My Ex Angel

676 39 7
                                    

Selamat berbuka :)

Cara's POV

"Caraaaaa!!!"

Aku tidak perlu menoleh dari buku tentang kesehatan anak yang sedang kutekuni di meja belajar kamarku, untuk mengetahui siapa yang berani menerobos rumahku sambil teriak-teriak. Hah, kebiasaan yang tidak akan pernah berubah.

"Cara!" Gadis berambut pirang dan bermata cukup besar dan indah itu sudah berada di ambang pintu kamarku, dan kudengar deru nafasnya tanda dia sehabis berlari menaiki tangga menuju kamarku. Namun tetap, aku membaca bukuku dengan penuh khidmat.

Tiba-tiba saja bukuku sudah menghilang dari hadapanku, dan kursi berodaku sudah berputar arah sehingga aku berhadapan langsung dengan sahabat tercintaku yang, duduk di kasur queen size ku, Shailene Skyler. Oh, thanks Lord. Sekarang aku akan mendengarkan curhatannya tentang ketua senat tampan yang sedang ia suka.

"Lo harus tau, Car.." Ujarnya penuh semangat dengan senyum lebar dan wajah berseri-seri. It must be a very good news, because she's so f*ckin' happy right now. "What happened?" Tanyaku sambil memandangnya tanpa ekspresi, walau dalam hati cukup penasaran akan apa yang membuatku sahabat, yang paling kusayangi dan kurindukan selama kami pisah jurusan ini, begitu bahagia. Ya, Shailene masuk jurusan kriminologi. Dia punya bakat besar untuk menjadi detektif swasta yang handal dengan kemampuan menganalisa situasi dan gerak-gerik seseorang yang sangat baik, serta rasa penasaran yang tinggi. Percayalah.

Kulihat senyum Shailene mengembang semakin lebar, membuatku takut bibirnya akan sobek karena senyuman mautnya itu. "Apa?" Tanyaku tanpa menutupi ekspresi ngeriku. Shailene menjawab, "Lo penasaran, Cara. Lo penasaran sama apa yang gue alami." Told ya. So now she's a mind reader? Fine. Aku mengangkat kedua tanganku dan berkata, "Alright. Jadi kenapa lo sangat bahagia, Shai?"

Shailene mengeluarkan sesuatu dari tasnya. Sebuah buku catatan yang kelihatannya sudah cukup lama dilihat dari sampul cokelatnya yang sudah agak kumal, dan kertasnya yang menguning. Ada nama seseorang tertera di pojok kanan atas buku catatan tersebut.

Diego Reynolds
Kriminologi'12

"Diego Reynolds? Jangan bilang kalo dia itu..." "Si Ketua Senat ganteng yang gue suka ituu." Ucapanku terpotong oleh Shailene. Dan sebelum aku menanyakan kenapa buku ketua senat yang cukup terkenal karena ketampanannya itu bisa ada padanya, Shailene sudah menjawab duluan,

"Gue sama dia beberapa hari yang lalu tabrakan sama dia! Gue ulangi, Car, TABRAKAN, OMG! Terus kertas gue yang ada nilai aib parahnya jatuh dan dia lihat. Terus dia nanya-nanya gitu ke gue.

" 'Lo ga bisa pelajaran ini? Kok milih jurusan ini? Kan ini mapel basic nya.' Terus.."

Aku terbahak mendengar kalimat pertama ketua senat itu, hingga kepalaku dihadiahi lemparan bantal oleh Shailene. "Sorry, Shai. Tapi emang benar apa kata kakak ganteng itu. Hahaha" ujarku membuat Shailene cemberut sesaat sebelum melanjutkan cerita.

Intinya, sejak kejadian itu Shailene jadi sapa-sapaan sama si Diego, sampai tiba-tiba tuh buku muncul di loker Shailene tadi pagi. Pantas nih anak girang gembira sekali.

Aku ikut tersenyum melihat Shailene mengalami hari baik. Setidaknya dia tidak merasakan patah hati akut sepertiku. Mungkin belum tapi kuharap jangan. Shailene terlalu baik untuk merasakan hal yang kurasakan. Kulihat Shailene memandangiku dengan saksama. Ah, pasti aku zone out lagi tadi. Bahkan sekarang Shailene semakin peka jika aku melamun.

Demon's Side 2 - Missing Him is GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang