HOLAAAHOLAAA, MET MEMBACA YH
🐡🐡🐡∞∞
"Begitulah cara kerja semesta. Semesta tidak akan mempertemukan kita sama seseorang tanpa sebab. Semuanya pasti ada alasannya."
∞∞
KBM telah dimulai pukul tujuh lewat empat puluh lima menit. Semua siswa-siswi yang sedang berkumpul bersama teman-temannya di depan kelas pun segera memasuki ruang kelasnya masing-masing. Namun, ada beberapa siswa-siswi yang masih beraktivitas diluar kelasnya karena freeclass. Tetapi tidak dengan kelas Zoya yang pagi-pagi sekali sudah disuguhi pelajaran IPS. Jika ia disuruh memilih antara MTK atau IPS, maka ia lebih memilih MTK.
"Buka buku paketnya halaman tiga. Kalian simak sampai halaman dua puluh satu, ya. Tentang penjelasan benua Asia dan benua lainnya." titah wanita berisi, berambut pendek memakai kacamata persegi panjang. Ia mengeluarkan sebuah buku paket dan ballpointnya dari totebag. "Saha nu teu asup ayeuna?" tanyanya menulis tanggal di lembar kertas absen.
Lihat? Bahkan guru-guru disini pun juga lebih sering menggunakan bahasa Sunda dibanding bahasa Indonesia.
"Dodi, Bu." jawab Ika dengan suara cemprengnya.
"Keterangannya naon? Geuring lain?"
"Teu aya keterangan, Bu. Manehna geu teu izin ka Bu Iam."
"Coba yang rumahnya deket Dodi, samperin. Bising Dodi geuring, kitu,"
Hadi dan Alvian tertawa. "Mustahil bangat manehna geuring, Bu."
"Nggak boleh gitu, kan siapa tahu, makanya cek dulu."
"Het, meuni rajin pisan si Ibu teh datangna," keluh Intan.
"Apa neng?"
Gadis yang duduk paling depan refleks menutup mulutnya. Panik, ia mengumpat pada teman sebelahnya. Gadis yang bernama lengkap Intan Khairunnisa mengira pembicaraan tadi itu tidak terdengar oleh Ibu yang mengajari pelajaran IPSーIbu Pesta Sidabutar.
"Ibu datengnya rajin banget, ceunah," jelas Hadi yang duduk paling belakang barisan kanan.
Intan menatap Hadi sinis. "Anying sia." umpatnya tanpa suara. Hadi yang melihat itu hanya cekikikan.
Semuanya tertawa.
"Maaf, ya, neng Intan. Ibu cuma sebentar, kok. Karena ibu dipanggil sama disdik Kabupaten Bekasi," tutur Bu Pesta lembut. "Geus dibuka ncan?"
"Enggeus, Ibu,"
"Ibu dengar-dengar, disini akan ada anak baru,"
"Saha, Bu? Awewe apa lalaki?" tanya Alvian antusias.
"Cowok kayaknya,"
Alvian mendengus. "Lalaki wae, ah," protesnya.
Berbeda dengan Ika, ia justru sangat girang mendengar pernyataan Bu Pesta bahwa ada siswa baru dikelasnya. "Kajeun, weh. Siapa tahu cogan," katanya.
"Lo juga kenapa harus cowok, sih?" sahut lelaki yang bertubuh gempalーTira.
Ya. Memang benar adanya yang dikatakan Tira. Alvian adalah murid baru di sekolah ini yang sudah menginjak dua bulan. Ia pindahan dari pondok pesantren. Alasan dirinya pindah itu karena ia tidak betah. Alias, ia dipaksa orang tuanya untuk menetap di pondok pesantren. Dan alasan orang tuanya menyetujui permintaan Alvian yang ingin pindah itu karena Mamahnya capek menghadapi Alvian yang sangat sering kabur dari pondoknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/359762683-288-k426470.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
RomanceMenurut Zoya yang berucap pada 15 Juli 2019ーDerlangga itu bagaikan aksara yang ada di dalam kalbunya, hingga menjadi 'amerta' yang selalu ia kenang dalam aksara indah. Tetapi Zoya lupa dengan perkataan Bundanya, ketika ia mencintai seseorang, hanya...