2.74

258 43 24
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

Semua botol tergeletak tak beraturan di atas meja, begitu pula dengan seseorang yang tumbang di atas ranjang. Sementara orang yang lain menatap tanpa minat pada sosok yang tertidur. Ye Mi cepat-cepat merapikan pakaiannya. Tidak dapat dipungkiri, dia juga berada di bawah pengaruh alkohol, tetapi dia masih memiliki kesadaran yang baik. Hanya dengan memberikan beberapa pijatan di pangkal hidung, dia masih dapat melanjutkan aktivitas dengan benar.

Ketika keluar dari kamar, Ye Mi bertemu dengan mata tajam Marco. Sang bawahan tampak begitu ganas dengan semua otot-otot yang menonjol keluar. Meski demikian, Ye Mi tidak mempedulikan perubahan tersebut. Dia lanjut berjalan setelah memerintahkan, "Pindahkan dia ke kamarnya. Jangan biarkan dia lepas sampai aku kembali."

Kemudian, Ye Mi segera bergegas keluar rumah untuk menemui Paman Ji yang sudah siap mengikuti pertemuan bisnis. Paman Ji tampak begitu khawatir ketika melihat penampilan Ye Mi yang masih menampakkan aura letih yang tak tertandingi. Dia terus memaksa lelaki tampan itu untuk tidur. Sayangnya, paksaan tersebut sama sekali tidak dihiraukan, membuat Paman Ji tidak fokus mengemudi sebab berkali-kali memeriksa keadaan Ye Mi. Dia tidak dapat melihat dengan jelas ketika sosok lelaki manis tiba-tiba melompat di depan mobil. Jika saja orang sekitar tidak berteriak atau tidak adanya bunyi klakson dari para pengemudi, mungkin lelaki manis itu dapat dipastikan tewas di tempat.

Ye Mi keluar dari mobil hanya untuk menemukan sosok yang sangat dikenali sedang berdiri di hadapannya. Wajah itu tampak lembut dan murni, membuat siapa saja berpikir dia tidak pernah melakukan dosa sedikit pun. Begitu banyak kerinduan membuncah di dada Ye Mi hingga mendorongnya untuk melakukan sesuatu di luar dugaan. Tangan kekar terangkat seiring kaki berjalan mendekat. Sedikit saja tangan akan mencapai pihak lain, pihak tersebut mengambil satu langkah ke belakang dan mempertontonkan ribuan penolakan.

"Mari kita benar-benar mengakhiri semuanya. Terima kasih untuk waktumu selama ini, Tuan." Xiao Sa membungkuk sopan selama beberapa saat. Ketika kembali tegak, dia menyuguhkan senyuman manis yang tak tertandingi, bisa dibilang senyum menawan yang benar-benar baru bagi Ye Mi. Kemudian, dia pun mulai pergi tanpa menunggu pihak lain menjawab terlebih dahulu sebab dia tidak ingin membuat seseorang menunggu lama.

Xiao Sa berlari dengan riang ke arah seorang lelaki bertubuh atletis. Ye Mi turut menyaksikan proses lelaki manis itu menggamit lengan seseorang. Bagi Ye Mi, orang itu benar-benar asing, tetapi tidak terlihat demikian bagi Xiao Sa yang secara terang-terangan melabuhkan kecupan hangat di pipi pihak lain. Apakah Xiao Sa selama ini memiliki simpanan? Jadi, selama ini dia benar-benar dikhianati?

Secara tidak sadar air mata Ye Mi mengalir samar-samar. Lagi, dia membuat Paman Ji diserang rasa khawatir yang luar biasa. Lelaki paruh baya itu mengguncang tubuh Ye Mi sembari mengatakan, "Tuan, bangun. Apa kamu bermimpi buruk?"

Baru di saat itulah Ye Mi sadar bahwa kejadian mengerikan tersebut hanya terjadi di dalam mimpi. Tidak ada gambaran Xiao Sa yang sedang bersenang-senang dengan orang lain di hadapannya. Itu semua adalah ilusi alam mimpi dan mungkin saja Ye Mi dihantui akibat rasa bersalah yang mendalam.

"Paman," Meski Ye Mi tetap menjaga wajah agar berpaling, suara parau dapat menunjukkan kepada Paman Ji seberapa besar kerusakan di hatinya, "apa aku sangat berlebihan?"

"Apakah aku boleh berkata jujur?" ujar Paman Ji hati-hati. Namun, dia selalu tidak mendapatkan respon sehingga keterdiaman Ye Mi dia anggap sebagai persetujuan. "Ini bukan pertama kalinya bagimu menghadapi situasi yang sama dan tidak seharusnya kamu bertindak sama seperti dulu."

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang