Kartu As dan The Joker

Sudah menyebar dan oh.. Reyhan..

Part 7

Aku kaget mendengar mas Rizki menanyakan hal yang saat ini menjadi hal yang paling menggangguku.

"Mas Rizki.. kenapa nanya gitu..." aku menjawabnya dengan pelan dengan mataku masih menatap mas Rizki dengan kaget

"Hehehe... bener tho? Walah mas ndak maksud ngejek kok ion.. cuma.. ah ndak enak cerita di jalan. Cepetan pulang yuk, cerita di kamar Dion saja"

Kami segera mempercepat langkah, karena sudah mau sampai.

Sesampainya di kosan, aku segera membuka kamarku dan mempersilakan Mas Rizki masuk ke kamar. Aku segera duduk di kasurku dan mas dion duduk di lantai dekat kasurku. Kasurku memang tanpa dipan, hanya matras saja, jadi memang cocok buat ngobrol.

"Di proyek mas ini lagi ada guyonan Dion, soal titit laki-laki katolik, maaf loh ya, ini mungkin kebetulan aja" Kata Mas Rizki membuka obrolan.

"Guyonan gimana mas? Asal muasalnya itu gimana kok bisa kesana-kesana" aku penasaran

"Jadi... mm.. ya namanya proyek konstruksi gini tho.. temen-temen mas itu ada yang nyewa cewek gitu ion.. ya maklum abis turun rapelan sama lama ngga main, jadi ya mereka pada nyari cewek bayaran gitu. Jebule ada cewek yang milih-milih, nah pas tiba-tiba dia bilang kalau nda mau sama yang katolik, kata dia tititnya kecil. Hihihi.." Mas Rizki lanjut cerita. Aku diam

"Eh.. sorry dek Dion. Kalau tersinggung mas maaf ya.." Mungkin mas Rizki gak enak karena aku terdiam

"Gapapa, terus gimana mas?"

"Nah temen mas yang katolik itu namanya Agus, dia itu paling umuran 31an. mas Agus itu tersinggung terus reflek nampar itu cewek. Ternyata cewek itu kenal baik sama mandor mas. Apesnya, mandor mas yang namanya Aceng itu orang sini yang pikirannya sempit gitu loh, gak suka sama orang-orang pendatang apalagi yang katolik, mbuh ada masalah apa dulunya. Terus si Kang Aceng ini nantang mas Agus buat ngasi liat tititnya" Mas Rizki mulai cerita panjang lebar

"Terus mas Agusnya mau mas???" Aku mulai terbawa ceritanya

"Yoo gmana yo, namanya harga diri dan disitu kan cowok semua Dion, jadi yo santai. Si mas agusnya ngeloco (ngocok) di kamar mandi diliatin temen-temen mas di proyek. Ehh ternyata emang kecil, padahal udah ngaceng itu dia. Hahaha" Mas Rizki tampaknya cerita tanpa memikirkan lagi kegalauanku.

"serius itu mas?.... tapi itu kebetulan aja paling mas.." aku mulai berargumen

"mas juga percaya itu kebetulan kok Dion.. cumaaa di proyek mas itu ada satu lagi pekerja yang katolik, nah ini masih muda umurannya paling beda dikit sama kamu, namanya Hendri. Yaa paling umuran 17 taunan gitu. Dia ini sering ijin kalau minggu mau misa, beda sama si Mas Agus yang emang jarang. Malah di lengannya itu si Hendri itu pake tato salib gitu lah. Sama si mandor, si Hendri ini disuruh ngasih liat tititnya juga, ion. Tau nda. Si Hendri ini kueccilll bgt e tititnya. Padahal biasane kan orang kurus gedhe-gedhe ya. Lah ini, duh gustii, Aku yo malu punya titit segitu"

Aku dibuat panik dengar cerita itu. Aku teringat bagaimana aku diperlakukan di sekolah.

"Si mandor itu emang jahat sih Dion, masa' yo. Si Hendri ini denger-denger kemarin di tusbol sama si mandor dan temen-temennya. Parah pokonya, Dion"

Aku menelan ludah, semakin yakin bahwa situasi di sini gak aman.

"Mas itu di proyek isu ginian udah lama?" Aku mulai berani untuk mengulik

"Yo mas baru tau sih belakangan ini, Dion. Cuman, kalau denger cerita Kang Aceng, dulu-dulu udah ada kasus kayak gini. Makanya mas kemarin bilang ke Dion harus hati-hati di sini"

Jadi proyek mas Rizki ini bagian dari proyek pembangunan jalan tol baru dari ibu kota propinsi hingga ke pantura yang melewati kecamatan ini. Sudah dimulai dari 2 tahun lalu dan sekarang tahap penyelesaian. Proyek Mas Rizki ini mendatangkan banyak pekerja dari jawa tengah sampai sumatera. Mas Rizki cukup beruntung bisa bayar buat kosan. Kalau teman-temannya kebanyakan tinggal di bedeng proyek karena kebanyakan buruh harian, termasuk mas Henri dan Mas Agus itu.