Malam harinya seperti biasa Gracia akan pergi keluar untuk nongkrong, biasa anak muda kalo ga keluar rasanya ga afdol. Kali ini Gracia keluar dengan menenteng gitar miliknya dipundak, dia akan menyanyi disalah satu café langganannya.
"Rapi bener kamu gre?, mau kemana?" Tanya Boby yang melihat Gracia.
"Eh papa, Gracia mau keluar Pa, brg anak anak ke café biasa"
"Itu bawa gitar buat apaan?"
"Gre mau ngamen biar ada penghasilan sendiri" Canda Gracia.
"Ngapain kamu ngamen? orang papa udah kaya"
"Ya mau nyanyi lah papa gimanasih. Lagian mana ada pengamen cakep kayak gre" Ucap Gracia dengan pd.
"Halah kamu gegaya-an, yang bilang kamu cakep siapa emang?" Celetuk Shania tiba tiba yang mendengar ucapan sang anak.
"Mama apaansih liat aja nanti, mama ga tau sih pesona seorang Shania Gracia Caesar gimana" Ucap Gracia menyombongkan diri.
"Ketinggian kamu! Wong kamu manja gitu mana ada yang mau" Gracia mengerucutkan bibirnya kedepan mendengar ucapan sang papa yang ikut ikutan untuk mengejeknya.
"Hahaha"
"Ejek aja terus! Gre pergi dulu by!" Ucap Gracia yang kesal dan pergi dari sana.
"Hahaha pundung tuh anaknya"
"Anak kamu tuh"
"Anak kamu juga Boby!".
"Hehe, peace bub" Boby yang ketakutan dengan wajah Shania.
Gracia pergi dengan muka yang ditekuk dirinya masih kesal dengan kedua orang tuanya. Disepanjang perjalanan menuju café dia terus mendumel tidak jelas, untung dirinya memakai helm fullface, jika tidak sudah pasti orang yang melihatnya akan heran. Sampainya dilokasi, Gracia segera memarkirkan motornya dan merapikan kembali penampilannya. Dengan menenteng gitar nya Gracia masuk kedalam café tersebut dan pergi menuju meja dimana temannya berada.
"Muka lu kenapa gre? Kusut gitu" Ucap Olla sambil tertawa kecil.
"Ga gw gapapa"
"Dih gapapanya cewe" Ucap mereka bersamaan.
Dilain tempat terlihat seorang wanita yang sedang menunggu kedatangan seseorang. Dirinya duduk dibangku depan teras rumahnya. Tak lama datang sebuah mobil sedan hitam di karangan rumahnya, pria itu turun dari mobilnya dan menghampiri wanita itu.
"Hi, maaf ya bikin kamu nunggu, lama ya shan?" Tanya Pria itu yang menghampiri dengan Shani.
Shani tersenyum."Engga kok Vin, aku juga baru siap" Ucap Shani kepada kekasihnya Vino.
Vino mengangguk."Yaudah kita berangkat sekarang aja yuk" Ajak Vino.
"Yuk".
Mereka masuk ke dalam mobil dan pergi dari perkarangan rumah Shani. Disepanjang perjalanan tidak ada yang membuka suara, Shani yang sibuk melihat luar jendela dan Vino yang fokus menyetir. Untung saja suara musik mengiringi kesepian dari dua orang itu. Merasa tak tahan dengan suasana yang canggung ini, Shani memulai pembicaraan.
"Kita mau kemana Vin?" Tanya Shani yang melihat Vino sedang menyetir. Memang mereka sebelum janjian tidak tau ingin kemana.
Vino melirik sekilas ke arah Shani."Aku mau ngajak kamu ke café baru" Shani hanya memangut mangut kan kepalanya dan balik lagi melihat jendela. Hufft sangat membosankan.
Tak lama kemudian mereka sampai di café BARINTO, café yang menjadi tujuan mereka."Yuk shan turun udah sampai" Ucap Vino sambil membuka pintu mobil. Mereka masuk ke café sambil bergandengan tangan. Suasana café malam ini cukup ramai ditambah dengan adanya alunan musik.
Mata mereka mencari tempat yang kosong, hingga mereka mendapatkan meja dipojok dekat dengan pohon. Suara alunan musik menambah kan kesan yang tenang bagi para pengunjung.