Chapter 1 : Ginger-Head

380 24 1
                                    

"Apa?!kau pasti bercanda kan?!"Teriakku kuat-kuat.

"Maaf,tetapi ia memaksa.."

"Itu bukan berarti alasan untu--"

Klek

Sambungan diputus.

Hari pertama yang bagus di New York.Apartemen yang harusnya duluan kuambil tiba-tiba sudah ditempati orang lain tanpa sepengetahuanku.Dan aku disini,tak tahu harus kemana lagi untuk mencari tempat tinggal.

Aku Robin Wemsley Baker--cewek berambut coklat yang berumur 23 tahun memutuskan untuk pindah dari countryside california ke New York.Ibu dan Ayahku melarangku,tetapi karena aku bersikeras mereka akhirnya membiarkanku pergi.Aku berniat untuk merubah hidupku yang membosankan disini.Aku belum memutuskan mau kerja apa disini,yang pasti bukan di bagian kebersihan di mcdonald.

Sekarang aku duduk di bangku airport,menekan hidungku yang bersemu merah.Aku tidak tahu harus kemana sekarang,aku tidak punya kenalan atau saudara disini dan sebentar lagi malam akan tiba.Dimana aku harus bermalam?

Depresi--aku menarik koperku dengan malas.Betul-betul hari yang buruk,pikirku.Desember--musim salju,jaket biru yang kukenakan tidak cukup untuk menahan hawa dingin.

Aku mendecak,masih tak habis pikir kenapa nasibku sial sekali di kota yang sangat asing ini.Aku sudah berniat untuk bermalam di motel sebelum sebuah selebaran terbang ke arahku dan mendarat tepat di mukaku.

"Selebaran sial--"Aku terdiam setelah membaca tulisan di selebaran itu.

'Dicari orang untuk berbagi biaya apartemen di 22th Avenue Street yang berminat silakan telfon ke nomor dibawah'

Aku terperanjat,hampir menangis karena terlalu senang.Betul-betul pertolongan di waktu yang tepat!
Aku segera menelfon pemilik apartemen itu.

"Halo?"Seorang Laki-laki mengangkat telfonnya,suaranya lumayan berat. Dia memakai aksen Inggris.

"Ah..halo,aku berminat untuk berbagi apartemen denganmu.."

"Betulkah?"Suaranya tiba-tiba menjadi sedikit lembut "Mau bertemu sekarang atau..?"

"Sekarang saja,aku akan segera ke apartemenmu"

Ternyata avenue street lebih jauh dari yang kubayangkan,hampir 30 menit dengan taksi.Tapi,banyak sekali skyscraper disitu---membuat jalan tampak berwarna-warni.Apartemennya lumayan besar,sepertinya memang dibuat untuk ditinggali 2 orang.

"Lantai 12,nomor 9A...ah ini dia"

Aku berdiri di depan pintu,entah kenapa aku merasa nervous.Padahal saat di telfon tadi aku biasa saja,apa karena dia cowok?

Aku mendengar suara langkah kaki disebelahku,aku menengok ke kiri dan menemukan cowok berambut--tunggu...merah?memakai kacamata frame petak lengkung,rambut merahnya yang berantakan tidak terlalu panjang.Matanya bewarna hijau cemerlang,ditambah sedikit bintik-bintik di pipinya.Ia memakai kaos putih dengan celana biru selutut,ia membawa bungkusan plastik putih.

"Ah,kau pasti..."

"Robin"Celetukku.

"Robin!Robin!maaf aku belum memperkenalkan diri,namaku Harry Parker.Senang bertemu denganmu Robin"Ia mengulurkan tangannya untuk bersalam.

"Jadi..kenapa kau mau membagi apartemen ini?biayanya terlalu mahal?"Aku balas menyalamnya.

"Ya,itu termasuk salah satu alasannya.Tapi aku memang tak bisa tinggal sendiri"Ia merogoh-rogoh sakunya,mencari kunci.

"Kau baru pindah?"Tanyaku balik.

"Yap"Gumamnya "Aku dari Skotlandia"Ia menemukan kuncinya,lalu membuka pintu dengan pelan.

22th Avenue Street Paranormal InvestigatorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang