Gahyaka Zaima Anatari Hartanto
-Usia 17 Tahun
-Anak Mayor Jendral
-Es krim dan coklat adalah dunianya
-Happy virus
-Penyedot energi Gala
-Langganan di omelin Gala
-Nonton drama nomor 1, ngerjain PR kesekian-Masalah hidup : "Ayah nggak mau tau, pokoknya kamu harus mulai mempersiapkan diri untuk kuliah kedokteran. Ayah yakin kamu bisa selagi kamu tidak terkecoh dengan dunia lukis dan menulismu. Duniamu itu belum menjamin buat sukses di masa depan. Ayah akan daftarkan kelas tambahan untuk membantu kamu lolos di sekolah kedokteran."
Gala Jair Al-Khalid
- usia 26 Tahun
- Pangkat Letnan satu
- Tegas sama galak nggak jauh beda
- Bahan uji kesabaran Bocah kematian alias Gahya
- Nggak ada waktu cinta-cintaan
- Ganteng-ganteng tukang ngomel- Masalah Hidup : "Dengan Abang yang saat ini sukses menjadi seorang perwira, cukuplah status itu membahagiakan Ibu dan Bapak. Tapi mulailah cari calon Bang. Sudah masuk usia matang Abang tuh. Menikahlah."
Alkisah persoalan hidup yang sama dua orang insan berbeda usia dan status, Ajudan dan Anak Ajudan dalam satu atap rumah. Gahya yang menyimpan tekanan berat dari sang Ayah yang berambisi memasukan dirinya ke sekolah kedokteran dan Gala yang sama sekali tidak mendapati waktu memikirkan urusan hati demi menaikan dan mengangkat derajat keluarga yang hanya berasal dari keluarga biasa.
Alih-alih keduanya bisa saling menjadi teman dalam adu nasip. Rupanya pertemuan dua orang berbeda usia itu tidak berjalan baik. Gahya yang menganggap, semenjak kedatangan Gala sebagai ajudan Ayahnya, hidup dia jadi terbatasi, ruang geraknya tidak sebebas dulu, apalagi dirumah. Di tambah, saat leadership camp di sekolah, Gala menjadi komandan tentara yang selalu menghukumnya. Lain hal dengan Gala yang justru menanggap semenjak bertemu bocah petakilan alias Gahya, ketenangannya mudah terusik, Gahya selalu membuat dia pusing dan kesal diwaktu bersamaan.
"Sebagai teman kecil yang sedang menjelma menjadi sosok yang baik hati, lemah lembut, dan kalem, aku mau bilang, Om Gala sabar aja dulu. Nggak usah galau gitu. Nanti kalau waktunya tiba juga pasti dipertemukan. Jalanin aja dulu, tapi om jangan jalan kemana-mana, nanti nyasar."
"Tua kamu. Sok ngerti urusan orang dewasa aja," Ketus Pria yang sedang nyemir sepatunya.
"Nggak usah mancing ribut dong, Om. Aku lagi pengen damai sama Om Gala. Lagian siapa bilang aku masih kecil, orang sebentar lagi aku punya KTP."
"Cerewet. Sana-sana masuk, kerjain PR," Usirnya. Gadis yang asik memeluk satu toples roka itu mengubah raut wajahnya, kesal.
"Ah elah. Masih mending aku temenin ngegalaunya. Emang nggak tau terima kasih ya Om Gala ini. Biarin aja. Aku sumpahin tidurnya di peluk Mbak kunti. Terus ketempelan deh." Dia sewot
"Kamu tuh kuntinya. Saya doain semoga mati lampu malam ini. Biar kamu nggak saya bolehin nempel sama saya," balas Gala tak mau kalah.
"Nye nye nye! Nggak peduli. Ya Allah jangan kabulkan doa jeleknya Om Gala ya. Terima Kasih. Aamiin."
__________________
Bismillah
Assalamualaikum Temen-temen.Alhamdulillah, akhirnya project tulisan kedua ini berhasil digarap. Tenang-tenang, cerita ini bukan tentang pernikahan dini yang terjadi pada usia minor kok, hehe. Cerita ini sedikitnya terinspirasi dari pengalaman hidup, selebihnya itu dari tontonan dan bacaan seputar Abang-abang ' Hallo dek' wkwk.
Kali ini penulisannya akan pakai sudut pandang atau POV orang ketiga atau si serba tau semuanya, jadi lumayan menantang banget buat gue yang baru aja nulis cerita memakai sudut pandang atau POV orang pertama.
Terkait waktu update masih akan disesuaikan ya temen-temen. Tapi, Insha Allah setiap minggunya akan ada update, minimalnya.
Hope you guys enjoy and like my second story. See you next chapter.
Jangan lupa like, komen, dan share ke temen-temen kalian supaya baca cerita ini. Mari kita gebyarkan ramai-ramai, sekiranya berharap ada kebaikan yang bisa di ambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hati Yang Tak Terkawal
Fanfiction[School life, Military, Familly, Comedi, Love] "Jangan lambat hei! jalan jongkok kalian yang cewek-cewek. Cepat!" "Di sini punya orang dalem juga percuma, nggak ngaruh." Gerutu gadis itu pelan sambil bergerak mengikuti instruksi tentara loreng galak...