No Happy Ending

134 16 7
                                    

"We keep this love in a photograph, we make these memories for ourselves. Where our eyes were never closed, hearts were never broken, times forever frozen still." - Photograph by Ed Sheeran

Cara

Semua terasa bagaikan mimpi. Tubuhku terasa sangat lelah setelah dari Dufan tadi, namun mataku sulit terpejam mengingat ciuman dan ucapan Olivier tadi.

"... I'm fallin' in love with you."

Senyum lebar muncul begitu saja di wajahku setiap kali aku mengingat kejadian tadi. Apa ini berarti kami bisa bersama lagi dan hidup bahagia setelah semua yang terjadi?

Perasaanku mengatakan tidak semudah itu. Apalagi dengan hadirnya Delena. Apa yang wanita itu inginkan?

Tanpa kusadari, mataku terpejam dan masuk ke dunia mimpi.

*****

Paginya di Kampus, Shailene langsung menginterogasiku tentang kejadian kemarin. Akupun menceritakan semuanya.

"WHAT?! I knew it! Olivier pasti udah sadar sama perasaannya ke lo!" Seru Shailene penuh semangat membuatku tertawa dan menyuruhnya tenang, melihat beberapa mahasiswa di kelasku mulai memandangi kami.

Aku berkata, "Shai, gue harap semuanya bisa berakhir dengan baik."

Shailene tersenyum dan membalas, "You'll get your happy ending, Cara. Trust me. I'll go back to my place. Bye." lalu ia bangkit dan pergi ke gedung fakultasnya.

Tak lama seorang wanita masuk dan seharusnya ia adalah dosen mata kuliah kami sekarang. Jantungku berdetak cepat dan keringat mulai membasahi keningku saat kutahu siapa yang menjadi dosenku sekarang.

Delena.

Ia mengajar dengan normal, namun tatapannya sering bertahan padaku. Kurasa Happy Ending yang Shailene maksud tidak akan datang dalam waktu dekat.

*****

Olivier

"Hei." Sapaku pelan begitu tiba di depan Cara yang sedang mengambil buku dari lokernya. "Habis makan siang kita ada kelas barengkan? Gimana kalo kita makan siang bareng?"

Cara tersenyum memandangku dan sebelum ia sempat menjawab tawaranku, seseorang tiba-tiba merangkulnya dari belakang dan mengacak rambutnya. Rein.

"Makan siang bareng, yok." Ujar Rein santai sambil masih merangkul Cara. Tanpa kusadari tangan kananku sudah mengepal dan ada rasa tidak suka melihat kedekatan mereka.

Apa mungin Cara tidak punya rasa sama sekali terhadap Rein? Selama aku masih jahat terhadapnya, Rein selalu ada untuknya. Bukan berarti aku ingin Cara memiliki perasaan terhadap Rein. Damn. I'm so whipped.

Rein menatap ke arahku dan kedua alisnya terangkat. "Gue ganggu, ya?" Tanyanya sambil menatapku dan Cara bergantian.

Aku hanya diam dan Cara menjawab, "Engga, kok. Olivier baru aja ajak gue makan siang bareng. Lo gabung aja sama kita." Seandainya Cara tahu kalo aku cuma mau makan siang berdua sama dia.

Kulihat Rein tersenyum penuh arti dan membalas, "Is it okay?" Cara menjawab, "Of course it is. Ya, kan, Vier?" Cara memandangku dan kulihat sedikit kekecewaan terlintas di matanya. Hell, I wish.

Demon's Side 2 - Missing Him is GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang