Pagi ini Nata tiba lebih awal disekolah, dia berjalan santai menikmati hembusan angin pagi yang menerpa kulitnya. Netra nya mengedar memandangi sekitar yang masih sepi.
Terlintas di benaknya tentang kejadian kemarin siang di toilet samping kantin. Dia berpikir keras, kesalahan apa yang dia perbuat kepada adek kelasnya itu. Namun lamunannya tersadar ketika kakinya menginjak sesuatu di bawah sana.
Dia berjongkok untuk mengambil airpods berwarna biru yang entah punya siapa. Nata mengantongi airpods tersebut berniat akan mengembalikannya ketika ada yang merasa kehilangan barang atau akan dia titipkan kepada satpam nantinya.
Tak terasa matahari telah semakin tinggi, suasana sekolah juga sudah rame. Di ujung koridor sana menjadi pusat perhatian karena beberapa orang mulai berdesakan melihat apa yang sedang terjadi.
Merasa penasaran Nata pun melangkahkan kaki nya menuju papan informasi yang terletak di ujung sana.
Betapa kagetnya Nata ketika melihat fotonya yang sedang memapah seorang laki-laki dan di sebelahnya terdapat foto orang yang sedang berciuman namun tak terlihat wajahnya karna foto tersebut diambil dari belakang.
Sekilas jika dilihat dari belakang postur tubuh orang tersebut mirip dengannya.
Nata menoleh ke sekitar dimana orang-orang sudah berbisik- bisik memandangnya. Nata menggelengkan kepalanya sambil bergumam kalo itu bukan dia. Nata akui kalau orang yang tengah memapah seseorang itu benar adalah dirinya, tapi yang sedang berciuman itu bukan.
Dengan perasaan kesal bercampur takut, Nata mengambil foto yang terdapat dirinya dan meremasnya hingga tak berbentuk. Dia sedikit berlari menjauh dari kerumunan tersebut menuju kelasnya. Tanpa dia sadari seseorang tengah tersenyum miring di belakangnya merasa rencananya berjalan mulus.
Semua mata pelajaran telah Nata lewati hari ini, terakhir hanya ada praktek renang yang harus dia jalani. Sialnya hari ini praktek renangnya digabung dengan kelas 11, dengan alasan pak Tejo selaku guru PJOK kelas 11 sedang berhalangan.
Sebenarnya Nata tidak terlalu takut dengan Bara, pasalnya wajah nya imut dan gemesin bagi Nata. Hanya saja tatapan matanya yang tajam juga sikapnya yang kasar cenderung nekat membuat Nata berpikir lagi jika ingin dekat dengannya.
Penilaian praktek renang untuk kelas 11 telah selesai, namun adek kelasnya di biarkan menonton. Kini giliran Nata untuk melakukan prakteknya. Entah kenapa Nata merasa semua orang tengah menatapnya, bisik-bisik dari salah satu orang disana terdengar oleh Nata.
"Ehh itu yang gay itu bukan sih"
Nata menjadi tak konsentrasi, fokusnya sedang terbagi. Dia tidak menyangka akan di rumorkan seperti ini. Dirinya yang tak terlihat dekat dengan laki-laki dan perempuan membuat seksualitas nya dipertanyakan.
Tiupan peluit dari pelatih menarik kembali kesadarannya, dengan gelagapan Nata asal melompat ke kolam. Dirinya berusaha untuk menghasilkan nilai terbaik dalam praktek ini. Namun saat hampir mendekati finish, kepala Nata tiba-tiba pusing namun tetap dia paksakan karena tepi kolam sudah di depan mata.
Tubuhnya terasa kaku dan sulit untuk di gerakkan, Nata tidak sanggup lagi membawa tubuhnya sampai ke finish, tangannya melambai ke udara memberi gesture butuh pertolongan. Semuanya berteriak panik namun seseorang dengan sigap terjun bebas ke kolam renang dan menggapai tubuh Nata yang sudah lemas.
BERSAMBUNG
KAPAL TABARCODE ADA PEMINATNYA GAK SIH?
KALO GUE SIH TETEP TABARCODE DI ERA GEMPURAN JEFFBARCODE
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPELESS || TaBarcode🔞
Ficțiune adolescenți"Bahkan atmosfer kita saja berbeda, bagaimana kita bisa bersatu" __ Nata "Jika ingin penyatuan, datanglah ke apartemenku malam ini" __ Bara