Sebelum memasuki ke puncak kegiatan kencannya. Di benak Wenda ada banyak sekali pertanyaan yang ingin diungkapkan kepada pemuda di depannya itu. Tetapi jika ia bertanya, apakah nantinya tidak akan menimbulkan sensasi yang berbeda?
Dan untuk itu acara makan mereka berdua kini sudah usai. Mereka saat ini hanya menunggu jam saja untuk memutuskan untuk pulang ke rumah.
"hm sebelumnya aku mau tanya," ungkap Wenda sejenak. Lalu mengambil jeda sedikit untuk melanjutkan bicaranya.
"iya silakan ditanya saja," pemuda tersebut pun mulai mengerti. Jika gadis di depannya tampak gugup dalam bicara bersamanya.
"Kamu jangan terlalu gugup. Biasakan aja sama aku, tidak apa-apa kok," tambah si pemuda itu lagi.
Mendengar kata-kata itu. Perlahan debaran jantungnya sudah mulai tenang. Tak berpacu dengan cepat lagi. Disamping itu, ia membuka lalu memejamkan mata sementara waktu. Demi membuat dirinya menjadi sedikit lebih leluasa untuk tidak gugup lagi.
"Udah mulai tenang?" pemuda itu kembali berkata dengan wajahnya yang tampak sangat mendamaikan perasaan hati. Tentu saja menurut gadis itu.
Dan perempuan itu pun samar-samar menganggukkan kepala. Kemudian pemuda tersebut memberikan sinyal lewat mata untuk menyuruh sosok gadis dihadapannya untuk mulai berbicara.
Bukannya pertanyaan sulit. Namun hatinya selalu merasa keberatan jika harus menanyai hal tersebut.
"Maaf kalau tersinggung aja ya kak, apa kak Calvin udah mempunyai seorang pacar?" tanya Wenda seraya memperbaiki posisi duduknya. Akan tetapi, pandangannya sangat fokus tertuju pada kedua manik mata berwarna coklat hazel milik laki-laki dihadapannya itu.
Setelahnya belum ada tanda balasan dari seseorang di depannya. Dan tanpa ia sadar laki-laki didepannya menampilkan sebuah senyuman yang menurutnya sangat tidak cocok untuk kondisi tegang miliknya saat ini.
"Kak Vin?"
"Kamu ternyata bertanya tentang itu sampai-sampai segugup dan setakut itu padaku?" ujarnya sambil dihadiahi sedikit kekehan kecilnya. Menatap wajah manis itu dengan senyuman mempesona.
Namun demikian gadis itu hanya menggeleng pelan mendengarnya.
"Gapapa lo sebenernya, pertanyaan itu emang udah sering banget kudengar dimana-mana, jadi wajar aja ya," katanya sedikit membuatku merasa lebih nyaman keliatannya.
"Aku belum punya pacar dan statusku sekarang adalah membuat seseorang yang aku sukai agar menyukaiku balik," tambahnya dengan panjang. Membuat gadis bernama Wenda tertegun pada perkataannya. Pikirannya sudah mulai bereaksi untuk segera menebak. Siapakah seseorang yang disukai oleh laki-laki bernama Calvin ini?
"Udah ya Wenda, ayo buruan. Hari juga udah mau larut. Nanti kakakmu akan mencari-carimu," Calvin berkata sembari mengulurkan telapak tangannya didepan Wenda. Bermaksud memberi Wenda kode untuk membalas uluran tangannya.
"Jangan dipikirkan siapa yang aku sukai. Orangnya udah disini kok," ujar Calvin lagi secara terang-terangan. Ketika mulai melangkah menuju pintu luar.
Di arah belakang punggung laki-laki itu, Wenda menegukan air liurnya sembari mengerjap-erjapkan matanya di kala mendengar pernyataan tersebut.
Sembari memakai helm. Wenda sedaritadi tidak bisa berkata-kata untuk apa yang terjadi hari ini. Di belakang jok motornya. Pikirannya melayang entah kemana. Dan tiba-tiba saja sudah berhenti tepat di pintu masuk gerbang rumahnya dan Kak Moni. Calvin yang berbicara selama di perjalanan saja, ia tak dengarkan juga. Hatinya serasa terisi warna-warna cinta. Tetapi ia belum sangat-sangat mengerti apa itu, mengapa itu. Ia menganggap bahwa hal itu adalah tanda ia memulai masa jatuh cintanya kembali.
Tak dapat dipungkiri juga, dalam pikirannya pula terbayang-bayangi oleh sosok tampannya Calvin disana. Senyuman manisnya, mata coklat hazelnya yang indah itu, bentuk bibirnya yang sangat menggoda jika dilihat terus-menerus, rambut lurus hitamnya, tubuhnya yang tinggi dan menjadi tipe ideal bagi semua anak-anak perempuan.
'AAAAAKK aku bisa jadi gila ini,' batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bianglala Dan Kamu
Teen FictionBerawal dari sebuah pesan di sebuah percakapan di ponsel. Lambat laun pun kami menjadi dekat. +alur ceritanya yang sangat ringan.