Semenjak Renjana memberikan nomor ponsel laki-laki itu yang tak lain adalah sepupunya sendiri. Hal itu membuat hubungan pendekatan antara Wenda dengan sepupunya itu lambat laun menjadi dekat.
Tak diperkirakan, kini hubungan tersebut sudah sampai terlampau jauh sekali. Dan saat ini mereka sudah saling ajak-mengajak untuk sekadar keluar jalan-jalan tiap akhir pekan tiba.
Teman-teman Wenda pun ikut mendukungnya. Sebab mereka tahu bahwa sepupunya Renjana adalah anak yang baik dan sopan pada perempuan. Terlebihnya lagi bahwa sepupunya Renjana sebelumnya belum pernah memiliki seorang pacar dihidupnya. Dan ini kali pertama untuknya.
Sampailah Renjana tiba di bandara. Dengan maksud menjemput adik sepupunya itu setelah menyelesaikan kegiatan liburannya di dunia luar sekaligus menjenguk saudara jauhnya yang kebetulan tinggal disana.
Disana Renjana tersenyum tipis. Lalu mereka saling melakukan tos bersama ketika bertemu kembali.
"Hai kak, apa kabar disini?" tanya sepupunya itu yang sudah berada di rest area. Lalu bergegaslah ia mengejar kakak sepupunya itu menuju gerbang depan.
"Baik kok, kalo Calvin liburannya gimana?" Renjana bertanya balik sembari membantu membawakan barang-barang bawaan adiknya itu.
"Menyenangkan, aku juga baru tahu kalau suasana di Negara Singapura bagus sekali," ucapnya bersemangat. Lalu tiba-tiba saja ia mengubah nada bicaranya.
"Tapi kemarin di saat-saat bersiap-siap, aku mendapat pesan dari nomor ga dikenal. Dan profilnya perempuan, aku gatau itu siapa kak, kak Ren ada tahu?" setelah berada tepat di depan pintu mobil Renjana. Sebelumnya ia menaruh barang-barangnya itu pada begasi belakang mobil. Kemudian berbalik menuju bangku depan. Disana Renjana sudah mulai memanasi mesin mobilnya.
"Mana? Coba kulihat," kata Renjana. Lalu adiknya langsung menunjukkan foto yang dimaksudkan tadi.
"Ohh itu salah satu temanku. Katanya dia ada tertarik sama kamu. Terus dia minta nomormu. Makanya aku kasih, gapapa kan?" Renjana menjelaskan secara tidak langsung ditambah dengan pertanyaan pula.
"Tidak apa-apalah, sekali-kali biar ada cewe yang mengisi dihidupku ini," ujarnya mendramatisasi. Renjana hanya tertawa kecil mendengarkannya berbicara.
"Kapan-kapan ajak aku ketemuan sama semua teman-teman kakak ya," lanjutnya.
"Iya dengan senang hati," jawab Renjana. Kemudian fokus menyetir kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bianglala Dan Kamu
Novela JuvenilBerawal dari sebuah pesan di sebuah percakapan di ponsel. Lambat laun pun kami menjadi dekat. +alur ceritanya yang sangat ringan.