Untitled Part 13

131 10 2
                                    

Solar dibawa langsung ke rumah sakit, untungnya dia hanya terkena demam biasa dan kecapean karena banyak pikiran.

Jadi Solar di rawat di rumah saja, dan untuk 3 hari kedepan Solar tidak masuk sekolah, ataupun Les untuk mengisi energi terlebih dahulu.

" Dah !, jangan protes okay...ngga masuknya cuman 3 hari kok, jadi fokusin buat istirahatkan badan...nanti kalau udah fit bangets baru boleh balas dendam mau ngapain aja ! " titah Luna kepada Solar.

" Baik Kak, makasih uhuk-uhuk "

" Kak Luna hari ini ke kantor dulu ? " tanya Solar.

" Iya nih...ada yang mau di omongin dulu buat project...habis itu aku langsung pulang kok " sembari mengelus kepala Solar, agar nyaman.

" Iya Kak, hati-hati ya Kak...semangat hehehe " ucap Solar yang masih lemas berbaring di tempat tidurnya itu.

" Siaps~...Mbok Darmi tolong jaga Solar ya Mbok "

" Iya Non, hati-hati di jalan ya Non ! "

" Iya Mbok, Assalamualaikum ! "

" Waalaikumsalam ! " balas Mbok Darmi dan Solar.

Hari ini Luna hanya menghampiri rapat saja dengan ketiga CEO itu, Luna tebak sih bukan rapat amat, cuman mau di introgasi aja paling dia.

Karena Luna ngga lama di kantor, Luna membawa mobilnya sendiri sedangkan Pak Agung antar jemput Blaze dan Taufan.

" Ya Gusti nun Agung, kuatkan hamba mu ini pas ketemu tiga setan yang berada di kantor hamba mu ini...AMINNN ! " gumam Luna dengan di akhiri teriak, untung di dalam mobil.

Sesampai di kantor Luna.....kenapa di kantor Luna mulu sih, karena kantor Luna berada di pusat ibu kota dan tempatnya terjangkau jadi mudah hehehe.

Luna memasuki ruangan kantornya, sudah terdapat para 3 CEO besar yang menunggunya di dalam.

" Sampai juga " Halilintar dengan suara dinginnya tidak seperti biasa.

" Lama sekali " Ice juga ikut bersuara.

" ... " Gempa tidak ikut bersuara, ia hanya menatap Luna.

Andaikan Luna ada telinga kucing dan buntutnya pasti sudah mengarah ke bawah karena merasa takut dengan suasana dalam kantornya sendiri.

' habis ini kayaknya harus ngadain tahlilan deh di kantor biar tentram hawanya ' batin Luna.

" Uhmm maaf karena telat...jadi ada yang mau dibahas kah ?, seingat aku kita sudah selesai membahas buat kemajuan project kita minggu kemarin bukan ? "

" Umm, memang...tapi... " jawab Gempa sedikit ragu-ragu.

Luna hanya menatap ketiga lelaki tampan nan mampan ini untuk menjawab pertanyaannya.

" Luna " panggil Ice.

" Iya ? "

" Kembalikan Solar ke aku " ucap Ice serius, tetapi tatapan matanya tidak ada harapan ingin meminta adiknya itu untuk kembali.

" Untuk ? "

" Apa maksudmu untuk ?, dia adikku jadi wajib untukku membawanya kembali...apalagi dia masih kecil...dia hanya beban untukmu Luna " jelas Ice.

" Apa iya ?...hmmm seingatku aku menemukan Solar—bukan ketiga adikku ini di buang di pinggir jalan bagaikan sampah....jadi ngapain kamu mau mengambil sampah itu kembali hah? "

Ice terdiam, ia tidak ingin menjawab karena memang dia membuangnya tetapi ia tidak menyesal, yang ia sesali karena anak itu masih hidup.

" Luna, apa mau sebenarnya ? " kini Halilintar ikut membuka suara.

" Apa yang kau inginkan hah ?, keuntungan untuk kantormu karena kamu memungut adik dari CEO terbesar di negara ini...dan ingin mengancam kita ? " tanya Halilintar.

Luna yang sedari tadi mendengar Ice dan Halilintar mengatakan 'adikku' ingin sekali ketawa.

Sungguh menjijikan pikir Luna.

" Heh–adik katanya....adik kah hahaha jangan bercanda...bukankah kata-kata itu membuat kalian ingin muntah ?....NGGAK USAH SOK AKRAB AMA ADIK GUA YA ! "

Luna sudah tidak tahan lagi.

" Adikku–ketiga adik pungutku itu ku temukan di pinggir jalan dengan keadaan mengenaskan...untuk seumuran anak seperti itu.

Aku membawanya karena tidak mengetahui apa-apa tentang mereka, dan mereka tidak pernah mengatakan apapun tentang keluarga aslinya karena aku melarang mereka agar bisa sembuh dari trauma mereka.

Pertama kupikir mereka berasal dari keluarga biasa yang memiliki masalah keuangan...ternyata keluarga asli mereka bukan masalah keuangan, cuman masalah otaknya dan akhlaknya aja ga ada hahahaha lucu banget ! "

Luna menatap tajam ketiga pria itu, dan berjalan ke arah pintu keluar ingin kembali pulang ke rumahnya untuk menjaga Solar yang masih sakit.

" Semoga masalah keluarga ini, dan masalah pekerjaan tidak kalian campur aduk...

Aku pulang dulu...adikku ada yang sakit karena ada orang bodoh yang membuatnya banyak pikiran...jika kamu kakaknya pasti kamu merasakan perasaan tidak enak hari ini...bye "

Selesai berbicara panjang lebar Luna berjalan keluar ruangannya untuk balik pulang, meninggalkan ketiga pria itu dengan perasaan tak bisa dideskripsikan.

Karena saya bingung jelasinnya//plak....

—-

Di rumah Luna.

Luna duduk disebelah Solar yang sedang tertidur karena habis makan dan minum obatnya. Matanya serius memandang layar laptopnya itu.

Hingga ia melirikkan matanya ke arah Solar yang seperti mendengar gumaman kecil dari mulutnya.

Mungkin karena efek sedang sakit, Solar seperti tidak merasa nyaman saat tidur. Mukanya seperti memperlihatkan ekspresi ketakutan hingga badannya juga menggeliat tak nyaman.

" Solar " Luna langsung mengelus rambut halus Solar agar ia merasakan nyaman saat tertidur.

" Ugh–Kak Ice–hiks maafin Solar–hiks " gumam Solar, yang sepertinya bermimpi buruk tentang masa lalunya.

" Hushh Solar, tenang saja...Kak Ice tidak akan menyerang lagi karena ada Kak Luna, Kak Blaze, dan Kak Ufan melindungi kamu "

" Karena itu kamu harus berani, karena sekarang ini kamu tidak sendiri lagi "

bisik lembut Luna yang masih tidak berhenti mengelus surai rambut Solar.

Solar perlahan mulai tenang, nafasnya yang sedari tadi seperti sesegukan ingin menangis kini mulai stabil. Mukanya memperlihatkan ia mulai nyaman dalam mimpinya.

Luna tersenyum simpul, dan mengecup kepala adik bungsunya.

" Mimipi indah Solar, dan jadilah kuat saat kamu bangun nanti "


-----

Nah gini kan bener 

Terimakasih semuanya bener-bener

sudah menyempatkan memberikan vote dan baca cerita ku ini

dan kalau ada waktu berikan komentarnya juga :D

Makasih ya~....sampai bertemu di cerita selanjutnya :D 

Change Fate Protagonis From Fanfic Angst Genre ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang