07. Malam Milik Adiwiyata's

16 2 0
                                    


Untuk acara camping, semua memiliki tugas masing-masing. Bagian menyewa tenda jelas ada Manggala, sebab laki-laki itu yang memegang kendali lebih. Kavi lebih memilih menghampiri Ayah yang masih di kantor, jika menunggu Ayah pulang, kemungkinan camping akan tidak berjalan malam nanti.

Aturan yang pernah Ayah beri juga mempengaruhi hal tersebut, katanya, jika tidak mendesak, lebih baik menghampiri Ayah secara langsung. Yang artinya, tidak ada informasi melalui telfon jika tidak mendesak.

Kavi membawa mobilnya melaju, seperti tujuannya, ia tak berhenti di mana saja, kecuali tempat tujuannya. Sebelum berangkat, ia sudah lebih dulu memberi kabar pada Ayah bahwa ia hendak membicarakan suatu hal.

Pintu ruangan, secepat mungkin Kavi ketuk. Kemudian berujar, "Ayah, ini Kavi." Sebagai informasi untuk sang Ayah, agar segera di perbolehkan memasuki ruangan.

"Masuk aja, Bang."

Mendengar jawaban dari Ayah, Kavi bergegas mendorong pintu ruangan Ayahnya.

Kavi berhenti, tepat di depan meja kerja Ayah. Laki-laki itu mendengus sebal, Ayahnya tak kunjung menyuruhnya untuk duduk, padahal beliau sendiri yang selalu bilang, kalau bertamu, belum dipersilahkan untuk duduk, jangan duduk.

"Kamu ngap-?"

"Oh ya lupa, duduk-duduk."

"Sana di sofa, ini nyelesaiin dikit lagi, nanti Ayah kesana."

Kavi jelas hanya menuruti saja, setelah menduduki sofa, ia mengambil ponselnya dari saku celananya. Tubuhnya disenderkan pada senderan sofa, tangannya berkutik pada ponselnya, membuka grup chating yang berisi keluaraga Adiwiyata.

Adiwiyata' Fams

Bang Gala : Tugas sewa tenda selesai nih, yang lain gimana?

Jaksa : Yang lain itu lelet, kaya uler keket, Bang Gala yakin udah pada selesai?

Bang Arjun : Khusus buat Jaksa, ngga dapet makan.

Duta : Beli apa kita, Bang? Ya betul, beli sawi putih.

Anda : Ribut mulu, ini Ayah aja masih kerja dari tadi

Anda : Belum tentu di acc juga, rek

Bunda : Ayah mu itu gitu, kerja mulu

Bunda : Tapi tenang aja, Ayah pasti kasih izin

Ayah : Dari tadi apanya? @KV

Ayah : Kamu aja baru dateng

Setelah membaca bubble chat dari Ayah, Kavi segera mematikan ponselnya, kemudian ia menatap Ayah yang berjalan mendekatinya, Kavi tersenyum guna mengalihkan rasa canggung yang ia rasakan.

"Kamu ini, jual nama Ayah ni?" ujar Ayah dengan menduduki sofa single di samping sofa yang Kavi duduki.

Kavi tertawa sedikit keras, "Haha, engga gitu sebenernya. Cuma tu, anak-anak Ayah pada ngga bener semua."

"Kamu juga dong?"

"Hesss ... "

"Ayah udah tau, kalian mau camping. Tapi, coba kamu izin pakai bahasa kamu ya." pinta Ayah dengan meraih ponsel Kavi yang sebelumnya tergeletak di atas meja.

Melihat hal tersebut, bagi Kavi, bukanlah apa-apa, Ayah maupun Bundanya selalu memeriksa ponsel milik anak-anaknya. Kedua orang tuanya juga pasti menyadari, kalau saja mereka bukan lagi anak kecil, namun itu suatu hal peduli yang telah diterapkan di keluarga mereka.

"Jadi, Bang Gala, Bang Arjun, dan aku, sempet buat rencana buat camping. Mumpung hari ini hari Jumat, besok Duta, Rivan sama Ayung jelas libur, kalau Bang Gala kan emang lagi ngga disuruh buat ke kantor, sedangkan Jaksa sama Kaisar kan ngga ada jadwal Sabtu besok, nah aku kalau ngga salah itu online, dan Bang Arjun lagi skripsian, katanya sekalian cari refrensi."

Same TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang