04

215 14 3
                                    

Dikediaman keluarga Adhitama, tepatnya di ruang tamu sudah ramai dengan teman-teman damio yang katanya akan mengerjakan tugas kelompok. Bara yang baru pulang dari supermarket pun nyelonong masuk melewati mereka. Namun ada salah satu teman abangnya yang mencengahnya, dia adalah Jayn.

"Abis beli apa dek" Tanya nya basa-basi.

Bara menoleh dan menjawabnya dengan enggan, "Cuma snack, lu mau bang?" tawarnya kepada damio yang sedari tadi memperhatikan keduanya.


"Kaga, udah banyak noh" bara pun melanjutkan langkahnya menuju kamarnya dilantai atas, namun atensinya tak sengaja bertemu dengan sosok yang sangat amat dia kenal, dia tengah fokus dengan beberapa buku tebal di depannya. Apakah abangnya akrab dengan orang itu?

Bara hanya tersenyum miring sembari melanjutkan langkahnya, entah apa yang dia pikirkan selanjutnya.







__-

Malam sudah cukup larut, namun teman-teman abangnya masih tetap pada posisi nya. Sebenarnya hanya Nata yang tampak sedang fokus menulis sementara yang lain sudah tepar duluan. Perlahan bara mendekati nata dengan secangkir espresso di tangannya.




Nata merasa ada sosok lain yang mendekatinya, dia cukup kaget saat adek kelasnya ini duduk di sampingnya. Keheningan melanda keduanya, situasi ini membuat nata tidak nyaman namun dia bingung mau membuka obrolan dengan bara, sedangkan bara sendiri hanya diam-diam menatap nata.



Nata menyadari hal itu tapi dia membiarkan saja, toh bara hanya menatapnya saja tidak sampai menggigitnya.



Sama halnya dengan nata, bara pun merasa tidak nyaman dengan situasi ini, dia berharap nata lah yang memulai obrolan duluan. Tapi rasanya hal itu tidak akan terjadi karena seperti yang bara lihat saat ini nata tetap fokus dengan yang dia tulis.



Dengan menurunkan sedikit ego nya, bara berdekhem dan hal itu sukses membuat nata menoleh kearahnya.


"Tuh di minum, masih lama kah?" ucapnya



"em iya, makasih. Masih ada beberapa yang harus di rubah" jawab nata yang hanya melirik sebentar.


Bara hanya mengangguk tanda mengerti, "Gue baru sadar kalo lu sekelas sama abang gue" ucap bara

Nata menghentikan kegiatan nya sejenak, menatap bara disampingnya yang mengenakan piyama bermotif kelinci. Sangat kontras dengan kepribadian bara di sekolah yang seperti preman pasar.


di tatap seperti itu oleh nata membuat bara menyunggingkan senyumannya, dengan sengaja bara melepas dua kancing piyama atasnya, memperlihatkan lehernya yang putih mulus.



Nata menelan kasar ludahnya dan seketika mengalihkan pandangannya ke sembarang arah asal tidak ke leher mulus itu. Bara semakin tersenyum menyadari nata yang gelagapan karena ulahnya, dia semakin gencar menggoda nata.


Bara membuka satu lagi kancing piyama nya dan menyingkapnya ke samping sehingga memperlihatkan bahu nya yang sangat menggoda iman kalo kata nata.



Nata hanya mematung di tempat dia duduk, dia bingung harus melakukan apa di sisi lain dia ingin melihat ke arah bara, nata sadar sepenuhnya jika adek kelasnya itu saat ini tengah menggodanya tapi tidak bisa di pungkiri jika nata pun suka dengan hal itu.


Merasa mangsanya mulai terbuai, bara mendekat kearah nata dan duduk dipangkuannya, dia dengan sengaja bergerak maju mundur menggesek sesuatu dibawah sana.



Nata hanya diam menggigit bibirnya, sungguh dia tau ini salah tapi tubuhnya tidak bisa di kondisikan, dia diam saja ikut menikmati permainan bara. Dasar lemah



Begitupun dengan bara, dia hanya mendesah tanpa mengeluarkan suaranya menikmati sesuatu yang mengeras di bawah sana. Inilah yang bara impikan selama ini, akhirnya fantasi sex nya perlahan terpenuhi.



"HOAAAMM .. emm mmm" dengan gelagapan bara menyingkir dari tubuh nata saat jayn meregangkan tubuhnya dan mengucek mata. Nata panik membetulkan posisinya, begitupun dengan bara yang dengan asal mengancing kembali piyama nya.



"udah jam berapa sih, belum kelar ya nat" Tanya jayn saat menyadari semuanya tertidur kecuali nata.


Nata menjawab dengan sedikit gugup, "cukup banyak, gak akan bisa selesai malam ini"


"Yaudah besok lagi aja deh" putus jayn pada akhirnya



Nata mengangguk setuju dan membereskan buku-buku nya, sementara jayn baru menyadari kehadiran bara di dekatnya.



"Eh dek lu juga disini?" Tanya jayn, bara bergerak mendekat ke arah abangnya yang tidur.



"iya, mau bangunin abang" jawabnya sekenanya.


Melihat hal itu nata dibuat heran, bara terlihat biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa tadi. Ternyata adek kelasnya ini cukup pandai mengendalikan diri dan situasi, tidak seperti dirinya.















BERSAMBUNG

HOPELESS || TaBarcode🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang