~ Comeback
Nasib Tim Volly Universitas Pelita Bangsa kini berada di ujung tanduk. Sudah kehilangan peluang masuk tim papan atas se-Kota dan Kabupaten Cianjur, terancam di degradasi pula dari ekstrakulikuler kampus. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan Tim Volly, hanya kemenangan minimal dua babak dalam pertandingan melawan Universitas Merdeka Wijaya, lusa nanti. Sayangnya hingga detik ini, Mahasagara sang kapten yang jadi satu-satunya nilai plus Tim Volly Universitas Pelita Bangsa, belum juga kembali ke kampus.
Vero Prasetya, sahabat dekat Mahasagara juga tidak mengetahui keberadaan sang kapten, hingga semua orang bertanya-tanya perihal keberadaannya.
Selama masa kejayaan Mahasagara, Universitas Pelita Bangsa tidak pernah kehilangan kejuaraannya. Sagara yang mampu memimpin tim dan bisa membawa semangat bagi Tim Volly Universitas Pelita Bangsa.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan".
Vero nampak kesal dengan hilangnya kabar dari sahabatnya itu, "Diluar jangkauan apaan, emangnya lu lagi di luar angkasa apa." Gerutu, Vero yang tak habis fikir dengan kelakuan sahabatnya itu.
"Udahlah, Ver." Ucap Antika, sahabat Vero dan Mahasagara.
Mahasiswi kampus Universitas Pelita Bangsa yang paling berprestasi, cantik, dan idaman semua mahasiswa kampus.
Dibalik ke populeran-nya itu, di hatinya hanya ada Mahasagara dan tak akan tergantikan oleh siapapun. Meski mereka bertiga bersahabat dari masa SMA, tidak pernah ada sedikitpun niat Antika untuk mengungkapkan isi hatinya pada Mahasagara.
Karena baginya, persahabatan mereka adalah segalanya, dan tidak mau keegoisannya membubarkan persahabatan yang sudah mereka jalin sejak SMA.
"Mungkin Saga lagi ada masalah, dan dia belum bisa cerita ke kita." Lanjutnya menenangkan Vero yang masih saja menatap layar ponselnya. "Gue yakin, gak lama lagi dia pasti balik kok."
Dibalik itu, sebenarnya Antika adalah orang yang paling khawatir atas hilangnya Mahasagara. "Anjing loh, Ga. sampe kapan Lo bakal ngilang terus kaya gini, sialan." Ujarnya, yang hanya bisa menggerutu didalam hatinya.
"Heh, Lo jangan so santai deh, nge. Gue juga tau Lo aslinya juga khawatir kan?" Tanya Vero yang membalikkan fakta bahwa sebenarnya Antika paling khawatir diantara mereka berdua.
"Enak aja, Lo. Gue mah santai aja kali. Mau dia ngilang berabad-abad pun Gue gak peduli yeh." Ujar Antika, kembali berpura-pura tegar.
"Ouh, jadi gapapa nih kalo gue ngilang berabad-abad juga." Ujar Mahasagara, yang tiba-tiba ada di hadapan Vero dan Antika. Namun, tak sepatah kata-pun keluar dari mulut kedua sahabatnya itu. Mereka hanya bisa terdiam, melihat kembalinya sahabat mereka. "Yaudah, deh. kalo gitu, gue pergi lagi aja." Lanjut Mahasagara, sambil berpura-pura pergi.
"Eh, anjing, Lo, Ya!" Ucap Vero, yang terlihat kesal dengan kelakuan sahabatnya itu, sambil menarik kerah baju kemeja yang dipakai Mahasagara.
Melihat Vero yang nampak emosi, Antika langsung melerai dan berusaha melepaskan genggaman Vero di baju Mahasagara.
"Vero, Lo apaan sih, gak santai gitu." Ucap Antika, mencoba menenangkan Vero. "Lagian, Lo, juga sih, Ga. kenpa ngilang gitu. bikin semua orang panik aja." Lanjut Antika.
"Sorry, yah, manteman. Ada beberapa hal yang emang gak bisa gue ceritain kemarin. Tapi, gue janji, pelan-pelan gue ceritain deh ke kalian." Jawab Mahasagara, mencoba menenangkan kedua sahabatnya itu.
"Serah, deh, gak peduli gue Lo mau ngasih alesan apa juga." Ujar Vero, yang nampak masih kesal dengan Mahasagara.
"Eh, jangan gitu lah bestie, ntar balik ngampus, Gue traktir Bakso Mas Bonyo sepuasnya deh." Ujar, Mahasagara, membujuk sahabatnya itu.
Vero hanya memutar bola mata dan berjalan melepas rangkulan Mahasagara yang berusaha membujuknya.
"Sorry yah, Ga, Vero mungkin masih kesal, tapi ntar juga dia biasa lagi kok." Ujar Antika menenangkan Mahasagara, lalu mengikuti Vero. "Semangat, ya, Ga". Lanjut Antika sambil mengacungkan jempol untuk memberikan semangat kepada sahabatnya itu.
Mahasagara hanya bisa tersenyum melihat tingkah kedua sahabatnya itu, baginya itulah hal yang membuat persahabatan mereka bisa awet hingga sekarang.
Setibanya di kelas, seluruh kelas tiba-tiba hening melihat kedatangan bintang kampus yang lama menghilang dan kembali muncul dihadapan semua orang.
Keheningan tanpa sedikitpun kegaduhan yang terdengar, semua pandangan terfokus kepada kehadiran Mahasagara yang kini berdiri di pintu kelas.
"Apa nih? jadi suram gini ini kelas" Ujar Mahasagara memecah keheningan. Diapun berjalan menuju meja tempat biasa dia duduk.
Semua orang langsung menghampiri Mahasagara yang tengah duduk seolah-olah semua pertanyaan demi pertanyaan siap ditujukan kepada Mahasagara.
"Lu kemana aja anjir?"
"Sialan lo, Tim jadi gajelas gara-gara lo gak ada"
"Katanya lu di culik jin sampe dibawa ke alam gaib"
Mendengar setiap pertanyaan yang terlontar membuat Mahasagara sedikit geram dan langesung beranjak dari bangkunya.
"Heh! Santay! Mana ada gue diculik jin, kampret enak aja tuh ngomong." Ucap Mahasagara yang hampir melayangkan pukulan kepada teman-teman kelasnya itu.
"Ya, lagian lu ngilang gak ada kabar, bjir." Ujar sang ketua kelas, Bisma.
"Iya, mana pihak kampus udah hubungin semua keluarga lo, tapi, gak ada satupun yang nyambung." Timpal Retna, yang gak mau kalah.
"wih, tenang!". Mahasagara mengangkat tangan nya, memberi kode untuk diam kepada teman-teman nya. "Gue gak kemana-mana, kemaren - kemaren itu gue ada problem sama bokap - nyokap, jadi gue harus nyusul mereka ke US." Ucap, Mahasagara.
"Makanya semua kontak keluarga gue gak ada yang bisa dihubungi." lanjut Mahasagara, menjelaskan.
"Btw, masalah apaan emang Ga?", tanya Jeno.
"Dih, kepo banget lu, bjir." Ujar Mahasagara, sambil tertawa kecil.
Melihat tingkat sahabatnya, Mahasagara. Vero nampak lega karena sahabatnya sudah kembali ke kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE SELF
Algemene fictieTerkadang kita diuji bukan untuk menunjukkan kelemahan kita, tetapi untuk menemukan kekuatan kita. Banyak orang yang tidak bertindak karena takut gagal. Padahal, tidak bertindak adalah kegagalan yang sesungguhnya. Cerita ini akan mengajarkan kita, b...