11. Teman Ayah

128 15 0
                                    

Hari ini Heeseung ada kelas siang sekitar pukul 11 nanti, sedangkan sekarang jam masih menunjukkan pukul 9 pagi. Karena masih selisih 2 jam, Heeseung memutuskan untuk bersantai dulu. Ia keluar dari kamarnya hendak menuju ke dapur untuk mengambil sesuatu yang setidaknya bisa dimakan.

Dalam perjalanannya dari kamar ke dapur ia tak melihat satu orangpun temannya, sepertinya mereka sedang ada kelas pagi semua. Heeseung tak menghiraukan ia masih lanjut menuju dapur. Betapa terkejutnya ia saat di dapur sudah ada 2 orang pria, ayahnya dan teman ayahnya kemarin.

Heeseung tak mengerti apa yang membuat pria tinggi kemarin datang ke rumahnya, dan mengapa ayahnya tidak berangkat ke kantor malah asyik bermain masak-masak dirumah.

"Nggak ngampus?" celetuk Minho tiba-tiba.

Heeseung yang sedang membuka lemari es langsung menghentikan kegiatannya.

"Ngampus, nanti jam 10 an berangkat. Ayah sendiri ngapain nggak ke kantor?" tanya Heeseung balik.

"Suka-suka direktur, kalo bisa dirumah ngapain ke kantor."

"Sombong amat!" Heeseung tampak kesal, ia memilih untuk melanjutkan kegiatannya mencari sesuatu yang bisa dimakan.

"Eh, bang, sini deh. Cobain masakannya Kei."

Heeseung yang teringat kejadian semalam, dengan sedikit ragu mendekat ke meja pantry. Sebuah hidangan berbahan dasar ayam itu tampak menggugah selera, baunya yang wangi menjamin rasanya pasti tidak akan gagal.

Dengan satu suapan, Heeseung dibuat kagum oleh makanan yang masih panas itu. Enak!

"Gimana? Enak, kan?" ujar Minho seakan bisa membaca melalui ekspresi Heeseung yang tidak bisa berbohong.

"Bulan depan ini bakal jadi menu baru di cabang Asia. Khususnya Korea sendiri, Jepang, sama China. Gimana?"

Heeseung mengangguk semangat. "Boleh-boleh, nanti biar Heeseung ajak temen-temen buat nyobain. Enak banget!"

Yang dipuji secara tidak langsung diam-diam tersenyum gemas.

"Yaudah, sana pergi. Ayah cuma mau ngasih tau itu aja."

Heeseung kembali mengambil sesuatu di lemari es dan berjalan menuju ke taman. Makan stroberi segar yang diberi lelehan coklat ditemani dengan semilir angin taman membuat Heeseung jadi tidak ingin pergi kemana-mana.

"Ekhem ... "

Di saat tenangnya mengunyah stroberi-coklatnya, sebuah suara sopan menegur pendengaran Heeseung. Dilihatnya siapa yang datang dari arah belakang.

Huh, Heeseung jadi teringat semalam.

"Oh, kak Kei." Dengan gugup Heeseung menggeser duduknya memberi isyarat Kei untuk ikut duduk.

"Kuliah dimana?" tanya Kei dengan pertanyaan mendasar.

"Di SNU."

"Ayahmu bilang udah S2 kedokteran, ya? Niat mau ambil spesialis?"

Heeseung mengangguk semangat. "Iya, mau ambil ortopedi, sih, kak."

Kei tampak berpikir. "Kalo ambil spesialis jadi sibuk sama karir doktermu, dong?"

Seperti tahu kemana arah pembicaraan ini, Heeseung menjadi cemberut. "Iya, dan nanti kayaknya bakal Sunghoon aja yang ngelanjutin ayah."

"Kenapa nggak dicoba belajar bisnis ayahmu dulu? Toh, meskipun nanti bakal dipegang adikmu."

"Takut nggak fokus kak, apalagi bisnis ayah ini kan udah besar banget, bakal luas banget yang dipelajari nantinya."

Kei tersenyum. "Kakak bisa bantu, kakak tau gimana caranya biar kamu nggak terbebani."

INSIDE THE PALACE || Stray Kids x EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang