Untitled Part 17

117 12 1
                                    

Kediaman keluarga Narendra, pada malam hari.

Dimana remaja bernama Ice, sedang berkutik dengan laptop di ruang tengah.

Ia tidak sendiri, ada adiknya bernama Thorn sedang mengerjakan tugas sekolahnya.

Rumah besar itu hanya berisikan dua orang saja. Dimana yang lainnya hanya pembantu dan bodyguard. Itu juga mereka kadang masuk ke dalam hanya untuk bersih-bersih, dan rutin pemeriksaan.

Thorn yang masih berkutik dengan buku sekolahnya, matanya sekali-kali melirik Kakaknya itu.

Ada yang ingin ia omongkan...tetapi ia terlampau takut-takut.

Walaupun ngga bakal di marahin sih tetap saja.

" Ada apa Dek ?, dari tadi neglirik Kakak mulu ? " akhirnya si empu yang dilirik mulu bertanya duluan. Membuat Thorn yang tadi sedang meliriknya gelagapan sendiri.

Ice hanya tertawa kecil melihat kelakuan adiknya itu. Dan mendekatkan diri duduk di samping Thorn, sambil mengelus lembut rambut adiknya itu.

" I–itu, Kak Ice...a-aku mau izin main sama Kak Gempa besok boleh ngga ? " tanya Thorn pelan-pelan.

" Hmm, Gempa aja ?, Kakak nggak di ajak ni ? "

" Eh...iya Kak Gempa aja, aku kangen sama Kak Gempa hehehe....besok juga Kak Ice ada rapat bukan sama Kak Hali lagi ? "

" Hmm iya sih.....ya udah gapapa, nanti aku telfon Gempanya ya....besok ikuti terus Gempa, jangan terpisah, dan kalo capek istirahat dulu okay~ "

" Ummm~...Makasih Kak Ice, Thorn sayang Kak Ice hehehe ! " peluk Ice, dibalas oleh Ice.

" Hmm, Kak Ice juga sayang Thorn....sekarang istirahatlah, biar besok nggak ngantuk "

" Iya Kak Ice, Thorn tidur dulu ya bye~bye~ "

Ice menelpon Gempa, untuk memintanya besok menemani adiknya bermain bareng.

Setelah meminta tolong, ia melanjutkan kembali pekerjaannya.

Tetapi matanya tiba-tiba memandang sebuah amplop. Ia mengambil amplop itu, dan melihat kertas undangan di dalamnya.

Yah itu adalah undangan ulang tahun Solar sebelumnya.

Entah kenapa ada rasa aneh yang Ice rasakan, rasanya seperti kangan dengan adik bungsunya itu.

Tetapi ia langsung menepis perasaan itu, dan kertas undangannya ia buang ke dalam tong sampah.

" Biarkan seperti ini....ini terbaik untuk kita berdua "

—-

" AYOKKK KITA MAINNN PUAS HARI INIII !! "

" YEAAYYYYY !! " teriak tiga, hmmm bukan 5 bocah termasuk Luna yang berteriak.

Hari ini adalah hari dimana Thorn main.

Iyaps, Thorn izin main bersama Gempa agar bisa main juga dengan adiknya Solar, dan selain itu ada Taufan dan Blaze ikut main juga.

" Tapi, kok dia ikutan juga sih Kak Luna...ihhh ! " rengek Blaze menatap sinis ke Gempa.

Yah Gempa ikut juga, nemenin Thorn. Karena dia menjemput Thorn di rumahnya tadi, yang pasti pulangnya juga mengantar Thorn ke rumahnya.

" Hei Blaze nggak boleh gitu....kan dia gitu-gitu Kakakmu juga " seru Taufan sambil mengusak-usak rambut adiknya, bukannya di bikin tenang malah tambah gerutu. Dan Taufan paling suka ganggu adiknya satu ini, karena pasti dia akan ngambek-ngambek kucing ke dia.

Sedangkan duo fotosintesis kita ini, sudah bergandengan tangan, sambil bercerita satu sama lain.

" Lucu ya anak-anak, pada semangat banget mau main hihihi " celetuk Luna berdiri di samping Gempa.

Change Fate Protagonis From Fanfic Angst Genre ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang