"Gak! gamau," ucap Byan dengan penuh penekanan.
"Putusin! Besok Ayah ajak kamu ke acara perjodohan," bentak Ayah membuat Byan menghembuskan nafas kasar lalu berdiri dan menggebrak meja makan.
"Gak mau!" Byan yang sudah malas berdebat langsung pergi menaiki tangga dan menuju kamar miliknya.
"Anak kurang ajar."
Ia sengaja menutup kamar dengan keras agar Ayahnya mendengar dari lantai bawah. Byan mengecek kembali handphone miliknya, tetapi belum ada balasan apapun dari Nana.
Byan yang pusing hanya bisa mengacak-ngacak rambutnya. Ia bingung dengan apa yang harus dilakukan sekarang.
Tak lama ada yang mengetuk pintu kamarnya. "Masuk!" Byan sudah menduga bahwa yang datang adalah Bunda.
"Byan," ucap Bunda dengan pelan.
"Bunda tau kan kalo Byan sukanya Nana. Bilang ke Ayah, Byan gak bakal mau ikut acara kaya gitu. Gak guna!" Ucap Byan dengan tegas tapi tidak terkesan membentak.
Saat sebelum Byan kembali dari sekolah, sebenarnya Bunda sudah membujuk Ayah untuk tidak melakukan hal ini. Bunda tahu bahwa Byan akan menolak mentah-mentah apa yang disuruh Ayahnya.
Karena Ayah Byan yang keras kepala, ia tidak mendengarkan perkataan istrinya. Makanya Bunda hanya pasrah dan menunggu Byan pulang dari sekolah.
Bunda yang mendengar ucapan Byan menjadi sedih. "Bunda coba bujuk Ayah lagi. Besok gausah sekolah. Acaranya malam. Maafin Bunda," ucap Bunda dengan hati-hati.
Setelah itu Bunda keluar dari kamar Byan, tidak lupa untuk menutup pintunya.
Na, gue kangen. Lo di mana?
Byan yang kesal mendengar ucapan Bunda nya hanya bisa memukul tembok untuk melampiaskan amarahnya.
Ia tidak berhenti untuk menelfon Nana dan Leon yang tidak ada kabar sama sekali. Cukup lama Byan melakukan hal itu, sampai akhirnya ketiduran.
Nana yang baru selesai makan memutuskan untuk pergi mandi. Sedari tadi ia menahan tangisnya agar asma nya tidak kambuh lagi.
Nana berusaha meyakinkan dirinya bahwa besok tidak akan ada apa-apa. Setelah Nana membersihkan dirinya dan menggunakan piyama tidur, ia melihat handphone miliknya yang memiliki banyak notifikasi.
Aurel dan Shasha sibuk menanyakan Nana dari sore. Terutama Byan, banyak spam chat dan telfon dari pacarnya. Bahkan terakhir telfon 1 menit yang lalu. Nana tersenyum tipis, ia menelfon balik Byan tapi tidak ada jawaban.
Nana berpikir mungkin Byan sudah ketiduran. Air matanya jatuh tanpa disadari. Seperti biasa jika Nana menangis hanya keluar air matanya saja, tetapi tidak ada isakan atau suara sedikit pun yang keluar.
"Byan maaf, maaf. Besok aku usahain buat batalin perjodohannya. Aku janji," gumam Nana pelan.
Nana hanya membalas Byan dengan pesan singkat "Gue udah sama Leon. Besok kayanya gak sekolah, lagi nginap di rumah Papa. Sampai ketemu dua hari lagi."
Setelah membalas chat Byan, Nana menutup handphone miliknya. Ia berjalan kearah jendela, melihat pemandangan lampu Kota yang menyala dengan terang.
Nana melihat kearah garasi, tidak ada motor milik Leon. Ia teringat dengan ucapan Ibu Tirinya tadi bahwa Leon habis bertengkar dengan Papa.
"Leon, maafin Nana ya. Harusnya tadi gue gak kepo buat ngintilin sampai kesini."
Nana berpikir mungkin Leon kembali ke rumah untuk menenangkan dirinya.
Kangen Byan. Kalo gue kasih tau kejadian hari ini, dia pasti tantrum duluan.
Nana yang bosan memutuskan untuk begadang semalaman. Ia ingin membaca komik digital. Tidak peduli jika besok ada acara perjodohan. Toh kalau keliatan lebih jelek malah bagus agar perjodohannya gagal.
Byan yang bangun sekitar jam 4 pagi melihat notifikasi chat balasan dari Nana. Matanya yang masih mengantuk langsung melek.
Byan membaca balasan chat dari Nana dengan perlahan. Ia senang mengetahui kalau tidak terjadi apapun pada Nana.
Byan yang iseng menelfon Nana di pagi buta begini.Beberapa detik kemudian, tak disangka Nana mengangkat telfon nya membuat mata Byan terbelalak. Byan mengucek matanya memastikan bahwa ia sedang tidak ngelindur.
"Halo? Byan!" Suara Nana dari dalam handphone.
"Na ini bukan mimpi kan?" Nana yang baru selesai membaca komik, tertawa mendengar jawaban Byan lewat telefon.
"Ngga. Ada apa pagi-pagi gini? Gak sekolah?" Tanya Nana.
"Sekolah kok! Nana hari ini gak masuk ya?" Ucap Byan terpaksa berbohong kepada Nana.
"Iya lagi nginap di rumah Papa. Maaf ya kemarin balas chatnya lama. Main sama adek aku namanya Ray sama Rey. Kapan-kapan aku kenalin," ucap Nana yang juga berbohong kepada Byan. Padahal kemarin ia cukup lama tidak sadarkan diri setelah mendengar ingin dijodohkan.
"Yaudah, aku mau siap-siap dulu. Bye sayang!" Ucap Byan langsung menutup telfon nya. Padahal ia masih ingin lebih lama lagi untuk telfonan bersama Nana. Tapi ia tidak ingin pacarnya curiga bahwa hari ini ia juga tidak masuk sekolah.
"Hah ngantuk. Udah pagi aja ternyata. Jadi semangat gara-gara denger suara Byan," ucap Nana lalu menutup matanya perlahan dan akhirnya tertidur lelap.
Setelah itu Byan bangun dan memutuskan untuk membersihkan dirinya. Ia masih memikirkan tentang acara perjodohan hari ini.
Lalu setelah membersihkan dirinya, Byan kembali ke tempat tidur dan bermalas-malasan. Karena acaranya malam, ia memutuskan untuk di kamar saja seharian. Ia tidak ingin bertemu dengan Ayahnya di lantai bawah.
Byan merencanakan apa yang nanti akan ia lakukan ketika acara perjodohan. Ia ingin acaranya itu gagal, jika hanya mengandalkan Bunda yang membujuk Ayah pasti tidak akan berhasil.
Byan sudah tidak peduli dengan cara itu dapat mempermalukan Ayahnya. Rasanya ia ingin cepat-cepat hari esok untuk bertemu dengan Nana di sekolah dan menjelaskan semuanya.
Beberapa saat kemudian, waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Nana sudah siap, ia hanya makeup sebentar yang terkesan natural dan gaun nya cukup terbuka. Nana sengaja agar orang yang di jodohkan dengan dirinya ilfeel dan membatalkan acaranya.
Sebenarnya ada beberapa gaun yang di kasih oleh Ibu Tirinya. Tapi ia memilih yang paling terbuka. Nana berpikir Ayahnya tidak akan masalah jika Nana berpakaian terbuka karena gaun nya sudah disiapkan Istrinya.
Papa, Leon, Ibu Tirinya dan dua adik kembarnya, Ray dan Rey mereka sudah menunggu Nana di lantai bawah.
Nana yang menuruni tangga dengan hati-hati tak sengaja bertatapan dengan Leon. Leon menghampiri Nana dan berbisik pelan, "Na apa gak terlalu terbuka? Ganti aja kalo gak nyaman."
"Ssstt! Udah gapapa."
"Na? Yakin?" Tanya Leon sembari mengernyitkan alisnya.
"Iya."
"Nanti kalo lo mau kabur susah kalo pake gaun begini," ucap Leon yang mendapat pukulan keras dibahunya dari tangan Nana.

KAMU SEDANG MEMBACA
BYANTARA [TAMAT]
Teen Fiction"Berharap dia abadi di dalam karya dan hidupku." Bercerita tentang Byantara Shaga Graciano. Hobi bermain basket dan nightride, dipertemukan dengan gadis yang bahkan jarang berkeinginan untuk keluar rumah. Mereka pernah menjalani hubungan tetapi bera...