Keesokan paginya Seungmin sudah berada di dalam kamar anak bungsunya, duduk berhadapan di ranjang luas milik anaknya.
“Kamu mau kan, Jake? Sebentar aja.”
Dengan segala pertimbangan, Jake pun mengangguk.
“Kamu jaga jarak dulu sama mereka berdua, ya? Suasananya masih panas, takutnya mereka bertengkar lagi. Nggak apa, kan, sayang?”
“Nggak apa, mom. Lagipula ini semua awal mulanya dari Jake juga, jadi Jake harus sadar posisi sekarang.”
Pagi itu ruang makan super mewah yang biasanya berisi 15 orang, hanya menyisakan 7 dari mereka. Bukan menghindar dari masalah, hanya saja takut terjadi perkara lagi. Bahng sekeluarga memilih untuk menemani Jake, dan MinSung sekeluarga memilih untuk memisahkan 2 bersaudara itu terlebih dahulu hingga jalan keluar ditemukan.
Kebetulan hari ini hari libur nasional, tak ada satupun dari ke-15 orang keluar dari rumah. Para maid pun diliburkan selama 2 hari.
Suasana dalam istana masih terasa canggung. Heeseung dan Sunghoon berdiam diri di kamar masing-masing, sementara orang tua mereka sedang berbincang dengan ChanMin guna mencari jalan keluar.
Keluarga yang tak tercampur dalam permasalahan memilih untuk tak ikut meributkan, biarkan menjadi musyawarah antara dua keluarga. Anak-anak? Memilih untuk bermain bersama juga menemani Jake sehingga tak begitu kalut dalam masalahnya.
Di dalam kamar MinSung, 4 orang tua itu tampak termenung bingung. Belum ada satupun jalan keluar yang mereka temukan.
“Gimana? Gue nggak bisa biarin Jake terus dirundung ketakutan. Dan gue juga nggak mau anak kalian terus-terusan menghindar,” ujar Seungmin dengan wajah risau.
“Gue ada ide, karena Jake yang cinta sama Sunghoon tapi juga suka sama Heeseung. Gimana kalo kita nikahin dulu Sunghoon sama Jake?” usul Minho yang cukup membuat yang lainnya melongo.
“Terus Heeseung? Maksud kamu gimana?” Jisung masih tak mengerti.
“Gimanapun juga Sunghoon yang pertamakali mati-matian dapetin Jake, jadi maksud aku biarin Sunghoon milikin Jake dulu sepenuhnya. Tapi bukan berarti kedepannya SungJake harus cerai enggak. Gimana ya, cuma itu yang bisa aku saranin, sayang.”
“Aku juga tau gimana perjuangan Sunghoon waktu itu ke Jake. Kalau tiba-tiba langsung dibagi dua sama Heeseung tanpa Sunghoon dapet apa-apa, malah yang ada anak itu makan hati. Gimana? Lo setuju nggak, Chan?”
“Min, bukan berarti gua jadiin anak lu sebagai boneka dengan kata-kata 'Sunghoon belum dapet apa-apa'.”
Chan dan Sungmin tampak memandang satu sama lain.
“Terus? Hubungan Heeseung sama Jake mau lo gimanain?” tanya Chan.
“Kalo itu, biarin dua orang yang urusin. Gue cuma nggak tega lihat perjuangan Sunghoon yang dibales kayak gini. Tapi nggak berarti gue memihak ke anak bungsu gue. Lo paham nggak, sih?”
“Oke-oke, gue paham dan gue ngerti gimana perasaan lo sebagai orang tua. Kalo gitu, biar gue bilang sama Jake, dan lo bilang ke anak-anak lo. Kalo ternyata setuju, biar gue siapin semuanya.”
Chan dan Seungmin pun berdiri, Minho menyalami keduanya. “Gue minta maaf banget sama lo berdua dan Jake. Gue juga nggak nyangka bakal ada masalah kayak gini.”
“Gue juga minta maaf udah bikin anak lo jadi renggang.”
“Nanti kita omongin baik-baik ke anak-anak, makasih Min, kak Chan.” Jisung juga menyalami keduanya.
Sementara di sisi lain. Sunghoon berjalan keluar kamar, kaki panjangnya melangkah menuju dapur guna mengisi ulang botol air minum yang biasa ia bawa ke dalam kamar.
Begitu selesai dengan kegiatannya, Sunghoon keluar dari dapur. Tapi matanya tak sengaja bertemu dengan sosok Jake yang kebetulan hendak masuk ke dalam dapur juga. Niat awal Sunghoon untuk kembali ke kamar ia urungkan, Sunghoon meninggalkan asal botol minumnya di meja.
Sunghoon membuang muka, teringat hal yang kemarin baru saja terjadi. Kaki Sunghoon melangkah cepat keluar dari istana, berjalan menuju ke taman yang ada di belakang. Meskipun jauh Sunghoon tidak menghiraukan, dia masih ingin menghindari Jake untuk beberapa saat.
“Sunghoon!”
Yang dipanggil berbalik, tak disangka kekasihnya mengikuti hingga sejauh ini sampai ke taman belakang yang berada di sudut luar istana.
Jake berlari kecil menghampiri Sunghoon. Katakanlah Jake mengabaikan peraturan dari orang tuanya untuk menghindar dari 2 saudara. Jake rindu dengan sosok Sunghoon.
“Sunghoon, maafin Jake.”
“Ini semua salah Jake.”
“Ngapain lo kesini?”
Bagai disambar petir, tak seperti biasanya Sunghoon dingin dengan Jake. Hati Jake hancur, tapi tak sehancur seperti hati Sunghoon.
“Sunghoon, Jake kangen. Maafin Jake, ya?” Masih dengan wajah sedih, Jake berusaha meluluhkan lagi hati Sunghoon.
“Jake tau ini salah Jake, tapi tolong Sunghoon jangan kayak gini. Jake takut banget kehilangan Sunghoon.”
“Jake ngaku selama Sunghoon ninggalin Jake buat pentas kesana-kemari Jake kesepian, dan kebetulan ada kak Heeseung yang mau hibur Jake. Jake juga ngaku karena perlakuan Heeseung yang baik Jake jadi suka. Tapi Sunghoon percaya sama Jake, Jake setiap hari nungguin Sunghoon buat kembali ke Jake. Meskipun akhirnya Jake khilaf dan berakhir nyari pelampiasan. Jake juga ngaku Jake suka sama kak Heeseung juga, kalian berdua ada di hati Jake.”
“Kalo emang Sunghoon udah terlanjur marah nggak apa, emang ini semua salah Jake. Tapi Jake minta tolong, Sunghoon jangan cuek, ya? Yang ngerti Jake selama ini selain keluarga Jake ya cuma Sunghoon aja. Tapi kalo Sunghoon udah nggak mau juga nggak apa, Jake bakal berusaha sebisa mungkin buat jauh dari Sunghoon. Maaf, ya?”
Jake tertunduk, setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya. Menyesal atas semua yang ia perbuat selama Sunghoon tidak ada.
“Jake.”
***
TBC.-Jizah
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE THE PALACE || Stray Kids x Enhypen
RomanceBukan, ini bukan cerita dongeng. Hanya beberapa penggal kisah yang menceritakan 4 keluarga tajir melintir yang memutuskan untuk tinggal di satu rumah. Atau sebut saja istana karena ukurannya yang ugal-ugalan. -Special Story from SkzEnhaTeam- [update...