah derasnya hujan yang membasahi kota. Nampak beberapa orang berseragam serba hitam tengah berlari mengejar seorang pemuda dengan hoodie hitam dan menggendong ransel. 

Dari gang ke gang, jalan ke jalan, tidak peduli apapun rintangan, tetap di terjang demi mendapatkan apa yang mereka kejar.

Dirasa sudah aman, pemuda itu nampak berhenti sejenak di samping sebuah toko yang sudah tutup, merasa lelah karena merasa pelarian ini tidak akan ada habisnya. Sejenak dia menarik nafas, dan menunduk, memejamkan mata. Memikirkan langkah yang harus dia ambil agar lolos dari orang-orang berseragam itu.

Karena tidak ada pilihan lain, dia lebih memilih untuk tetap berlari sampai bertemu orang yang bisa menolongnya. Tentu saja, malam itu sudah sangat larut, ditambah derasnya hujan menjadikan semua orang tidak ada yang keluar rumah.

Saat pemuda itu membalikkan badannya, "traangg.." 

Salah satu dari orang berseragam itu melayangkan sebuah botol bekas tepat di kepala pemuda itu, sehingga membuat pemuda itu tersungkur dan terkejut.

Melihat darah yang tiba-tiba bercucuran dari kepalanya, pemuda itu langsung memilih kembali berlari dari pria berseragam itu.

Sambil berusaha meutupi luka di pelipis kanan nya, dia berusaha mencari pertolongan sambil sesekali melihat ke belakang. 

Tanpa disadari, dia keluar dari gang dan berlari ke jalan raya, dan, "Brakkkk.."

Sebuah mobil menabraknya dan membuatnya terlempar cukup jauh ke tengah jalan. Melihat pemuda itu terkujur lemas, keluarlah beberapa orang yang ternyata adalah orang yang sama yang mengejarnya. 

Pemuda itu nampak terkapar lemas ditengah jalan, sambil terguyur hujan tanpa ada satupun gerakan. 

Salah satu pria berseragam, berbadan besar dan seram menghampirinya. 

"Mahasagara Wijaya, I got You!".

Pria berseragam itu tersenyum senang, karena berhasil melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya, yaitu membunuh Mahasagara.

"K.. ke, kenapa?", ucap pemuda itu, yang tiada lain adalah Mahasagara.

Mahasagara yang mencoba menanyakan maksud dari orang-orang berseragam itu yang hendak membunuhnya. Dengan terbata-bata, dan badan yang sudah tidak berdaya, Mahasagara tetap mencoba menanyakan hal itu kepada orang yang yang tengah berdiri memandanginya puas.

"A, ap, pa sal.." 

"Ohoookk.."

Belum sempat berbicara, Mahasagara langsung memuntahkan darah yang keluar dari mulutnya. nampaknya luka yang dia dapat cukup parah akibat tabrakan tersebut.

Melihat muntahan darah itu mengenai sepatu nya, Pria berseragam itu langsung menendang kepala Mahasagara hingga terbalik. 

"Sial, ini sepatu mahal." Ucapnya dengan kesal. "Berani sekali kau mengotorinya. Akan ku selesaikan sekarang." Lanjutnya, sambil menarik sebuah tongkat baseball yang ada di punggungnya.

Pria berseragam itu nampak mengambil kuda-kuda persiapan layaknya akan memukul bola baseball, saat hendak melayangkan pukulannya, tiba-tiba seseorang keluar dari mobil dan menghentikannya.

"Stop!" Ucap, lelaki separuh baya itu. Dengan pakian dan aksesoris lebih mahal dari yang lain.

Dia nampaknya adalah bos dari orang-orang berseragam tersebut. Nampak dia menggunakan pakaian yang sangat mahal dan rapi dengan masker dan kacamata yang membuatnya tak bisa dikenali siapapun.

"Kenapa, Bos?" Tanya pria berseragam berbadan besar tersebut. "Padahal saya mau mengakhirinya, Bos."

"Lu, Bego?" Ujar si Bos, "Kalo lu hajar habis disini, nambah kerjaan kita buat beresin bekasnya. mending lu buang ke laut, atau lu bakar habis, trus lu buang, selesai." Lanjutnya memberikan saran kepada anak buahnya itu.

"Baik, Boss!" Jawab pria berseragam itu. 

laki-laki separuh baya itu-pun langsung kembali masuk kedalam mobil, lalu orang berseragam itu menghampiri anak buahnya.

"Bereskan." ucapnya, kepada beberapa orang berseragam yang ada dibelakang mobil.

"Siap. Laksanakan." Jawab anak buah nya dan langsung bergegas menghampiri Mahasagara yang terkapar lemas dibawah derasnya hujan.

Pria berseragam itu lalu masuk kedalam mobil, dan memundurkan mobilnya. Seketika tancap gas dan pergi meninggalkan area tersebut.

Ditengah perjalanan, terdengar suara dering ponsel yang ternyata itu suara dari ponsel lelaki paruh baya tersebut. 

"Hallo, Pak." Ucapnya, memulai percakapan dengan orang yang tengah menelponnya.

"Sudah, Pak. Hasilnya nanti akan langsung saya share ke Bapak." Lanjutnya, nampak meyakinkan lawan bicaranya.

"Baik, Terimakasih banyak, Pak. Senang bisa berbisnis dengan Anda, Pak." 

Setelah mematikan telpon-nya, lelaki paruh baya tersebut nampak senang dengan hasil obrolan tersebut. 

Seketika ponselnya menyala, nampak ada notif yang menerangkan bahwa dia telah menerima transfer uang yang cukup besar. Hasil dari pekerjaan-nya.

Pria besar di sampingnya-pun nampak senang karena tau dia akan mendapatkan bagian dari hasil pekerjaannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TRUE SELFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang