Spartacus dan Mulainya masalah

294 2 0
                                    


Part 3:

Melihat mas Rizki ngaceng, aku sudah tidak bisa fokus. Pikiranku kemana-mana, jantungku berdetak luar biasa. Aku takut yang keluar dari mulut akan menjadi petaka. Namun sayang kesangeanku sudah menyetir mulutku.

"Mas, mas Rizki kok ngaceng?".

Ah Shit! Ingin rasanya aku menampar mulutku sendiri.

"Eh kok ngeliatin aja kamu??" Jawabnya sambil membetulkan posisi kontolnya, tapi matanya masih fokus ke film Spartacus

"Ini lho, teteknya putri raja keliatan"

Ah sial, ternyata dia ngaceng karena itu. Sudah terlanjur harapanku setinggi gunung Ciremai yang kelihatan dari lantai 2 sekolah. Mas Rizki lalu melempar pertanyaan. "Kamu sunat ga to?"

"Eh kenapa mas?" Jawabku

"Ndak, ini di film kok orang-orang sana ga disunat ya?"

Mendapati pertanyaan yang sangat menjurus, hasrat seks ku bergejolak lagi.

"Yah mungkin kebudayaan nya gitu mas, kalo aku disunat kok. Lagian mas Rizki ngapain juga sih merhatiin titit hahaha"

Mas Rizki diam saja, matanya masih terfokus ke layar laptop Toshiba ku. Ya, saat kejadian ini berlangsung laptop toshiba masih eksis! Maklum setting waktu di tahun 2015 Hehe.

Saat itu jam digital di meja menunjukkan tepat tengah malam ketika episode Spartacus ketiga selesai ditonton Mas Rizki. Mas RIzki menggeliat dan menguap. "Wis, tak rehat sek lah, kamu juga ion, jangan begadang, ga baik masih kecil begadang"

"Enak aja! Mas Rizki tuh yang udah tuwir!" Jawabku kesal dibilang anak kecil.

"Hahaha, oke laah, besok kita nonton lagi ya!"

"Siap mas!" Wah sudah pasti aku iyain laah kalau mas Rizki yang minta hehehe.

Lampu kamar aku matikan dan aku rebahan, otakku masih gak bisa lepasin bayang-bayang tonjolan kontol mas Rizki yang begitu besar. Akhirnya tangan ku masuk ke celana dan aku lampiaskan fantasiku malam itu sendirian. Dion. Dion, kasian banget sih ga ada partner!

Belum aja kok...hehe..

----------------------------------------------------------------

(Whatsapp)

Selamat siang, betul dengan Frater Niko? Saya Dion, dari SMK Prima.

Selamat siang, iya betul.

Selang beberapa detik Frater Niko menelepon ku. Suaranya agak berat dan datar. Ah tidak seperti ekspektasiku. Aku berpikir orangnya akan friendly karena dia calon imam. Setelah berdiskusi via Whatsapp call, Frater Niko minta tolong untuk dijemput di terminal hari sabtu jam 10.

Aku bergegas mencari Reyhan

"Rey, bisa pinjam motor hari sabtu?"

"Mau pacaran sama siapa Ion?? Udah dapat aja nih??"

"Bukan, mau jemput frater Niko. Guru agama katolik yang nanti kesini"

Aku kaget melihat raut muka Reyhan yang tadinya ceria jadi seperti serius.

"Eh.. Kenapa Rey?"

"Emang ada guru agama katolik nanti Ion?"

"Iya, kenapa gitu?"

"Hmm.. gapapa kok gapapa....tapi.."

Aku penasaran, kenapa Reyhan sampai segitu kagetnya. "Ada apa Rey? Cerita lah"

"Gak enak aku Ion, mungkin kita ngobrol jangan di sini ya. Yaudah besok kamu pakai aja motor."

Penasaranku makin menjadi-jadi. Akhirnya kami sepakat untuk ngobrolin soal ini di lain waktu setelah aku menjemput Frater Niko.

Kartu As dan The JokerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang